Motomazine.com – Valentino Rossi kembali jadi sorotan. Setelah kepergiannya ke tim satelit Petronas SRT lagi-lagi banyak mata tertuju padanya. Apalagi kalau bukan prestasi yang makin moncer. Namun alih-alih kompetitif, Rossi justru terpuruk bahkan selesai di belakang adiknya yang baru naik kelas dan nunggang Ducati. Dari hasil inilah banyak pengamat yang mengkhawatirkan hasil finish Rossi di tes Qatar 1 ini. Apakah ini juga menjadi indikator Rossi bakal kesulitan lagi?
Seperti kita tahu, musim 2020 kemarin Rossi benar-benar acak-acakan jalani balap. Kendala motor ditambah terjangkit virus membuatnya melorot hingga ke posisi 15. Posisi terburuk dalam karir buruknya.
Harapan besar Rossi dengan Petronas
Tinggalkan Yamaha pabrikan untuk bergabung bareng Petronas SRT sepertinya juga belum buahkan hasil menggembirakan. Oke ini memang masih tes perdana. Namun apa yang Rossi alami sangat berkebalikan dengan rekan-rekannya di Yamaha.
Lihat saja Fabio yang moncer menjadi pembalap tercepat (Day 2). Rossi bahkan terpaut jarak hingga 1,7 detikan di posisi 20.
Namun untuk yang satu ini Rossi sepertinya punya alasan sendiri. Tapi lagi-lagi, alasan Rossi ini justru mengkhawatirkan. Doi masih keluhkan kurangnya grip ban belakang dan akselerasi yang memble. Lah mateng wes!
“Posisi dan kecepatannya sama sekali tidak fantastis. Motor (2021) ini saya rasa masih mirip dengan versi 2020. Sasisnya memang beda, namun saat anda melaju rasanya masih sama dengan versi 2020. Saya meeasa kurang nyaman di atas motor. Saya masih merasakan kurangnya grip pada ban belakang sehingga motor tak bisa berakselerasi dengan baik,” tutur Rossi.
“Kami sudah melakukan ubahan dan memodifikasi beberapa bagian namun itu tak berikan hasil. Saya masih belum nyaman dengan motor. Masih ada hari untuk mencoba modifikasi distribusi berat, dan menganalisis apa yang sebenarnya terjadi,” tambah pembalap berusia 42 tahun tersebut.
Mengkahwatirkan memang. Meskipun Rossi mengaku tak sempat mencoba ban (lembut) untuk membuat catatan waktu terbaik, namun gap waktu yang terjadi antara dirinya dan Quartararo sangatlah besar. Dan ini patut dikoreksi.
“Valentino Rossi tak menyembunyikan kesulitannya. Itu tak berjalan cukup bagus, sementara Fabio dan Quartararo berkendara dengan lebih baik. Dia jelas mendapatkan beberapa kesulitan. Mungkin Rossi akan lebih baik di tes selanjutnya, tapi saya ragu dia bisa ada di depan pembalap Yamaha lain,” ucap Pernat.
Sebuah ungkapan jujur dari pengamat senior MotoGP sekaligus mantan pembalap yang tahu benar bagaimana situasi dan kondisi di dalam sirkuit. Dan hal ini tentu saja menimbulkan kegalauan untuk fans Rossi.
Banyak yang berharap Rossi akan rengkuh juara dunia ke-10 nya musim ini bareng tim satelit Yamaha. Tapi kenyataannya?
Namun terlepas dari itu, masih tersisa sedikit cercah sinar dari sang adik, Luca Marini. Pembalap yang bernaung di Esponsorama Avintia Ducati lewat bendera VR46 Academy ini menyebut jikalau kakaknya benar-benar melakukan testing motor dan tak begitu mempedulikan catatan waktu. Kalau menurut pemirsa gimana nih? (mmz)
Artikel terkait:
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun
- MotoGP: Martin Menangi Sprint Race, Pecco DNF
- Catalunya jadi Kandidat Kuat Pengganti Race Finale Valencia
- MotoGP: Iannone Kembali, Siapa yang Harus Waspada?
- Komentar mmz di Akun MotoGP dapat berbagai Rujakan Netijen. Heran…
- MPM Honda Jatim tetap Semangat Ngajak Blogger Vlogger Nonton MotoGP Motegi, meski Marini Finish 14
- Ada Honda PCX 160 dan EM1 e: di MotoGP Mandalika
- Meet & Greet Fabio Quartararo di MotoGP Mandalika Promosikan Yamaha NMAX Terbaru
kemungkinan besar gaya balap rossi yang perlu diperbaiki, mungkin bisa diawali dari belajar naik mio.
wkwkwk…sudah terlalu tuo lek