Irit Tidaknya Sebuah Motor Tergantung Pemakai, Kondisi, dan Cuaca. Setuju Gak Kangbro?

Diposting pada

Motomazine.com – Masbro, berkali melakukan uji keiritan terhadap motor yang mmz bawa, nyatanya hasilnya memang acapkali berbeda dengan tester lain. Katakan temen-temen blogger lah. Namun apakah ini semata-mata karena kesalahan faktor tangan kanan nguntir selongsong gas? Saya rasa tidak sesederhana itu.

Seperti kita ketahui, irit tidaknya sebuah motor tentu banyak dipengaruhi faktor-faktor di luar motor itu sendiri. Katakan saja attitude pemakai, kondisi lingkungan, cuaca dan juga mungkin jarak yang ditempuh saat melakukan pengujian keiritan.

Baca juga:

Dari segi attitude pemakai sendiri misalkan. Sepeda motor yang ditunggangi rider dengan bobot lebih ringan tentu jalannya juga bakal lebih enteng. Alhasil mesin nggak ngeden sehingga bensin juga tentu gak boros-boros banget buat nunjang kinerja mesin. Bakal beda lagi ceritanya kalau yang nunggang segedhe saya, atau di atas saya. Selain bensin yang tentu lebih boros, topspeed pun dipastikan memble.

Cuaca sekarang. Bensin apapun itu jenisnya pasti bersifat gampang menguap. Uji keiritan yang dilakukan pada malam hari, atau dalam kondisi lingkungan yang dingin kemungkinan hasilnya akan lebih irit dibanding pengujian yang dilakukan di saat panas terik siang hari.

Jarak pengetesan juga berpengaruh. Berdasarkan pengalaman mmz dengan beberapa motor yang saya tes, saat dipakai keluar kota, Lexi misalkan, saat touring Maxi Journey gas ke Pacitan, tuh si sexy mampu catatkan hingga 50 km/liter. Irit kan? Namun begitu saya pakai harian, jarak pendek dan sering berhenti, angka keiritan yang dicatatkan hanya berkisar di angka 39 km-an/liter.

Begitupun dengan Satria F150. Di dalam kota, dengan pemakaian cenderung sering di siang hari, tangan mmz hanya mampu catatkan angka 30 km-an/liter. Tentunya metode uji irit yang mmz gunakan adalah ‘the real daily ride’. Maksutnya kalau sepi ya gaspol, ya stop and go di perkotaan, wes pokoke semua yang berpotensi dilakukan biker saat riding.

Faktor selanjutnya yang juga mempengaruhi irit tidaknya sebuah motor tentu adalah attitude pengendaranya. Berkendara dengan cara eco dan defensive riding tentu akan jauh lebih irit daripada model berkendara yang asal gas, gobrak gabruk agressive serta suka ngerem ndadak dan angkat brutal. Jadi ya itu, pengendara kalem, cenderung bermain di bawah 60 km/jam, gak suka ngerem ndadak, dan jalannya langsam, pasti motornya jauh lebih irit.

So, mari bijak berkendara. Bijak jugalah dalam menyikapi hasil uji irit yang dilakukan masing-masing tester. Karena hasilnya pasti berbeda-beda bagi tiap ridernya.

Lha sekarang yang saya penasaran habis, blas ra nyiso ki siji Kangbro. Gimana ceritanya tuh ada motor yang katanya bisa jalan sejauh 70 kilometer untuk 1 liter bensinnya. Semoga ada yang jawab dan semoga berguna… (mmz)


Lebih dekat dengan Motomazine di:

  • e-mail: motomazineblog@gmail.com
  • facebook: motomazine.com
  • twitter: motomazine
  • IG: @motomazineblog
  • Youtube channel: Motomazine
  • WA: 085233819298
  • BB: D8DCFC9A
Gambar Gravatar
Penulis adalah penghobi dunia otomotif yang mencoba berbagi info kepada pemirsa semua tentang berita terbaru seputar sepeda motor, mobil, balap dan MotoGP. Terima kasih sudah berkunjung ke blog sederhana ini dan semoga bermanfaat.

4 komentar

  1. Kalau saya sih, motor merk apapun juga pasti boros wkwkwk…. Jangan ditanya soal riding style ya

  2. Nahh ini artikel keren. Ga dipukul rata karena membabi buta atas merek tertentu

Silahkan sampaikan uneg-uneg pemirsa di sini