Saat ZX-10RR sudah Lebih Cepat dari Mesin M1, tak Adakah Niatan Kawasaki Come Back ke MotoGP?

Diposting pada

image
Jonathan Rea kalahkan laptime Valentino Rossi di sirkuit Jerez

Motomazine.com – Salam safety riding bro sis.. Berbagai pembatasan yang dilakukan Dorna guna membuat tontonan MotoGP semakin menarik, karena gap tiap tim jadi tak begitu jomplang akhirnya menunjukkan hasil. Terbukti, di musim 2016 kita disuguhi dengan aksi-aksi menarik hampir semua rider hingga keluarlah sembilan pemenang berbeda dalam satu tahun ini.

Pembatasan dengan menyeragamkan ECU semua motor nyatanya mampu menyunat potensi motor-motor prototype tim-tim unggulan. Jika dulu kita melihat Yamaha dan Honda selalu ngacir tanpa tersentuh oleh pebalap lain, namun di musim ini semuanya berubah. Apalagi saat balapan berlangsung dalam kondisi hujan, bahkan Jack Miller dan Crutchlow yang notabene pebalap tim satelit pun mampu menangi balapan.
Nah, kejadian menarik baru saja terjadi. Dimana pada sesi tes pramusim yang digelar di sirkuit Jerez beberapa hari lalu, tak hanya motor-motor MotoGP, namun motor-motor produksi massal WSBK pun ikut diturunkan langsung untuk menjalani ter bersama, turun satu trek dengan mesin-mesin prototype MotoGP. Hasilnya? Sungguh mengejutkan semua pihak, terutama para penikmat MotoGP.
Kenapa? Sebab saat tes dihelat pada hari Rabu lalu, pebalap tim Kawasaki WSBK, Jonathan Rea, mampu menjadi pebalap tercepat. Mengalahkan beberapa motor MotoGP seperti Ducati dan KTM. Lah kan yang ikut tes kemarin itu tim-tim satelit? Eits, tunggu dulu.. Motor-motor MotoGP yang turun saat itu memang bukan berasal dari tim-tim unggulan. Namun ketika anda sedikit teliti dan melongok torehan waktu yang dibukukan Rea, anda pasti akan tercengang dan mengernyitkan dahi.
Bagaimana tidak, motor produksi massal Kawasaki ZX-10RR besutan Rea mampu menorehkan waktu di angka 1:38.721. Sebuah catatan waktu fantastis di sirkuit Jerez. Kenapa? Sebab di sirkuit yang sama, tahun ini juga, Valentino Rossi yang menunggangi motor MotoGP Yamaha M1 dan berhasil keluar sebagai pole position hanya mencatatkan waktu di angka 1:38.736. Artinya, ZX-10RR Rea mampu lebih cepat 0.015 detik dari Yamaha M1. Dan ingat, motor yang dipakai Rea adalah motor produksi massal yang mendapatkan beberapa ubahan guna mendongkrak performanya. Kalau di Indonesia mirip-mirip dengan motor-motor Road Race lah..
Pertanyaannya sekarang adalah, saat Kawasaki sudah sekompetitif itu, apakah mereka tak ada niatan untuk kembali beradu cepat dengan motor-motor prototype di kancah MotoGP? Semua memang tak semudah membalikkan telapak tangan, namun perlu diingat, MotoGP adalah balap motor terakbar sedunia, balapan roda dua paling bergengsi. Dimana tak hanya adu gengsi pebalap, pabrikan pun tidak mau kalah untuk bersaing menjadi yang terbaik, sebagai salah satu sarana promosi mereka juga dalam menjual produk-produk motor massal. Istilahnya, win race today, sell tomorrow.
image
Hasil tes IRTA Jerez 2016

image
Hasil kualifikasi MotoGP Jerez 2016

Sebagai pabrikan yang getol menelurkan motor-motor sport super yahud, sebut saja Kawasaki H2R, ZX-series hingga Ninja yang begitu melegenda, tentunya Kawasaki juga sangat ingin terjun kembali ke kelas MotoGP. Apalagi rekam jejak mereka juga terbilang bagus. Beberapa kali ZX-RR besutan geng ijo mampu berbicara di kancah balap roda dua terakbar sedunia ini sebelum akhirnya mereka memutuskan resign tahun 2009 lalu.
Ichiro Yoda, bos besar Kawasaki WSBK pernah menyebutkan perihal ketertarikannya untuk kembali ke MotoGP. Namun beliau menyebutkan, semuanya terbentur aturan dan biaya luar biasa yang harus dikeluarkan pabrikan dalam berlomba. Namun ketika semua sudah direvisi dan ditetapkan ulang, tak maukah mereka kembali ke MotoGP. Apalagi ZX-10RR mereka, yang notabene motor produksi massal saja sudah mampu mengalahkan Yamaha M1 besutan Valentino Rossi.
image
Kawasaki ZX-RR MotoGP

