Motomazine.com – Jalannya balap MotoGP Aragon berlangsung seru. Di luar dugaan, pertarungan sengit terjadi antara pembalap Ducati Lenovo Francesco Bagnaia dan pembalap Repsol Honda Marc Marquez. Marquez yang terus merajai Aragon sejak debut pertamanya di kelas premier akhirnya harus pasrah di posisi kedua dan menyaksikan Pecco melenggang terlebih dahulu melewati garis finish. Lantas, apa sih rahasia yang Bagnaia lakukan sehingga mampu atasi serangan pamungkas dari Marc Marquez?
Sejak bendera start berkibar Pecco Bagnaia langsung melesat terdepan memimpin jalannya balapan. Ducati Desmosedici tunggangannya berikan akselerasi jempolan tatkala pembalap Italia tersebut membetot selongsong gasnya. Di posisi dua menempel pembalap Honda Marc Marquez yang start dari posisi empat.
Bagnaia yang memang sangat cepat sedari sesi latihan dan kualifikasi langsung melesat ke depan dan membuat gap dengan Marquez. Namun semakin ke sini, setelah ban mereka sama-sama muali kehabisan daya cengkeram, Marquez mampu memangkas jarak dan terus menghujam Pecco dengan serangan-serangan mematikan.
Kurang lebih 7 kali sudah serangan yang dilakukan Marquez untuk membuat pembalap Ducati tersebut kehilangan konsentrasi, melebar atau bahkan membuat kesalahan fatal. Namun itu semua tidak terjadi.
Pecco Baganaia sudah paham trik bagaimana mengatasi Marquez.
“Saya memutuskan untuk tetap di depan. Karena dengan kondisi minim grip seperti ini bertahan lebih baik daripada menyerang.” ujar pembalap bernomor 63 tersebut.
Yaps, saat balapan menyisakan 3 putaran, Marquez terus lancarkan serangan ke Bagnaia. Padahal mereka tahu sedang berada pada limit ban masing-masing. Tapi ya namanya Marquez. Segala hal pasti dicoba, termasuk andalkan serangan pamungkas. Saya gak akan menjelaskan ke sampean. Silahkan flash back Jerez 2013, Assen 2015 dan Argentina 2018. Cara yang sama untuk membuat lawan tertabrak dan keluar.
Trik itu hampir terjadi juga pada Bagnaia. Untungnya pembalap didikan VR46 Academy tersebut sudah mampu membacanya. Bagnaia lebih memilih sedikit kendurkan gas untuk kemudian menyalip lagi dengan power Desmosedici yang luar biasa.
“Saya tahu dia tidak akan menyalip saya sampai akhir, itu akan sia-sia baginya, namun saat dia tetap melakukannya, saya menyadari dia tidak akan mampu berhenti seperti apa yang dia harapkan. Karena ban belakang sudah aus.” Lanjut Pecco.
Ditanya kenapa Bagnaia selalu membalas menyalip di tikungan yang sama, rupanya anak didik kesayangan Rossi ini punya alasan tersendiri.
“Dia bisa saja melewati garis finish, saya hanya berpikir untuk tak meninggalkannya satu tiknungan pun di depan. Jika tidak, maka akan sulit menyalipnya.” Tutupnya.
Nah, jelas sudah. Bagnaia sengaja mencegah Marquez berlari sendirian di depan. Sebab jika sudah begitu akan sulit mengejar tuan ngacir yang satu ini. So, dua jempol untuk Bagnaia. Tradisi Marc Marquez raja Aragon (2013-2020) mampu terpatahkan di musim 2021 ini oleh seorang Francesco Bagnaia. (mmz)
Artikel terkait:
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun
- MotoGP: Martin Menangi Sprint Race, Pecco DNF
- Catalunya jadi Kandidat Kuat Pengganti Race Finale Valencia
- MotoGP: Iannone Kembali, Siapa yang Harus Waspada?
- Komentar mmz di Akun MotoGP dapat berbagai Rujakan Netijen. Heran…
- MPM Honda Jatim tetap Semangat Ngajak Blogger Vlogger Nonton MotoGP Motegi, meski Marini Finish 14
- Ada Honda PCX 160 dan EM1 e: di MotoGP Mandalika
- Meet & Greet Fabio Quartararo di MotoGP Mandalika Promosikan Yamaha NMAX Terbaru
1 komentar