Motomazine.com – Menarik ngebahas yang satu ini. Yaps, nonton MotoGP. Motomazine baru saja bertolak dari Lombok untukĀ menyaksikan perhelatan MotoGP secara langsung. Bertempat sirkuit Mandalika Lombok NTB, event internasional ini menjadi pengukir sejarah baru, kembalinya MotoGP ke Indonesia. Setelah terakhir kali balap GP kelas dunia ini mampir ke Sentul 1997 silam. namun lucunya, nonton MotoGP secara langsung bukanlah seindah bayangan sampean semua. Bahkan banyak yang menyebut hadir di tribun secara langsung hanya demi kebutuhan konten dan update status belaka! Wkwkwk…
Memang ta bisa dipungkiri sih. Di saat semua butuh branding dan pencitraan seperti sekarang ini, hadir secara langsung untuk menyaksikan MotoGP menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Setidaknya ada jejak digital dan memori yang bisa dibagikan ke anak cucu. Lebih tepatnya membagikan euphoria yang selalu teringat sampai kapanpun.
Mmz kali ini berkesempatan nonton MotoGP bareng PT. STSJ atau Yamaha Jatim. Sebuah kesempatan emas karena saya nontonnya gratisan. Yaps, STSJ memberangkatkan konsumen terpilih, tenaga-tenaga marketing berprestasi plus awak media.
Jelas ini menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Lebih daripada hanya membuat konten dan update status, tapi lebih ke sensasi langsung nonton MotoGP di sirkuit.
Banyak Cerita butuh Tenaga
MotoGP Mandalika menjadi momen pertama gelaran MotoGP era modern di Indonesia. Sirkuit ini sejatinya sudah jadi dan pernah digunakan untuk balapan World Superbike. Tapi itu semua sepertiny belum cukup untuk menutup beberapa celah kekurangan yang ada d di sana.
Saya di sini tidak akan membahas aspal yang bolong. Namun lebih ke ribetnya sarana dan prasarana di sekitaran sirkuit. Pada hari Minggu (20/3) Tercatat sekitar 62 ribuan orang hadir di sana. Mereka berbondong-bondong datang untuk menyaksikan jagoannya berlaga. namun apa yang mereka dapat?
Tontonan luar biasa seru? Mungkin iya. Namun di sebalik itu, perjuangan untuk sampai ke sirkuit bukanlah perkara gampang. Lokasi parkiran ke sirkuit berkisar 8 kilometeran. Ada shuttle bus yang mengangkut penonton ke sana. Namun itu semua tidak cukup untuk mencegah penonton berdesakan.
Baru memasuki gate pertama penonton sudah harus berdesakan untuk melakukan scanning aplikasi pedulilindungi. Tak cukup sampai di situ, mereka masih harus kembali berjubel untuk masuk ke shuttle bus yang akan mengangkut ke sirkuit.
Apakah selesai sampai di situ? Absolutely not!
Setelah balapan MotoGP usai kehiruk pikukan bertambah kacau. Shuttle bus yang sedianya masuk ke sirkuit tak bisa masuk ke lokasi. Akhirnya penonton harus jemput bola berjalan hingga berkilo-kilometer untuk menemukan bus shuttle mereka.
Dan setelah mendapatkan bus yang membawa penonton ke parkiran sekalipun, masalah tak selesai sampai di situ. Bus dan kendaraan lain stuck. Alhasil penonton pun berhamburan keluar bus untuk jalan kaki menuju parkiran (kendaraan masing-masing). Masih sekitar 1,5 kilometer hingga 2 kilometeran tergantung di mana penonton turun dari shuttle bus.
Apakah masalah selesai? Belum! Sesampainya di kendaraan masing-masing pun kita harus masih antri untuk menunggu keluar dari parkiran. Bayangkan, jarak 2 kilometer saja harus ditempuh dalam waktu 1 jam! Total sejak keluar dari sirkuit pukul 17.00 setempat, sekitaran pukul 12.00 malam kita baru sampai ke hotel. Pufhhh!!! Gila!
Ini yang seharusnya menjadi PR ke depannya. Belum lagi kondisi sekitar trek yang becek setelah tersiram hujan.
Namun meski begitu salut untuk semua penonton tanah air yang sudah bersedia meluangkan waktu, pikiran, tenaga dan emosinya untuk hadir langsung di sikruit Mandalika. Kalian luar biasa!!! Urraaaaaa!!!! (mmz)
Artikel terkait:
- Jatuh Hati dengan KTM Vinales Bilang Motornya Agresif
- Marc: Selamat Tinggal Red Bull, Selamat Belajar Pecco
- Petrucci: Toprak Bisa Menang di MotoGP, Dia Gambaran Valentino dan Marc
- Yamaha M1 Mesin V4 Bisa hadir di Tes Sepang
- WSBK: Honda Tak Butuh Toprak
- Celaka! Marini Bilang Honda Jalan di Tempat
- Massimo Rivola Terkejut dengan Review Martin. Aprilia Harus Banyak Berbenah?
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun