Honda CBR250RR Tembus 167 Kpj. Mau Ngebut di mana? Tapi dari Branding Image itu Penting…!!!

Diposting pada

image
Test ride Honda CBR250RR

Motomazine.com – Salam safety riding bro sis.. Beberapa hari belakangan ini kalangan entusias otomotif tanah air baik blogger, reader hingga “maidoer” begitu disita perhatiannya kepada salah satu motor jagoan Honda terbaru di kelas seperempat liter, All New CBR250RR. Sebagai produk baru yang masih sangat terjaga apik baik spesifikasi maupun harganya praktis membuat “kekepoan” masyarakat jauh lebih tinggi.
Adalah media otomotif besar tanah air, M+ yang pada hari Selasa kemarin mendapatkan kesempatan emas untuk pertama kalinya, tak hanya menyentuh, melainkan juga menunggangi dan mengeksplorasi power serta kemampuan sebenarnya motor yang mendapatkan update besar-besaran dibanding pendahulunya (CBR250R).
Dari data yang dirilis M+ inilah hingga pada akhirnya muncul berbagai perdebatan, pro dan kontra hingga saling ejek mengunggulkan produk andalan mereka masing-masing. Dari trek sepanjang 600meter Proving Ground Bridgestone di wilayah Karawang Jawa Barat, dikatakan Honda CBR250RR mampu tembus topspeed 167 km/jam di posisi gigi lima dengan mode riding sport. Seperti yang kita ketahui, CBR250RR ini menggunakan tiga macam riding mode yakni Comfort, Sport dan Sport+.
Nah.. Dari hasil inilah bikers tanah air dan para netizen akhirnya mengeluarkan opini masing-masing. Mulai dari yang menganggap Honda CBR250RR masih lebih inferior dibanding produk kompetitor yang mampu tembus 173 km/jam, hingga pendapat-pendapat pro yang mengatakan jika CBR250RR sejatinya belum mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Merujuk pada topspeed 167 km/jam di gigi lima dengan mode sport. Alasan mereka, dengan kondisi seperti saja si CBR250RR sudah mampu tembus 167 kpj, lantas akan tembus sampai angka berapa jika CBR250RR ini dieksplor hingga gigi enam dengan mode Sport+, yang disinyalir bakal lebih galak daripada mode sport..
image
Topspeed Honda CBR250RR

Tapi kembali lagi, namanya sebuah produk baru tentu tak luput dari nyinyiran. Pun CBR250RR ini. Terlebih dari para fans fanatik kompetitor yang mungkin merasa cukup was-was juga dengan kehadiran CBR250RR ini. Hingga munculah berbagai spekulasi, justifikasi hingga sebuah ungkapan pasrah, “Mau ngebut dimana…?”. Sebuah ungkapan realistis yang terkadang juga cukup menggelitik. Realistis dengan kondisi lalu lintas kota-kota besar di Indonesia dengan pelbagai carut-marut lalu lintasnya, namun cukup lucu juga jika muncul ungkapan, mau ngebut dimana itu tadi.. Kalau boleh dijawab sih, yo di sirkuit mas… :mrgreen:
But, apakah sesederhana itu..? Menurut MMz absolutely not. Kenapa? Kita tahu, biker tanah air adalah orang-orang yang sangat aware dengan yang namanya kecepatan dan power. Jadi esensinya, keluaran power sebuah motor berstatus produk baru tentu sangat krusial dengan branding image motor itu sendiri. Terlebih di luaran sana telah bermain para kompetitor yang terlanjur menanamkan nama kuat sport kelas 250cc di belantika permotoran tanah air. Kalau bukan menggebrak dengan power lantas apa lagi yang akan digunakan sebagai senjata penggebuk? Desain? Bisa sih.  Cuman kembali lagi dengan selera biker tanah air yang lebih subyektif pada urusan desain, rasanya untuk motor sport kelas seperempat liter hal ini tak lagi menjadi jaminan suksesnya sebuah produk di pasaran. Ditambah lagi semakin ke sini desain-desain motor semakin bertambah bagus saja..
So… Terlepas dengan “Mau ngebut di mana” atau ungkapan-ungkapan stereotip lainnya tentu muntahan power di atas kompetitor bakal sangat berpengaruh dengan paradigma biker itu sendiri nantinya, which is mau diakui atau tidak, motor yang lebih cepat tentu lebih menarik.. Berbicara masalah bahaya dan resiko, this is a sport bike, 250cc. Tentu mereka-mereka para pengguna sudah jauh lebih bijak dan dewasa dalam menunggangi dan memanfaatkan powernya. Berbicara masalah resiko, toh semua motor, dari kubikasi berapapun tentu tetap saja beresiko. Terlebih jika digunakan secara ugal-ugalan. Jadi bahaya atau tidaknya kendaraan, berapapun itu powernya, dengan kondisi yang baik dan laik jalan, faktor manusianyalah yang paling menentukan. Kembali lagi, menggebrak kelas seperempat liter mau tidak mau memang harus mengumbar power. Setidaknya berada satu tingkat di atas kompetitor. Karena apapun itu besaran power sebuah new produk nyatanya memang sangat berpengaruh terhadap branding image produk itu sendiri (imo). Debat (sehat) itu asyik, tapi damai lebih indah.. (MMz)
==============
Punya pertanyaan atau ingin berbagi informasi? Kirim saja ke:
• motomazineblog@gmail.com
Gambar Gravatar
Penulis adalah penghobi dunia otomotif yang mencoba berbagi info kepada pemirsa semua tentang berita terbaru seputar sepeda motor, mobil, balap dan MotoGP. Terima kasih sudah berkunjung ke blog sederhana ini dan semoga bermanfaat.

0 komentar

  1. sebenernya konsumen tanah air itu kasian, diiming2i motor spek tinggi padahal cuma ‘cempe’ (anak kambing), kalo mau betul2 performa minimal 600cc ke atas (babeh mertuakua aja pakenya 1000cc, tapi kebanyakan dipake buat keliling kampung doang sama kalo pas waktunya isi bensin en ganti oli, gitu2 babeh selalu pake helm, maklum ditegur anak mantunya terus kalo ga pake, hi3)
    cuma ya itu tadi, faktor kelayakan jalanan, regulasi dan birokrasi, serta paham yang dianut APM bahwa: “dikasih ‘cempe’ aja pada rebutan, ngapain repot2 kasih sapi?” ini menjadikan konsumen lokal terjepit keadaan, dimana pengen naik kasta, tapi kasta tertinggi yang tersedia mentok di 250cc, mau ditune up abis2an juga ga bakal bisa lari sampe 300 kpj.
    namun, patut disyukuri, ketika ketersediaan motor di pasaran yang performanya cuma di kisaran 250-300cc, itu akan lebih ‘melindungi’ para konsumen, baik dalam hal keamanan saat riding (kemampuannya terbatas, ga bisa lari loss sampe di atas 200 kpj), keamanan parts berharga dari tangan2 jahil (kalo moge beneran parkir sembarangan di mari sering ilang spion sama kompartemen spido, padahal beli gantinya muahal, jack…. mana kudu inden pula), dan terakhir, menjaga keamanan kantong, maklum spek diatas 250cc bakal lebih rakus BBM, ongkos pajak yang sama kaya mobil, dan biaya servis.

          1. hahahaha…
            btw Honda CBRS belom nongol juga nih…kira2 kapan, yak? 😀

Silahkan sampaikan uneg-uneg pemirsa di sini