Motomazine.com – Pembalap WithU Yamaha Andrea Dovisiozo berkomentar mengenai rekannya di Yamaha, Fabio Quartararo. Banyak yang penasaran kenapa cuma Fabio saja yang mampu cepat di atas M1. Terkesan cuman Quartararo yang bisa maksimalkan potensi YZR-M1 dibanding 3 pembalap lainnya. Yaps, faktanya baik Franco Morbidelli, Darryn Binder dan bahkan Dovisiozo sendiri yang dulunya pernah nunggang M1 masih ketereran di belakang. Untuk ini Dovi punya jawaban sendiri, kenapa Fabio bisa kencang di atas M1. Pembalap Italia itu menyebut Fabio bisa kencang di atas M1 karena belum pernah nunggang motor lainnya. Weleh…
Di sesi kualifikasi MotoGP Algarve kemarin, cuman Fabio Quartararo lah yang sanggup selamatkan muka Yamaha. Pembalap Perancis tersebut mampu menembus 10 besar dan bertengger di posisi 5 dengan gap 0,713 detik dari Johann Zarco si pole man. Bandingkan dengan Dovisiozo di posisi 16, Franco Morbidelli 19 dan Darryn Binder 22.
Untuk ini Dovisiozo punya jawaban sendiri sekaligus mengungkap kelemahan motor Yamaha yang hingga saat ini belum terpecahkan. Dovisiozo menyebut masalah Yamaha ada pada tepian ban. Ban belakang. Tepatnya setelah apex saat sentuhan gas pertama. “Masalah terbesar adalah grip tepi ban” tutur Dovi seperti dilansir dari TMCBlog.
Ya, masalah yang sebenarnya sudah didengung-dengungkan sejak lama. Bahkan pembalap sekaliber Valentino Rossi juga keluhkan kurangnya grip ban belakang ini. Rossi saat itu selalu mengeluh kurangnya cengkeraman ban belakang dan buruknya akselerasi. Kalau kit tarik simpulan, baik Rossi dan Dovi keluhkan masalah yang sama.
Satu-satunya cara mengatasi permasalahan ini adalah membuka gas dengan halus. Tapi di era semua terkontrol elektronik seperti sekarang ini apakah feeling pembalap masih efektif?
“Dengan Yamaha anda harus sangat halus karena grip ban (samping) rendah. Anda bisa cepat, tapi anda harus sangat halus, karenan kita bisa kehilangan grip dengan sangat cepat. Jadi ketika ini terjadi anda tidak akan mendapatkan feeling yang bagus.” lanjutnya.
Namun bertolak dengan pendapat Dovi, Fabio justru menyanggah dan mengatakan bahwa masalah M1 hanyaalah pada top end power. Kasarnya Yamaha lemot banget di lurusan. Dan untuk masalah ini, memang benar adanya. M1 selalu jadi bulan-bulanan Ducati di trek lurus.
“Jelas karena (top end) power. Dan jika anda bertanya hingga 20 kali kepadaku, tetap akan kujawab sama. Di Austin kami kehilangan setengah detik. Di antara dua straight kami kehilangan setengah detik. Jika bisa memangkas setengah detik itu maka kami bisa berjuang untuk kemenangan.” Ungkap Fabio.
Menanggapi hal ini Dovisiozo ternyata punya jawaban lain. Pembalap bernomor 04 tersebut menyebut Fabio masih kurang pengalaman dengan motor lain. Fabio saat ini menjadi satu-satunya pembalap yang bisa cepat dengan Yamaha. “Selain karena karakter berkendaranya, saya rasa ini terjadi karena dia belum pernah mencoba motor yang berbeda. Dia terbiasa menggunakan potensi besar motornya. Karena motornya sangat bagus saat masuk tikungan, berbelok dan di tengah tikungan. Jadi wajar jika dia minta tambahan tenaga. Ketika Yamaha memberinya tambahan tenaga di trek lurus, dia akan bisa tambah cepat. Karena memang saat ini sudah cepat.”
“Cara berkendara Fabio menurut saya sangat unik. Saya banyak request mengenai grip karena menurut saya 90% masalah pembalap Yamaha adalah grip. Kami membutuhkan lebih banyak grip dan itu adalah limit terbesar kami. Saya bisa mengatakan hal itu karena saya datang dari dua motor berbeda. Dalam 2 tahun belakangan saya mengendari 2 motor berbeda.” lanjut Dovi.
Dovisiozo adalah pembalap yang pernah bertarung dengan beberapa pabrikan berbeda. Tahun 2008 silam doi datang ke MotoGP dengan LCR Honda, kemudian beralih ke Repsol Honda (2011), Tech 3 Yamaha (2012) dan pada tahun 2013 gabung ke Ducati hingga akhirnya kembali lagi ke tim satelit Yamaha.
Dengan pengalamannya tersebut wajar jika Dovi fokus pada grip ban belakang Yamaha M1, sebab menurutnya itu adalah masalah terbesar. Dan jika itu (grip) bisa terselesaikan, defisit power bisa saja teratasi. Hal itu sudah terbukti saat M1 ada di tangan Rossi sebelum balada ban dan ecu seragam menyerang! (mmz)
Artikel terkait:
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun
- MotoGP: Martin Menangi Sprint Race, Pecco DNF
- Catalunya jadi Kandidat Kuat Pengganti Race Finale Valencia
- MotoGP: Iannone Kembali, Siapa yang Harus Waspada?
- Komentar mmz di Akun MotoGP dapat berbagai Rujakan Netijen. Heran…
- MPM Honda Jatim tetap Semangat Ngajak Blogger Vlogger Nonton MotoGP Motegi, meski Marini Finish 14
- Ada Honda PCX 160 dan EM1 e: di MotoGP Mandalika
- Meet & Greet Fabio Quartararo di MotoGP Mandalika Promosikan Yamaha NMAX Terbaru