Motomazine.com – Kabar pengganti Marc Marquez kembali mencuat. Sedikit terlalu mulek, cuman hal ini malah menjadi sesuatu yang sangat menarik untuk diikuti. Banyak sekali nama yang digosipkan bakal mengisi kekosongan kursi yang Marc tinggalkan di Honda Repsol Team. Dari awal sudah muncul nama-nama seperti Maverick Vinales, Miguel Oliveira, Fabio Di Giannantonio, Pol Espargaro, Johann Zarco, Luca Marini hingga Fermin Aldeguer. Nah sekarang ini, nama Luca Marini kembali menonjol dan sagat disangkutpautkan dengan HRT. Apakah ini menjadi penanda bahwa pembicaraan antara Repsol Honda dan VR46 menuju ke arah yang lebih serius? Menariknya lagi, tak ada penolakan dari Uccio sebagai manager tim. Weleh…
Awalnya sangat ironis dan sangat di luar logika. Kita tahu siapa Luca Marini. Marini adalah adik tiri Valentino Rossi. Saat ini Marini bergabung dengan Mooney VR46 Team sekaligus anak didik di VR46 Academy. Selanjutnya, hubungan Rossi dan Repsol selalu kurang baik. Hal tersebut terpicu dari hengkangnya Rossi dari Honda 2003 silam. Rossi memilih Yamaha yang notabene tim tengah saat itu dan berupaya membuktikan bahwa dirinyalah yang hebat, bukan Honda RC211V.
Keputusan ‘gila’ Valentino Rossi inilah yang akhirnya membuat Repsol Honda kecewa. Mereka masih jumawa dan beranggapan bahwa mesin Rc211V lah yang superior, sehingga siapapun pembalapnya pasti akan juara. Berbanding terbalik, Max Biaggi yang melipir ke Repsol Honda justru bertekuk lutut dan harus menyerahkan tropi juara dunia MotoGP 2004 ke Valentino Rossi dan Yamaha. Ya, Rossi langsung jurdun di tahun pertamanya nunggang YZR-M1.
Kurang sedapnya hubungan antara Vale dan HRT tersebut bahkan sampai ke tertahannya Honda NSR500 yang HRT janjikan untuk Valentino Rossi. Smeentara sekarang, HRT menginginkan Luca Marini menjadi pembalapnya. Apa nggak plot twist banget tuh!
Tapi lagi-lagi balik ke dunia balap itu sendiri. Dunia balap memang sedinamis itu. Dan entah kenapa, pasca perpisahan Vinales dengan Monster Yamaha 2019 silam (putus hubungan di tengah kontrak), sepertinya klausul perjanjian dan sakralitas di MotoGP makin menguap. Pembalap dan pabrikan bisa saling menyetujui untuk berpisah, secara baik-baik atau bahkan dengan berbagai perjanjian yang harus saling diselesaikan (baca: sanksi).
Faktanya yang barusan terjadi. Marca Marquez yang mendapat kontrak abadi sejak 2020 hingga akhir 2024 tetiba putus kontrak di 2023 dan memilih Gresini Ducati. Itulah kenapa, bisa saja tetiba Luca Marini mengiyakan pinangan Repsol Honda. Apalagi pergi ke tim pabrikan adalah cita-cita semua tim independen. Dan tanpa tedheng aling-aling, Uccio Salucci mengaminkan jika pembalapnya pergi ke tim pabrikan.
Dilansir dari TMCBlog, Uccio dengan sangat senang hati mempersilahkan jika salah satu anak didiknya pergi ke tim pabrikan. Namanya tim pabrikan ya bisa ke mana saja. Tergantung siapa yang berminat dengan pembalapnya, tak menutup kemungkinan dengan Honda Repsol Team sekalipun.
“Tujuan dari Akademi dan tim VR46 adalah untuk melatih pembalap yang akhirnya melaju sejauh mungkin dan bagi seorang pembalap untuk mencapai pabrikan adalah yang terbaik. Saya lebih suka dia tetap bersama kami, tapi saya juga akan senang jika dia pergi, karena tujuan Akademi (sekolah pelatihan pengemudi VR46) adalah membantu anak-anak kami mencapai tim pabrikan,” tutur sahabat Vale sejak kecil tersebut.
Jadi sudah jelas, jika memang Marini mau dan Honda benar-benar menginginkan Maro dengan berbagai kesepakatan yang mereka setujui bersama, bukan tidak mungkin Luca Marini akan berseragam Repsol Honda musim depan. Atau lebih plot twistnya Marini akan membawa Mooney ke Honda sebagai pengganti Repsol. Nah loh! (mmz)
Artikel terkait:
- Jatuh Hati dengan KTM Vinales Bilang Motornya Agresif
- Marc: Selamat Tinggal Red Bull, Selamat Belajar Pecco
- Petrucci: Toprak Bisa Menang di MotoGP, Dia Gambaran Valentino dan Marc
- Yamaha M1 Mesin V4 Bisa hadir di Tes Sepang
- WSBK: Honda Tak Butuh Toprak
- Celaka! Marini Bilang Honda Jalan di Tempat
- Massimo Rivola Terkejut dengan Review Martin. Aprilia Harus Banyak Berbenah?
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun