Ngetrail gak Pakai Skill? Mending GAK USAH

Diposting pada
trail ponorogo motomazine.com

MOTOMAZINE.COM – Selamat pagi pemirsa, pagi-pagi semoga tetap selamat. Yap, berawal dari timeline FB yang mempertontonkan kenangan setahun lalu, saya jadi tergelitik buat nelurin artikel yang satu ini. Sesuai judul, Ngetrail gak pakai skill? Mending gak usah! Sebuah ungkapan yang mungkin sedikit kontradiktif, namun akan menjadikan pandangan kita berbeda tatkala kita sendiri terjun ke medan trabas dan melakoninya.

Pengalaman ngetrail yang sesungguhnya ini mmz dapatkan ketika didaulat menjadi tester rider MPM Ponorogo untuk ngetes Honda CRF150L. Motor trail terbaru Honda yang kala itu masih sangat kunyus-kunyus karena baru saja didatangkan pihak dealer. Ajiib, tuh CRF150L langsung diizinkan buat dibawa masuk ke jalur trabas, hutan Centong, Pulung.

Sebagai newbie saya jelas sanksi lah bagaimana kondisi hutan Centong. Apakah trek standar pemula, menengah apa malah expert. Dan berkat dorongan semangat dari salah satu peserta trabas saat itu yang bilang begini, “Tenang mas, jalurnya standar”, saya pun langsung sumringah… Pencet dobel starter dan gas masuk ke hutan.

Namun begitu masuk 100 meter saja dari bibir hutan, aura angker jalur trabas profesioanl mulai terlihat. “Wedhus tenan…!!!!” gumam saya. Trek yang ternyata berbatu terjal plus runtuhan-runtuhan batang kayu dipadu lumpur sisa hujan semalam langsung jadi menu sarapan pagi itu.

komunitas trail ponorogo motomazine.com

Sayang banget, rencana mengabadikan momen ngetrail lewat video langsung gagal seketika karena action cam yang sudah saya siapkan lupa tidak diisi memori… Moncrot tenaaaannn!!! Mau beli mmc dimana cobak? Sedangkan kondisi start pun sudah dekat dengan hutan.

Yawes, meter demi kilo pun terlalui tanpa kamera pengabadi momen-momen seru, jerit dan tawa, serta suara plastik cover motor beradu dengan tanah dan pohon…wkwkwk… Tapi nyata, itu semua terekam jelas di otak saya. Hingga sekarang.

Perjalanan seru selama tiga jam menyusuri hutan Centong sukses menjadi penggugah adrenalin sekaligus memori yang ternyata nagih juga. Hahaha… Masih jelas kebayang saat saya harus gubrak di tanjakan “Kakang”, serta gubrak kedua kalinya saat coba nyari jalur “mlipir” menghindari tanjakan yang sudah hancur oleh motor-motor yang lebih dahulu melintas.

Dan inilah kenapa mmz sebut kalau gak punya skill mending gak usah ngetrail. Asli, sakit Cak… Belum lagi resiko yang mungkin bisa menimpa diri kita akibat terjatuh dari motor. Karena namanya ngetrail itu rentan sekali dengan yang namanya jatuh.

Tapi meski begitu, walaupun noob begini, temen-temen yang sudah lebih expert dalam bidang trail ternyata juga kaget dengan performa saya..wkwkwk… Lha piye, wong jumlah jatuhnya saya malah lebih sedikit dari para peserta trabas lain yang sudah lebih sering masuk hutan. Hmmm… seneng inih…hahaha…

Performa Motor jadi Penentu

crf150l trail ponorogo motomazine.com
CRF150L trabas hutan Centong

Selain skill, performa motor ternyata juga jadi penentu. Mungkin sebelum ngetrail sampeyan biasa nontoon jagoan-jagoan trail asal luar seperti Cak Adam Riemann, lek Graham Jarvis atau bahkan om Antonio Cairolli si pemegang 9 kali juara dunia MXGP. Oke, itu bisa jadi pelecut semangat. Tapi tetep saja Cak. Mereka nunggang, KTM, Husqi, atau om Gajser dengan CRF450R yang emang didesain khusus buat trabas. Selain emang skill mereka sudah masuk dalam kategori alien sih… :mrgreen:

Saat anda nunggang CRF150L, KLX150, atau Viar CrossX standar, sebaiknya anda berpikir ulang untuk pencilakan di tanjakan. Dan ini yang saya alami kala itu Cak. Ban depan belakang sudah saya kurangin anginnya sedemikian rupa. Namun saat diajak nanjak, tetep saja motor berhenti di tengah gegara gedubrak. Yap, ban kehilangan traksi. Diketahui kemudian ban bawaan CRF150L kembangan tahunya kurang renggang/terlalu rapat. Alhasil lumpur nyangkut semua di situ. Padahal aslinya power masih ada. Wong nyatanya setelah ban dibersihkan tuh CRF150L naik dengan suksesnya.

So, pesan yang ingin share di sini adalah saat skill ngetrail masih minim usahakan untuk tak terlalu memaksakan diri. Asli sakit Cak. Wong temen saya juga pernah cerita terperosok dari tanjakan tinggi hingga cedera pinggang. Untung sekarang sudah sembuh seperti sedia kala.

Yang selanjutnya adalah selalu gunakan safety gear khusus trail. Diantaranaya helm full face versi trabas, sepatu boot untuk trail, knee dan elbow protector, hingga pelindung dada, punggung dan leher. Jangan lupa glovesnya juga.

Kalau sudah begitu, semua udah ready, silahkan ngebut, trabas sebisanya. Yang terpenting lagi ojok ngawur dengan melintasi sawah yang sudah penuh tanaman padi. Iso salin musuh sampeyan Cak… :mrgreen: Semoga berguna… (mmz)

Gambar Gravatar
Penulis adalah penghobi dunia otomotif yang mencoba berbagi info kepada pemirsa semua tentang berita terbaru seputar sepeda motor, mobil, balap dan MotoGP. Terima kasih sudah berkunjung ke blog sederhana ini dan semoga bermanfaat.

11 komentar

  1. Saya kok malah gagal focus sama dompet yang di masukan saku didepan,pak. Mbendok abisss….

    **Tapi keren, dia jatuhnya paling sedikit. Wajarlah, suhu senior ngakunya noob 😛

Silahkan sampaikan uneg-uneg pemirsa di sini