motomazine.com – Ducati buka suara. Apa yang menjadi kegelisahan FBR di awal-awal kedatangan Valentino Rossi ke Ducati, hingga akhirnya angkat kaki dan balik ke Yamaha mulai terjawab. Davide Tardozzi, salah satu petinggi di Ducati menyebut bahwa mendatangkan Valentino Rossi saat itu adalah sebuah kesalahan. Siapa yang salah? Valentino Rossi? Ducati? Atau bahkan keduanya. Apakah kesalahan tersebut bisa kembali terjadi karena mereka mendatangkan Marc Marquez musim depan?
Kalau pemirsa menganggap musim 2011 dan 2025 itu mirip, artinya sampean belum paham benar apa yang terjadi di tubuh Ducati. Tahun 2007 Casey Stoner membawa kejayaan bagi Ducati dengan menyabet gelar juara dunia. Tahun 2008 dan 2009 Vale berhasil mencuri gelar juara dari Casey Stoner lewat Yamaha. Tapi ingat, perjuangan Rossi saat itu sama sekali tidaklah mudah.
Ducati Desmsoedici GP8 dan GP9 masih menjadi motor yang kompetitif (khususon Stoner), meskipun tahun 2009 dan 2010 menjadi musim terburuk bagi pembalap Australia tersebut. Casey menderita kram perut yang beberapa kali membuatnya berhenti di tengah balap karena tak kuat menahan sakit.
Tahun 2011 MotoGP menjadi era terakhir mesin 800cc sebelum akhirnya kembali ke 1000cc pada tahun 2012. Ketika Rossi datang ke Ducati, banyak yang menggantungkan harapan setinggi helikopter pembawa kamera di sirkuit. Itu adalah dream team. Pembalap Italia, nunggang motor Italia dengan kru Italia. Jika proyek Rossi-JB-Ducati berhasil, itu adalah pencapaian luar biasa.
Namun begitu musim berjalan, jangankan untuk juara, podium bareng Ducati saja menjadi hal mustahil bagi Vale. Pembalap bernomor 46 ini mampu naik podium ketika trek basah. Ducati yang punya rear end luar biasa, bisa menyalurkan hasrat si-46 tapaki podium. Ironisnya ketika race berlangsung pada cuaca cerah, kakak Luca Marini tersebut langsung melempem.
Apakah Rossi sudah tak lagi kompetitif? Jawabannya tidak!
Rossi dan Burgess sudah berupaya mengubah Desmesedici sesuai apa yang mereka mau. Anehnya, pengembangan yang dilakukan Ducati terkesan sangat lambat. Kami para FBR sempat menduga, Rossi akan me-Yamaha-kan Ducati. Namun faktanya, semua itu salah. Sepanjang musim, Desmosedici GP11 hanya mendapat update swingarm model underbrace plus knalpot samping panjang. Sebelumnya GP11 pakai swingarm konvensional dan knalpot bamboo slash di fairing bawah. Hasilnya, Ducati masih badak dan tak mau diajak belok.
Barulah tahun 2012 saat MotoGP beralih kembali ke 1000cc, Ducati kembali berikan tambahan update berupa sasis twin spar aluminium. Saat itu FBR benar-benar sumringah. Berharap update yang dilakukan Ducati mampu menjawab keloyoan Rossi. Tapi apa daya, semua itu ternyata belum cukup. Ducati Demsosedici GP12 juga memble di trek kering. Vale baru bisa gaspol saat race berlangsung dalam kondisi hujan, sama seperti setahun sebelumnya.
Saat itu beredar kabar Ducati masih memegang teguh filosofi mereka bahwa pembalaplah yang harus bisa mengendarai Ducati, bukan Ducati yang harus nurut ke pembalapnya. Tersiar kabar juga jika Vale-JB sempat meminta mesinĀ baru berkonfigurasi V75 derajat, menggantikan mesin L Desmodromic milik Ducati. Tapi itu semua tak pernah Ducati turuti hingga akhirnya Rossi memilih pergi, kembali ke bangku Yamaha di 2013.
“Itu adalah pertaruhan yang sama sekali berbeda karena persiapan yang kami punya saat ini sebagai perusahaan, motor dan manajemen teknis. Saat itu adalah kesalahan besar membawa Valentino ke Ducati, kita sama sekali belum siap. Ducati belum siap menata Valentino. Saat ini kami sangat siap, dan perlu diingat, kita saat ini bersama pembalap yang menangi dua kali gelar juara dunia,” tutur Tardozzi menanggapi keputusan Ducati datangkan Marc Marquez, seperti dikutip dari Crash.net.
Memang beda. Datang dari motor kompetitif ke motor perlu pengembangan. Berbanding datang dari motor amburadul ke motor kompetitif. Dari situ saja sudah sangat jelas, siapa yang bermental juara. (mmz)
Artikel terkait:
- Jatuh Hati dengan KTM Vinales Bilang Motornya Agresif
- Marc: Selamat Tinggal Red Bull, Selamat Belajar Pecco
- Petrucci: Toprak Bisa Menang di MotoGP, Dia Gambaran Valentino dan Marc
- Yamaha M1 Mesin V4 Bisa hadir di Tes Sepang
- WSBK: Honda Tak Butuh Toprak
- Celaka! Marini Bilang Honda Jalan di Tempat
- Massimo Rivola Terkejut dengan Review Martin. Aprilia Harus Banyak Berbenah?
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun