Dovisiozo Mulai Kritis, Bandingkan Performa Lorenzo vs Rossi di Ducati. Psy War Kah?

Diposting pada


img_20180528_1548032050543775.jpg
Prestasi Lorenzo bareng Ducati belum bisa maksimal

Motomazine.com – Salam safety riding masbro… Pembalap Ducati Andrea Dovisiozo mulai kritisi prestasi rekan setimnya, Jorge Lorenzo. Yup, tampil kurang maksimal setelah hampir dua tahun membela Ducati, Dovisiozo langsung bandingkan kondisi Lorenzo dan Rossi saat sama-sama membela tim yang bermarkas di Bologna, Italia tersebut. Mungkinkah ini bentuk psy war?

Seperti yang kita tahu masbro, baik Rossi maupun Lorenzo sebenarnya sama-sama mengalami situasi yang sulit saat menunggangi Ducati Desmosedici. Apakah hal ini berarti motornya tidak kompetitif? Sedikit bisa dijadikan alibi sih, walaupun sebenarnya Stoner cukup digdaya dengan Ducati. So, ya tidak sepenuhnya benar jika Desmosedici tak kompetitif. Bahasa halusnya mungkin kurang seimbang lah.

Menilik prestasi Rossi di Ducati tahun 2011-2012, Ducati adalah motor kencang yang susah dibawa belok. Terbukti, berduet bareng Jerry Burgess pun, penyakit badak Desmo masih terus menghantui. Bahkan setelah sasis dan swingarm diganti ala-ala Yamaha sekalipun.

Baca juga:

Nah, berbeda sedikit dengan kondisi Lorenzo saat ini, Dovisiozo mengatakan jika sebenarnya Ducati yang sekarang sudah cukup kompetitif. Motornya kencang di trek lurus, dan juga kemampuan membelok di tikungan makin baik. Tapi kenapa Lorenzo masih minim prestasi?

img_20180429_1952501394920295.jpg

“Saya pikir ketika Valentino (Rossi) tiba di Ducati, situasinya berbeda dan terutama motornya. Saya tidak ingin mengatakan bahwa motor itu tidak kompetitif, karena Stoner mampu menjadi juara. Akan tetapi, itu adalah motor yang berbeda dari yang kami miliki sekarang di Ducati,” ungkap Dovi seperti dilansir dari Eir Sport, Rabu (30/5/2018).

“Untuk alasan itu anda harus membedakan situasi Valentino dan Jorge (Lorenzo). Ducati sekarang kompetitif, sangat cepat dan pembalap melakukannya dengan baik. ini tidak seperti saat Stoner adalah satu-satunya yang bisa berhasil dan menjadi yang tercepat,” tambahnya.

Yap, menilai omongan Dovisiozo memang sedikit banyak ada benarnya juga Cak. Semenjak kedatangan Luigi Dall’igna untuk menggantikan Pressiozi, Ducati Desmosedici berangsur membaik. Mulai dari perubahan bodi yang cukup radikal pada Desmosedici GP13 (agak ke-Aprilianan menurut saya), hadirnya winglet fenomenal di musim-musim selanjutnya, hingga puncaknya musim 2017 silam dimana Dovisiozo berhasil membawa GP17 menjadi ancaman serius bagi sang juara dunia, Marc Marquez.

Dan jika kita mau merunut musim 2018 ini, di 5 seri pembuka, Desmosedici terbaru juga menunjukkan kans nya sebagai motor juara dan mulai jinak bagi semua pembalap. Terbukti, tak hanya Dovisiozo, Jack Miller dan bahkan Danilo Petrucci berhasil berkali-kali mengacak-acak barisan depan. Bahkan yang paling fresh Petrucci berhasil meraih juara 2 di Le Mans pekan kemarin. Jadi, emang iya sih, Desmosedici sudah kompetitif.

Namun kembali lagi Cak. Lorenzo sepertinya masih kesulitan menyesuaikan gaya balapnya dengan Ducati. Terbukti, Porfuera belum mampu memberikan tampilan terbaik. Sangat berbanding terbalik dengan gajinya yang menyentuh 12 juta Euro. So, wajar mungkin Dovi akhirnya berbicara seperti itu.

Valentino-Rossi-Misano-2012
Rossi dan Desmosedici GP12

Dan kembali lagi ke dunia balap. Psy war sepertinya menjadi senjata ampuh untuk meluluh lantakkan mental kompetitor. Sekarang tinggal Jorge yang harus kebal dengan komentar-komentar miring seperti ini terhadap dirinya. Masak sih sudah tahun-tahunan bareng-bareng Rossi mental Jorge belum juga terasah? hehehe… Semoga berguna… (mmz)


Lebih dekat dengan Motomazine di:

  • e-mail: motomazineblog@gmail.com
  • facebook: motomazine.com
  • twitter: motomazine
  • IG: @motomazineblog
  • Youtube channel: Motomazine
  • WA: 085233819298
  • BB: D8DCFC9A
Gambar Gravatar
Penulis adalah penghobi dunia otomotif yang mencoba berbagi info kepada pemirsa semua tentang berita terbaru seputar sepeda motor, mobil, balap dan MotoGP. Terima kasih sudah berkunjung ke blog sederhana ini dan semoga bermanfaat.

4 komentar

  1. Mungkin kemenangan JL dua kali berturut-turut adalah tanggapan JL atas komentar Dovi yang membandingkannya dengan Rossi.
    Namun apapun keadaannya, itulah risiko pilihan rider berlabuh ke sebuah tim 🙂

Silahkan sampaikan uneg-uneg pemirsa di sini