Bukan Solusi, tapi Kata Maaf yang Yamaha berikan buat Rossi dan Vinales. Weleh?

Diposting pada



Motomazine.com – Masbro, asli ngilu melihat performa Rossi dan Vinales di sesi kualifikasi MotoGP Austria semalam. Bagaimana tidak, dua pembalap pabrikan garputala ini terlihat terseok-seok, sangat kesulitan menemukan pace terbaik agar M1 start dari barisan depan. Dan hasilnya, miris, Vinales start dari posisi 11, sementara Rossi 14.

Sedari awal hadapi seri Austria, Rossi dan Vinales memang terlihat sangat berjuang dengan tunggangannya. Baik di trek kering (fp1) hingga di trek basah (fp2 dan fp3) keduanya tak mampu berbicara banyak. Parahnya Rossi justru harus terlempar ke sesi Q1 dan tak bisa merangsek ke Q2, stuck di posisi 14.
Momoknya? Tetep….memblenya akselerasi Yamaha M1. Yap, kurang pintarnya elektronik mengatur distribusi tenaga mesin ke ban belakang membuat Rossi dan Vinales kelimpungan. Dan karena kekesalan yang sepertinya sudah memuncak, akhirnya tim Yamaha menyampaikan permintaan maaf pada Rossi, Vinales dan media atas masalah yang mendera Yamaha M1 versi 2018.
Baca juga:


Adalah Marketing & Communications Manager Yamaha MotoGP William Favaro, didampingi Lin Jarvis yang menyampaikan permintaan maaf itu.

“Kami berhutang penjelasan kepada pembalap dan juga kalian para media,” buka Favaro yang juga mendapat pendampingan dari M1 Project leader Kouji Tsuya.
“Hari ini kami menghadapi masalah yang sulit. Kami akui kalah akselerasi dibanding Honda dan Ducati. Oleh sebab itu kami meminta maaf pada pembalap kami. Dan hingga saat ini kita masih terus mencari solusi,” tambah Tsuya.

Favaro, Tsuya dan Jarvis saat sampaikan permintaan maaf pada Rossi dan Vinales

Lebih lanjut menurut Favaro Yamaha akan kembali melakukan tes di Misano sebelum seri Silverstone serta di Aragon, tepatnya setelah seri Aragon. Mereka akan tetap fokus pada masalah utama M1 yakni akselerasi.

“Kami akan melakukan testing di Misano sebelum Silverstone, dan setelah Silverstone di Aragon. Kami harap ini menjadi solusi akhir atasi krisis sehingga kami bisa bangkit,” tutur Favaro. Tak hanya Favaro, Lin Jarvis juga mengamini masalah alselerasi pada M1.
“Seperti yang dikatakan Valentino Rossi, masalah terbesar adalah pengaturan elektronik. Akselerasi saat traksi lemah adalah problem utama kami. Sedang base set up M1, Rossi menyukainya. Di sinilah kami harus bekerja,” tambah Jarvis.

Masalah M1 sama dengan musim 2004

Masalah akselerasi ini sebenarnya sudah terjadi sejak 2004 silam. Saat pertama nyemplak Yamaha, sebenarnya M1 bukanlah motor yang kencang. Makanya, sedikit ‘aneh’ saat Rossi langsung menang di seri perdana Welkom.

“Saat aku pertama bergabung dengan Yamaha 2004 silam, masalahnya sama. Justru lebih parah. Namun saat itu Yamaha bereaksi dengan cepat. Hingga setahun kemudian semua masalah teratasi,” ungkap The Doctor di tempat berbeda.
“Mereka membuat organisasi berbeda. Mereka bereaksi dengan mempekerjakan lebih banyak orang dan mengeluarkan banyak uang. Dan hasilnya, satu tahun kemudian saya mendapati M1 sebagai tunggangan terbaik yang pernah saya miliki. Menurutku situasinya saat ini sangat mirip. Saya merasakan masalah ini sejak Agustus dan September tahun lalu. Yang menjadi fokus adalah ketika ban mendapatkan stress, di situlah kami tak mendapat traksi maksimal. Saya harap Yamaha cepat merespon, karena masalah ini sudah berjalan setahun,” tukas Vale.

Yoi masbro, jika sampeyan terus ngikutin perjalanan balap MotoGP, terutama saat Rossi pindah ke Yamaha, semuanya berjalan sangat menarik. Seperti drama, semua tertata dan begitu teratur.
Mulai dari Rossi yang mengendap ke paddock Yamaha untuk menjajal nunggang M1 pertama kalinya, bagaimana komentar Vale yang sebut kabel-kabel M1 berantakan bak hal yang tak terurus, hingga bagaimana Rossi-Burgess-dan-Furusawa bekerja bersama membangun M1 yang akhirnya menjadi motor paling disegani di grid MotoGP.

Valentino Rossi dan Yamaha M1 (2005)

Seperti yang Vale katakan, doi mendapat tunggangan terbaik, YZR-M1 di tahun 2005, setahun pasca ia gabung bareng tim garputala. Sangat ironis jika kita menyaksikan M1 yang sekarang.
Apakah M1 2018 jalan di tempat? Oh, tentu saja sangat tidak masbro… M1 2018, seperti dikatakan Jarvis dan diamini Rossi adalah motor dengan basis yang bagus. Motor ini lincah, lebih gesit dari versi 2017. Namun lagi-lagi, pengaturan elektronik sebagai penyalur tenaga ke roda belakang yang belum terkondisi sempurna. Dan hasilnya, dibanding Honda yang berani makin rebah, dan Ducati yang makin nurut diajak nikung, M1 hanya jadi bulan-bulanan.
So, lebih jelasnya kita saksikan saja balap MotoGP seri Austria sore ini. Semoga ada keajaiban buat Rossi atau Vinales. Semoga berguna… (mmz)

Lebih dekat dengan Motomazine di:

  • e-mail: motomazineblog@gmail.com
  • facebook: motomazine.com
  • twitter: motomazine
  • IG: @motomazineblog
  • Youtube channel: Motomazine
  • WA: 085233819298
  • BB: D8DCFC9A
Gambar Gravatar
Penulis adalah penghobi dunia otomotif yang mencoba berbagi info kepada pemirsa semua tentang berita terbaru seputar sepeda motor, mobil, balap dan MotoGP. Terima kasih sudah berkunjung ke blog sederhana ini dan semoga bermanfaat.

3 komentar

Silahkan sampaikan uneg-uneg pemirsa di sini