Kalau YZR-M1 Sudah Kurang Kompetitif kenapa Gak Bikin YZR-M2?

Diposting pada



Motomazine.com – Masbro, tergelitik juga buat nerbitin artikel yang sekiranya hanya menjadi angan namun alangkah lebih menariknya jika diwujudkan ini. Yap, kembali ngebahas performa Yamaha YZR-M1 yang makin ketinggalan dari kompetitor, sempat muncul ide nakal di benak mmz. Kalau emang YZR-M1 sudah kurang kompetitif, kenapa gak ciptakan YZR-M2?

Ide ini muncul pasca betapa sebagai fbr hati saya ini terasa ngilu melihat perjuangan seorang Rossi, terutama di GP Austria kemarin. Lha piye, sama Aprilia RS-GP aja M1 masih ketinggalan akselerasi je. Apalagi musti lawan Ducati dan Honda. Guyon sampean?
Dan sedihnya lagi nih, Yamaha seakan telah berada di ambang puncak kebingungan menyelesaikan masalah yang mendera M1 sekarang. Coba sampeyan bayangkan Cak, masalah lemotnya akselerasi dan topspeed M1 ini sudah diproteskan Vale sejak Agustus 2017. Artinya sudah setahun dan tak ada perbaikan. Bahkan jika dibanding M1 versi 2016 sekalipun masih jauh lebih baik di tahun tersebut, ya meskipun salah satu engine nya jebluk karena memaksa lebih kencang.
Baca juga:


Nah, di tahun 2018 ini sebenarnya M1 sudah punya basic settup yang bagus. Yang ngomong loh Vale sendiri, bukan saya. Tapi lagi-lagi, kurang tepatnya pengaturan elektronik terutama ke ban belakang justru menjadi boomerang buat Yamaha. Coro penake ngene Cak, kalau tenaga diloskan, maka otomatis ban spin dan lari kemana-mana. Akibatnya grip ban belakang pasti akan lebih cepat tergerus habis. Lha tapi kalau dikurangi tenaganya, biar ban belakang lebih anteng, konsekuensinya ya seperti sekarang ini. Motor lemot banget saat diajak berkaselerasi. Terutama dari kecepatan rendah.
So, melihat berbagai masalah ini, dan tak adanya perkembangan Yamaha hingga satu musim akibat segel mesin yang diberlakukan bagi tim pabrikan, apakah gak lebih baik jika Yamaha memberanikan diri membuat the next project, Yamaha YZR-M2.
Berkaca pada Honda yang terus merevisi mesinnya mulai era pertama motor 4 tak yakni RC211V, beralih ke 800 cc (RC212V) dan sekarang balik lagi menjadi 1000 cc dengan nama RC213V. Lihatlah betapa Honda terus menanjak, memperlihatkan progress seriusnya. Apalagi tahun depan HRC bakal diperkuat Marquez, bertandem dengan Lorenzo. Hadeeuuhh… bisa tambah sulit menghentikan mereka berdua masbro.
Rossi di atas Honda RC211V seperti di atas angin saat itu

Atau juga Ducati. Entah apa yang terus mereka tanamkan di balik fairing Desmosedici hingga namanya terus berubah. Mulai dari GP3 sampai Desmosedici GP18 dengan box salad fenomenal, sasis yang diperkuat karbon, dan juga tangki yang diakali demi membuat pembalapnya nyaman.
Ducati Desmosedici GP18

Last… YZR-M1 adalah motor 4 tak pertama hasil pengembangan Yamaha di kelas MotoGP. Motor ini pertama muncul saat mesin 2 tak 500 cc MotoGP digantikan dengan mesin 4 tak 1000 cc tahun 2002 silam.
Insinyur Yamaha saat itu adalah opa Masao Furusawa, yang pada akhirnya lebih memilih pensiun dan tak lagi bergelut dengan rancang bangun sebuah sepeda motor.
Maka, melihat situasi yang bikin pusing sekarang ini, sepertinya bakal menarik jika Yamaha mau membuat lagi mesin baru, YZR-M2 dengan power yang lebih beringas namun mampu tersalur sempurna, dipadu dengan kelincahan ala M1 dan topspeed yang makin kencang.
Karena mau diakui atau tidak, akan sangat sulit masbro jika hanya mengandalkan talenta yang dimiliki Rossi. Okelah, tahun 2004 atau 2005 silam Vale begitu tak terbendung dengan motor yang bisa dibilang tidak kencang.

Rossi saat membalap dengan YZR-M1 versi 2005
Tapi sekarang? Saat semua pabrikan mulai melek teknologi, saat beringasnya power bisa diakali dengan piranti, saat resiko high side bisa diminimalkan, dan kemampuan rebah motor makin membaik, motor lincah namun lemot bukanlah senjata yang baik.
Dan satu lagi, komentar Carlo Pernat yang mengatakan 2019 Yamaha tak akan banyak berubah sepertinya harus dijawab dengan prestasi. Bukannya pasrah dengan kondisi yang ada sekarang. Karena bagaimanapun Vale masih tetap pembalap hari Minggu. Di Austria, Vale adalah pembalap tertua, 39 tahun, dengan motor yang tak kencang, start dari posisi 14 dan berhasil finish posisi enam. Opo ora jegeg masbro? Hayo Yamaha… Berjuanglah…!!! Semoga berguna… (mmz)

Lebih dekat dengan Motomazine di:

  • e-mail: motomazineblog@gmail.com
  • facebook: motomazine.com
  • twitter: motomazine
  • IG: @motomazineblog
  • Youtube channel: Motomazine
  • WA: 085233819298
  • BB: D8DCFC9A
Gambar Gravatar
Penulis adalah penghobi dunia otomotif yang mencoba berbagi info kepada pemirsa semua tentang berita terbaru seputar sepeda motor, mobil, balap dan MotoGP. Terima kasih sudah berkunjung ke blog sederhana ini dan semoga bermanfaat.

4 komentar

Silahkan sampaikan uneg-uneg pemirsa di sini