Motomazine.com – Performa Francesco Bagnaia di Sprint Race MotoGP Argentina boleh dibilang biasa saja. Dibandingkan dengan seri perdana di Portugal, Bagnaia terlihat lebih kalem, penuh perhitungan dan tidak memaksakan diri tampil sebagai pemenang. memang begitulah ketika pembalap sudah mulai dewasa. Mereka akan bisa berpikir, kapan harus tampil habis-habisan, dan kapan tampil defensif yang berbuah tetap mendulang poin dan amankan posisi di puncak klasemen pembalap. Cerdas memang, Pecco memilih tidak memaksakan diri saat kondisi motornya tidak mau diajak untuk itu.
Bagnaia sendiri hanya finish posisi enam. Doi menjadi pembalap dari VR46 Academy yang finish paling buncit di Sprint Race Argentina. Marco Bezzecchi finish kedua, Luca Marini tiga, dan Franco Morbidelli empat. Jika tidak tersalip oleh Alex Marquez di last lap, bisa jadi Bagnaia finish posisi lima.
“Balapan yang sangat menyenangkan. Saya memilih tidak memaksakan diri karena itu akan beresiko jatuh. Beberapa pembalap melakukannya. Mereka mendorong hingga 100%. Saya tidak, karena memang tidak begitu nyaman di atas motor. Banyak sekali yang melintas, emotong jalur dan bahkan menyenggolku. Tapi itu tidak masalah, beginilah Sprint race. Saya bersenang-senang, ritme balapku juga bagus, hanya ketinggalan momen untuk berada di depan,” tutur Pecco seperti dilansir dari Paddock-GP.
Pecco menambahkan: “Sprint race sangat menarik untuk ditonton, tapi sulit dikoordinasi. Saya kesulitan dengan perasaan di depan motor sejak balapan dimulai. Mungkin itu karena tekanan ban atau temperaturnya. Kemudian saya kehilangan beberepaa saat karena bertarung dengan Alex (Marquez). Karena pertarungan kami, kami kehilangan momentum. Alex sangatlah agresif, kami sebenarnya bisa berada di podium, tapi itulah yang terjadi kepada kami. Masih, saya masih senang, dan tidak mudah menyelesaikan balapan.”
Kalau sampean perhatikan, Sprint race memang luar biasa menggila. Jumlah putaran yang hanya berkisar 12 lap saja memaksa pembalap untuk sesegera mungkin berada di depan, atau setidaknya tetap berada di depan. Mereka bisa tampil habis-habisan karena tak perlu terlalu memikirkan degradasi ban. Ditanya terkait strategi balapan di hari Minggu, Pecco menjawab,
“Kami perlu meningkatkan area dimana kami kesulitan. Masalahnya ada pada akselerasi. Pengereman ok, tetapi saya kehilangan waktu di pertengahan tikungan. Mungkin penyebabnya tekanan ban depan. Saya sangat percaya balapan utama (Minggu) akan berbeda, terutama pada pemakaian ban belakang. Tetapi saya juga harus meningkatkan sedikit lagi kemampuanku.” tutup Bagnaia.
Menarik melihat akan seperti apa balapan hari Minggu ini. Apakah Bagnaia mampu kembali dulang kemenangan seperti di Portimao dan semakin mengamankan posisinya? Atau anak didik Valentino Rossi ini akan memilih kembali bermain aman demi amankan posisi? Kita lihat saja Senin dini hari waktu Indonesia bagian barat. (mmz)
Artikel terkait:
- Jatuh Hati dengan KTM Vinales Bilang Motornya Agresif
- Marc: Selamat Tinggal Red Bull, Selamat Belajar Pecco
- Petrucci: Toprak Bisa Menang di MotoGP, Dia Gambaran Valentino dan Marc
- Yamaha M1 Mesin V4 Bisa hadir di Tes Sepang
- WSBK: Honda Tak Butuh Toprak
- Celaka! Marini Bilang Honda Jalan di Tempat
- Massimo Rivola Terkejut dengan Review Martin. Aprilia Harus Banyak Berbenah?
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun