Motomazine.com – Pembalap Ducati Francesco Bagnaia menyebut motor MotoGP era sekarang yang penuh dengan piranti aerodinamika sangat berpengaruh terhadap performa pembalap. Bagnaia bahkan menyebut dirinya lebih suka motor tanpa saya. Menurutnya itu menuntut bakat lebih alami dan memudahkan dalam mengendalikan sepeda motor. Sedikit kontradiktif memang dibanding yang Ducati hasilkan sejauh ni. Ducati bisa dibilang pemrakarsa paket aero pada tubuh Desmosedici, dan bahkan merambah sampai ke motor massalnya, Panigale V4R dan V4 Superleggera.
Bukan omong kosong, tanpa banyak orang ketahui ternyata Pecco sempat menjajal Ducati Desmosedici yang polos tanpa perangkat aero sama sekali. Tepatnya ketika murid VR46 Academy tersebut baru saja melakukan tes pertama untuk musim perdananya di MotoGP, tepatnya di sirkuit Losail Qatar.
Lebih jauh Speedweek telah mewancarai pembalap yang kini memakai nomor start #1 tersebut. Pertanyaannya masih seputar efek motor dengan dan tanpa paket aerofaring.
“Secara keseimbangan pada dasarnya sama saja dengan atau tanpa aero. Sayangnya terlalu banyak pendapat, dan faktanya kita masih bisa menyalip dengan piranti aero. Jika kamu lebih cepat dari pembalap di depanmu maka kamu bisa menyalip, selama itu aman,” tutur Pecco. “Saya tak peduli apakah kita berkendara dengan dan tanpa paket aero. Saya cepat dengan keduanya. Tak banyak yang berubah. Namun pengembangan atas paket aero ini dianggap lebih baik, jadi akan tetap berlanjut,” tambahnya.
“Ya, pada tes MotoGP pertama saya di Qatar saya meminta untuk menguji motor tanpa sayap. Saya menyukainya karena membuat mengemudi lebih mudah. Sekarang Anda harus mendorong sepeda hingga batasnya untuk mendapatkan yang terbaik darinya. Sebelumnya, terutama pengemudi yang mengendalikan mesin. Di tikungan jauh lebih mudah tanpa sayap. Saat berakselerasi, Anda harus lebih banyak menggunakan rem belakang dan lebih banyak bermain dengan gas. Sekarang, dengan semua alat, Anda harus mendorong segalanya hingga batasnya agar efektif.” Tambah pembalap yang kini memimpin perolehan poin tersebut.
Yaps, kehadiran paket aero memang menjadi pro-kontra. Terlebih aturan ini akan dikaji ulang setidaknya di 2027 nanti. Jadi ya kita tunggu saja akan seperti apa kelanjutan motor-motor prorotype MotoGP. Apakah tetap bersayap, atau malah menghilangkan semua sayap. Karena apapun itu, motor MotoGP tanpa sayap terlihat jauh lebih keren dan alami. (mmz)
Artikel terkait:
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun
- MotoGP: Martin Menangi Sprint Race, Pecco DNF
- Catalunya jadi Kandidat Kuat Pengganti Race Finale Valencia
- MotoGP: Iannone Kembali, Siapa yang Harus Waspada?
- Komentar mmz di Akun MotoGP dapat berbagai Rujakan Netijen. Heran…
- MPM Honda Jatim tetap Semangat Ngajak Blogger Vlogger Nonton MotoGP Motegi, meski Marini Finish 14
- Ada Honda PCX 160 dan EM1 e: di MotoGP Mandalika
- Meet & Greet Fabio Quartararo di MotoGP Mandalika Promosikan Yamaha NMAX Terbaru