Motomazine.com – Salam safety riding bro sis.. Akhir-akhir ini media seakan dihebohkan dengan polemik yang muncul akibat adanya motor listrik, yang nantinya tentu diwacanakan juga menjadi motor mass prod ke depannya. Missed communication rupanya menjadi pemicu awal hingga timbul permasalahan seperti sekarang ini.
Berita awalnya memang dimulai dari AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) dimana melalui ketumnya (sumber: OTOMOTIFNET) menyebutkan jika motor listrik masih belum cocok di Indonesia. Hal ini mengacu pada tujuan motor listrik tersebut, jarak tempuh, sarana pendukung hingga kemampuan menjelajah sang sepeda motor. Lebih lanjut Gunadi Sindhunata justru telah melakukan study banding perihal motor listrik ini ke Tiongkok. Bukannya mendapat hasil positif, namun dinilai motor listrik ini hanyalah transisi belaka. Artinya 10 atau 15 tahun kemudian motor ini akan hilang dengan sendirinya. Dengan kata lain konsumen bakal beralih ke motor konvensional (berbahan bakar minyak/bensin).
Mendengar kabar ini, PT. Garansindo yang memang getol melakukan eksperimen seputar motor listrik, dan bahkan telah menjalin kerjasama dengan ITS hingga melahirkan GESITS merasa sedikit terusik. pasalnya, GESITS yang sempat mereka perkenalkan beberapa waktu lalu diklaim mampu berkitir hingga 100 kpj dan sanggup menempuh jarak hingga 100 km dalam satu kali charging. Artinya, kemampuan motor ini sudah setara dengan skutik konvensional berbahan bakar minyak/bensin dengan kubikasi 125cc.
Tak cukup hanya diam saja, bahkan Garansindo melalui CEO-nya Muhammad Al Abdullah telah membuat surat terbuka untuk para pejabat AISI. Begini bunyi suratnya:
Yth Bapak Ketua dan para pejabat AISI.
Membaca komentar para pejabat AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia) di beberapa media, terkait sepeda motor listrik, dan juga mencermati manuver yang dilakukan baik dari salah satu anggota AISI maupun secara kumulatif, izinkan kami memberikan saran.
Sebaiknya para pejabat dan anggota AISI tidak perlu panik atas respons masyarakat yang begitu besar antusiasmenya kepada sepeda motor listrik, akan lebih bijaksana dan elegan apabila AISI bisa berlapang dada untuk menerima kenyataan bahwa masyarakat Indonesia sudah cukup cerdas untuk sadar akan kemajuan teknologi dan kesadaran atas pencemaran polusi yang sudah sangat rawan.
Maka akan percuma apabila AISI terus berusaha melawan arus karena hanya untuk kepentingan bisnis sesaat. Sadar, terima dan dukunglah:
1. Indonesia sudah sangat membutuhkan sepeda motor listrik dan tidak bisa dibendung.
2. Dukung kemampuan anak bangsa untuk bisa memaksimalkan keahliannya.
3. Bantu pemerintah kita untuk mewujudkan ekonomi mandiri
4. Berbuat lah suatu hal yang bisa anda banggakan untuk anak dan cucu atas peranan anda memajukan bangsa dan tanah air Indonesia kita.
Salam hormat dan merdeka! (Sumber:mariodevanblog)
Ironis memang masbro.. Tatkala para pemuda penggerak roda Indonesia mulai berkarya dengan menghadirkan sebuah inovasi yang jauh melangkah ke depan, justru di sana ditemukan batu sandungan, pihak-pihak yang sekiranya masih belum bisa menerima kehadiran sepeda motor listrik dengan pelbagai alibi… Namun jika kita mau merunutnya lebih jauh, sebenarnya alasan-alasan yang dikemukakan itupun memang benar adanya.. Kehadiran sebuah teknologi haruslah bertujuan jelas, berdaya guna bagi masyarakat, serta telah siap diedarkan dengan bermacam kesiapan faktor pendukungnya. Dalam hal ini kita berbicara mengenai jaringan listrik, spbu pengisian listrik serta masih banyak lagi faktor pendukung lainnya.
Lebih jauh, menanggapi tentang hal ini, Honda yang juga memperkenalkan EV Neo mereka beberapa hari lalu rupanya juga memiliki pendapat tersendiri. Jika masyarakat Indonesia memang sudah siap menerima motor listrik, worthed to buy, dan telah “sadar” benar dengan segala konsekuensi motor listrik itu, AHM juga tak segan-segan untuk mengkaji, menguji dan bahkan memproduksi motor listrik yang mempunyai kemampuan layaknya motor konvensional berkubikasi 125 cc sekalipun… Nah loh… Tambah melebar kan…? Yang penting damai ya pak.. Syukur semua bisa saling bekerjasama bahu membahu menciptkan kendaraan (listrik) bermutu demi kemaslahatan bersama.. Kalau itu sukses kan kita juga yang untung… Polusi terkurangi, ketergantungan akan minyak bumi teratasi dan yang pasti… Eh, sebentar.. Jangan-jangan ada yang merugi…. You know lagh siapa… (MMz)
==============
Punya pertanyaan atau ingin berbagi informasi? Kirim saja ke:
• motomazineblog@gmail.com
Sebenarnya yang rugi bukan APM.. apa sihh yang gak bisa mereka buat dan jual?? Tapi mungkin Mukidi takut sampai tidak bisa………yahh sudahlah om..
Mukidi takut gak bisa jualan nyimak ya om? Hehe
Pertamina mendukung gak ya?
Nah itu dia pak.. Kayaknya kok… Ah sudahlah..haha
Yg aneh tuh ketika ada orang AISI yg berpendapat klo mtr listrik belum siap utk di mari disisi laen ada anggata AISI yg ktnya melakukan survey tentang mtr listrik & anehnya lg mtr listrik yg mereka uji adlh mtr listrik yg kemampuanya hanya setara mtr konvensional berkapasitas 50cc.
Jd wajar klo ada yg berpendapat ada semacam upaya “penggiringan opini” disini.
Penggiringan opini mengarah ke pemb*d*han publik?
Apapun istilah e yg jls dagelan kyk gt berpotensi membuat public salah persepsi.
Yo itu berarti penggiringan opini
kapan gesit dijual???
Semoga secepatnya dipasarkan