motomazine.com – Perlahan tapi pasti, Luca Marini mulai berprogress. Pembalap bernomor 10 tersebut kian memahami masalah kronsi Honda Rc213V pasca ditinggal pergi Marc Marquez. Banyak opini yang menyebut bobroknya Honda Rc213V akibat pengembangan yang salah, pasca dipegang Pol Espargaro. Namun sejatinya sejak Honda lebih ke Marquezsentris, RC213V memang sebapuk itu! Tetapi kini kerja keras passukan Honda mulai terlihat. Setidaknya Marini yang selalu sunmori di barisan paling buncit, muali bisa merangsek ke depan. Sementara ya… 15 besar dulu deh. Setidaknya masalah yang dialami Honda makin jelas jluntrungannya.
Honda RC213V adalah motor dengan karakter front end yang kuat. Masalah utama RCV hanya ada pada kurangnya feeling pada roda belakang. Harus diakui, kesaktian Marc memainkan buritan menjadi penutup bagi kelemahan tersebut. Namun pasca 93 pergi, Honda seperti kehilangan segalanya. Front end ambyar, rear end juga belum sembuh. Mateng wes!
Progress lumayan apik ini Marini tunjukkan saat sesi kualifikasi. Meski ada di posisi 19 setidaknya doi hanya terpaut 0,7 detikan saja dari pembalap tercepat di Q1. Pun di Sprint race, adik Valentino Rossi tersebut berhasil amankan posisi 15.
Melihat progress kecilnya tersebut Marini berikan anasilis yang cukup mendalam. “Bagiku, jika aku ingin mendorong dan membuat laptime bagus dalam satu putaran, OK, saya mungkin bisa melakukannya. Namun untuk bisa konsisten sepanjang balapan berlangsung, itu yang masih sulit aku lakukan hingga saat ini,” tutur Maro.
“Berbeda dengan Zarco, ia terlihat sedikit lebih bisa mengontrol motornya daripadaku. Dia juga memilih paket ban berbeda. Saya memilih ban medium di depan, sementara Zarco memilih ban soft. Saya tak begitu suka dengan ban depannya. Dengan ban medium saya berharap bisa melakukan sesuatu yang lebih baik, namun faktanya setelah 6 lap, degradasi ban mulai terasa. Ban mulai banyak bergerak dan terasa sangat dekat untuk jatuh, terutama bagian kanan. Saya tak punya rasa PeDe untuk mendorong lebih hingga di akhir balapan. Faktanya, Zarco menyalipku,” tambah Luca.
Yaps, pemilihan ban menjadi hal krusial di MotoGP saat ini. Baik ban berkompon soft, medium dan hard, semua punya positif dan negatifnya masing-masing. Tinggal bagaimana pembalap mengatur pemilihan ban itu dengan cara yang sebaik-baiknya. Sore ini masih akan digelar main race MotoGP Silverstone. Jangan sampai ketinggalan karena ada yang spesial di Silverstone nanti. Semua tim memakai livery retro untuk peringati 75 tahun usia MotoGP! (mmz)
Artikel terkait:
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun
- MotoGP: Martin Menangi Sprint Race, Pecco DNF
- Catalunya jadi Kandidat Kuat Pengganti Race Finale Valencia
- MotoGP: Iannone Kembali, Siapa yang Harus Waspada?
- Komentar mmz di Akun MotoGP dapat berbagai Rujakan Netijen. Heran…
- MPM Honda Jatim tetap Semangat Ngajak Blogger Vlogger Nonton MotoGP Motegi, meski Marini Finish 14
- Ada Honda PCX 160 dan EM1 e: di MotoGP Mandalika
- Meet & Greet Fabio Quartararo di MotoGP Mandalika Promosikan Yamaha NMAX Terbaru