Motomazine.com – Masbro, masalah yang sedang mendera pabrikan sebesar Yamaha dengan tim Movistar mereka sepertinya tak bisa dipandang remeh. Pasalnya hingga balapan di Thailand kemarin pun Yamaha belum mampu mendulang kemenangan. Meski sudah terlihat kompetitif dengan menempatkan Vinales di podium tiga dan Rossi posisi empat, namun Yamaha belum bisa begitu saja bernafas lega. Yoi masbro, Rossi masih belum yakin benar akan apa yang diraih Yamaha tersebut.
Pernyataan Rossi tentang tim Yamaha sendiri memang cukup beralasan. Pasalnya sirkuit Chang mempunyai aspal yang masih baru, dan ini dinilai bagus. Permukaan aspal baru tersebut bekerja cukup apik dengan ban Michelin yang terpasang pada YZR-M1 besutan Rossi dan Vinales. Dan inilah yang masih membingungkan seorang Rossi. Apakah motornya memang sudah bekerja baik atau kebetulan saja klop dengan aspal yang baru.
Sebab beberapa waktu lalu nih, sempat muncul kabar bahwa Yamaha bahkan mengajukan perubahan regulasi mulai MotoGP musim 2019. Yap, Yamaha minta balapan kelas MotoGP diajukan atau dengan urutan MotoGP, Moto3 kemudian Moto2. Berbeda dengan regulasi waktu balap sekarang ini yang didasarkan urutan Moto3, Moto2 baru kemudian kelas MotoGP.
Usut punya usut, pengajuan perubahan regulasi oleh Yamaha ini adalah akibat hipotesis yang ditemukan pabrikan garputala. Carcass atau sisa ban Dunlop dari balap Moto2 dinilai punya andil besar membuat ban Michelin begitu licin, utamanya untuk motor-motor Yamaha. Lha terus, tim lainnya bagaimana?
Dilansir dari media Corsedimoto yang disadur Pak Taufik TMCBlog, Ducati lewat Davide Tardozzi langsung angkat bicara dan menolak pengajuan regulasi ini. “Bagi kami jadwal balapan haruslah tetap seperti ini (moto3-moto2-motoGP),” ujarnya.
Lebih jauh bahkan Tardozzi menambahkan, “Kita harus percaya pada diri kita sendiri, pada kekuatan dan insinyur kita. Di Yamaha mereka punya semua ini dan harusnya bisa melakukan pekerjaan yang bagus. Yang mengganggu saya adalah merubah regulasi hanya karena berada dalam keadaan krisis. Kita harus mendorong tim (untuk mendapatkan hasil bagus). Meminta merubah regulasi dalam kondisi krisis bukanlah hal yang selayaknya dilakukan pabrikan sekelas Yamaha,” tegasnya.
Sementara di tempat terpisah, Alberto Puig manager tim Repsol Honda juga memberikan pandangannya atas apa yang terjadi pada kubu Yamaha. Menurutnya Yamaha tak seharusnya mengajukan ubahan regulasi. Masih dari Puig, manajer yang berhasil mencetak beberapa pembalap cepat ini mengatakan Yamaha tidaklah seterpuruk itu. Saat ini menurutnya Yamaha hanya dalam kondisi tidak imbang. Jadi Yamaha seharusnya bisa mencari jalan keluar. Tak malah selalu menyalahkan motor.
Hmmm… menarik juga nih masbro. Kenapa sampai akhirnya Yamaha harus mengajukan perubahan regulasi kepada pihak penyelenggara balap, hanya karena ban Michelin yang keteteran akibat carcass ban Dunlop Moto2. Hal yang sama sekali tak dialami Ducati, Honda, bahkan Aprilia dan KTM sekalipun. Atau malah mereka juga mengalami tapi gak berani ngomong? Hehehe… Semoga berguna… (mmz)
baca juga:
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun
- MotoGP: Martin Menangi Sprint Race, Pecco DNF
- Catalunya jadi Kandidat Kuat Pengganti Race Finale Valencia
- MotoGP: Iannone Kembali, Siapa yang Harus Waspada?
- Komentar mmz di Akun MotoGP dapat berbagai Rujakan Netijen. Heran…
- MPM Honda Jatim tetap Semangat Ngajak Blogger Vlogger Nonton MotoGP Motegi, meski Marini Finish 14
- Ada Honda PCX 160 dan EM1 e: di MotoGP Mandalika
- Meet & Greet Fabio Quartararo di MotoGP Mandalika Promosikan Yamaha NMAX Terbaru
Lebih dekat dengan motomazine di:
- e-mail: motomazineblog@gmail.com
- FB fanspage: motomazine.com
- IG: @motomazineblog
- Twitter: motomazine
- Youtube Channel: motomazine