Berkaca pada Suzuki yang memutuskan comeback dan cukup kompetitif, serta Aprilia disusul KTM yang akan terjun penuh mulai tahun 2017 mendatang, seharusnya Kawasaki sudah lebih berani untuk terjun ke MotoGP lagi. Berbasis ZX-10RR yang bisa saja dijadikan motor prototype layaknya Aprilia dengan RS-GP nya, kesempatan Kawasaki untuk kembali bertaji rasanya cukup terbuka luas. So, gimana ni pak? Pak Bos Kawasaki…? :mrgreen: (MMz)
==============
Punya pertanyaan atau ingin berbagi informasi? Kirim saja ke:
• motomazineblog@gmail.com
Gambar Gravatar
Penulis adalah penghobi dunia otomotif yang mencoba berbagi info kepada pemirsa semua tentang berita terbaru seputar sepeda motor, mobil, balap dan MotoGP. Terima kasih sudah berkunjung ke blog sederhana ini dan semoga bermanfaat.

10 komentar

  1. Jawabannya ada di paragraf pertama. Dorna membatasi segalanya. Ketika Kawasaki (ZX-10R) berniat masuk ke MotoGP, bisakah mereka “ngakalin” pembatasan itu? Walaupun wsbk termasuk motor produksi massal, jeroannya yakin sudah part racing. Imho

    1. Iyo kang, jeroan memang suda racing.. Nah berangkat dari zx-10rr yg sudah begitu kompetitif kenapa zx-rr gak dibuat lagi dengan basis zx-10rr berpart racing?

  2. secara kacamata awam, memang geng ijo seolah siap bertarung di ajang motoGP, terbukti dengan laptime yang konsisten sebagai motor yang kompetitif.
    namun sesungguhnya masih perlu banyak pengembangan untuk bisa comeback, mengingat catatan tersebut juga diperoleh ketika motor ‘beraksi’ dalam posisi tidak sedang head to head dengan motor lain.
    bicara teknis, best laptime yang didapat ketika motor sedang single running bisa jadi karena salah satu faktor, yaitu topspeed yang tinggi yang biasanya sering menjadi modal dua merk: Ducati dan Kawasaki, ini merupakan modal besar mereka menorehkan laptime yang bagus, namun fakta berkebalikan akan terjadi ketika mereka berjibaku dengan Yamaha, Honda, dan Suzuki, di saat dogfight itulah baru kelihatan perlunya motor-motor bertopspeed tinggi untuk meningkatkan kecepatan di tikungan (terutama kelincahan). karena apa? semakin tinggi topspeed, semakin besar momen daya dorong yang dibawa motor menjelang tikungan sehingga rider harus melakukan ‘extra hard braking’ yang berimbas pada dropnya kecepatan secara signifikan, hal ini membuat motor-motor bertopspeed tinggi harus bekerja keras mengail torsi kembali untuk mulai berakselerasi di tikungan (inilah sebabnya setiap motor bertopspeed tinggi jarang mempunyai catatan waktu bagus di tikungan), sementara motor-motor dengan kecepatan ‘nanggung’ diuntungkan dengan kemudahan rolling speed, mengingat mereka tidak perlu terlalu keras dalam pengereman. (contohnya sewaktu Aleix Espargaro dengan Suzukinya merebut pole position padahal topspeednya tergolong ‘rendah’, bahkan selisih lebih dari 10kpj dengan Ducati). hal ini sering disanggah dengan dalih, “logika tersebut cuma cocok pada motor biasa, motor prototipe beda dengan motor biasa.” padahal yang namanya motor apapun jenisnya, semuanya erat hubungannya dengan faktor-faktor tersebut (topspeed, agilitas, handling, dan hal-hal fisikawi lainnya).
    *ini cuma argumen yang sifatnya ngejunk, subjektif, dan bukan merupakan patokan baku. 🙂

  3. Knapa kawasaki ndak mau lg d moto gp,bnyak aturan dari dorna ,dan kawasaki gak mau d batasi dalam pengembangannya…

Silahkan sampaikan uneg-uneg pemirsa di sini