Ragukan Mesin Inline M1, Rossi Mulai Lirik V4?

Diposting pada

Motomazine.com – Masbro, pembalap Movistar Yamaha Valentino Rossi yang mendera kekecewaan berat pasca hanya finish di posisi tujuh saat lakoni balap kandangnya Misano, rupanya mulai merasakan gundah gulana. Pasalnya Yamaha YZR-M1 tunggangannya berperilaku tak normal. Lumayan bagus saat free practice dan kualifikasi, M1 tetiba memble saat diajak bertarung di hari Minggunya. Yap, Rossi si pembalap hari Minggu benar-benar hilang saat di Misano kemarin.

Nah, yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa Yamaha YZR-M1 tiba-tiba berperilaku seperti itu? Dan ironisnya, Rossi sendiri mengaku bingung mengenai hal tersebut. Hingga terlontar sebuah kalimat yang seakan Rossi mulai melirik pada mesin V4 layaknya Ducati atau Honda.

“Ducati dan Honda punya mesin V4, kita punya inline 4, mungkin ini masalahnya…”, tutur Rossi dikutip dari Motorsportmagazine, Rabu (12/9/2018).

Kalau kita lihat performa Yamaha YZR-M1 di Misano kemarin, rasanya memang sangat miris kangbro. Lha piye, motor yang sejatinya begitu lincah dan familiar dengan trek San Marino berubah jadi motor yang over spinning dan sakarepe dewe. Sebelumnya Rossi juga menyoroti hal tersebut merupakan akibat dari printilan ban kelas Moto2. Namun begitu melihat yang menderita hanya YZR-M1, Rossi juga bingung.

Ya, tak hanya Rossi. Namun Maverick Vinales dan Johann Zarco yang sering jadi kuda hitam pun terlihat kewalahan saat lakoni balap Misano kemarin. Vinales hanya finish di posisi 5 sedangkan Zarco lebih parah lagi, finish di posisi 10, 3 posisi di belakang Rossi yang hanya finish di tempat ke-7. Itupun karena Lorenzo terjatuh.

Baca juga:

Nah yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, benarkah mesin dengan konfigurasi V4 Ducati dan Honda lebih mumpuni ketimbang mesin inline 4 milik Yamaha?

Dilansir dari laman yang sama, sejatinya mesin berkonfigurasi V4 dan inline 4 punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mesin inline 4 misalnya, mesin ini mempunyai bentuk yang kompak dan ringkas sehingga memudahkan mekanik untuk menggeser maju mundur atau bahkan naik turun untuk mencari titik tengah dalam mengatur distribusi berat. Dan untuk ini, Yamaha memang sangat diuntungkan. Termasuk dengan kestabilan motor yang juga akan bagus. Dan untuk urusan ini, Yamaha terbukti sukses melakukannya.

Dibantu dengan teknologi anti-clock counter crankshaft pada mesin berteknologi big-bang, Yamaha berhasil merajai banyak musim. Sebut saja mulai tahun 2004, 2005, 2008, 2009, 2010, 2012, dan 2015.

Namun kini, dua tahun terakhir tepatnya, Ducati dan Honda mulai berbenah. Mereka sama-sama meninggalkan mesin screamer dan beralih ke big-bang. Rancang bangun sasis yang terus dikembangkan pun berbuah ajib. Dua motor yang sejatinya sulit belok tersebut berubah menjadi motor yang nurut di tikungan. Sampeyan tentu tahu, sekarang ini baik Dovisiozo maupun Lorenzo sama sekali tak mengeluhkan gejala understeer. Penyakit Ducati yang seakan menjadi momok penghancur karir pembalap. Termasuk Valentino Rossi. Yang saat itu sampai mengalami apa yang disebut Desmosedici GP12.1.

Motor Ducati dengan konfigurasi mesin L90 derajat yang diputar menyerupai ‘V’ ditambah sasis aluminium parimeter frame, dan swingarm terbalik ala-ala Yamaha.

Namun hasilnya, nol. Duet Rossi-Burgess sama sekali belum menghasilkan Desmosedici yang sekompetitif sekarang. Ya walaupun sempat muncul ‘kabar’ bahwa Filippo Prezziossi sebagai direktur balap saat itu yang tak menginginkan Desmosedicinya dirubah total ala-ala motor Jepang.

Jadi intinya apa, iya benar, mesin berkonfigurasi V memang lebih sulit diatur distribusi beratnya. Dan entah karena teknologi apa yang diusung Ducati, mereka kini menjelma jadi motor yang kencang, tapi juga enak ditekuk di tikungan. Tangan dingin Luigi Dall’igna lah peraciknya. Sama sandwich box salad juga mungkin 🤣.

So, kembali ke masalah Rossi dengan Yamaha M1 miliknya, bisa jadi memang benar adanya. Mesin inline 4 sudah tak sedigdaya dulu lagi. Okelah, Alex Rins si pembalap Suzuki berhasil finish di posisi empat (Misano). Tapi lihat gapnya, GSX-RR yang juga memakai mesin inline 4 hanya terpaut satu posisi dengan Vinales penunggang Yamaha.

Gap Rins dengan Dovisiozo tembus 7,4 detikan. Sementara Vinales di belakangnya hanya berselisih 1,3 detikan. Artinya, ya memang di situlah kemampuan mesin inline 4.

Tapi meski begitu kita juga tak bisa begitu saja menghakimi bahwa mesin inline 4 kini sudah terlalu inferior dibanding mesin V4. Nyatanya, semua kembali ke pengaturan elektronik lagi. Masalah pertama dan utama yang menjadi sosotan tim Yamaha.

Dan semoga ke depan Yamaha segera bisa menemukan solusi untuk YZR-M1 mereka. Termasuk menambah bobot crank shaft atau bahkan membuat mesin baru berkonfigurasi V4 dengan nama YZR-M2 🤣. Cak Rossi, sabar ya… Semoga berguna… (mmz)


Lebih dekat dengan Motomazine di:

  • e-mail: motomazineblog@gmail.com
  • facebook: motomazine.com
  • twitter: motomazine
  • IG: @motomazineblog
  • Youtube channel: Motomazine
  • WA: 085233819298
  • BB: D8DCFC9A
Gambar Gravatar
Penulis adalah penghobi dunia otomotif yang mencoba berbagi info kepada pemirsa semua tentang berita terbaru seputar sepeda motor, mobil, balap dan MotoGP. Terima kasih sudah berkunjung ke blog sederhana ini dan semoga bermanfaat.

1 komentar

Silahkan sampaikan uneg-uneg pemirsa di sini