MOTOMAZINE.COM – Masbro, di sela-sela perilisan livery tim KTM di Austria kemarin, manager KTM Mike Leitner menganggap bahwa persaingan winglet di MotoGP adalah sebuah pemborosan. Bagaimana tidak, sayap pembantu downforce itu ternyata buh biaya yang tak sedikit. Gak sesederhana yang terlihat, winglet di MotoGP ternyata butuh riset yang luar biasa besar.
Kita ambil contoh saja Ducati misalnya. Pabrikan Italia ini menjadi pabrikan yang getol mempelajari fungsi winglet. Berbagai winglet sudah mereka ciptakan. Bahkan sejak pabrikan lain belum memakainya.
Kalau sampeyan mau flashback ke tahun 2010, saat pabrikan lain belum mengenal winglet, Ducati sudah mulai menaruh sayap di fairing samping Desmosedici GP10 besutan Casey Stoner.
Apakah sesederhana itu? Hanya dengan menambahkan sayap dan semua selesai? Hmmm… ternyata tidak Cak. Ducati selama ini ternyata menguji fungsi winglet tersebut di sebuah tunel khusus. Dan biayanya tidak murah.
Sekarang sampeyan bayangkan. Menciptakan angin buatan di dalam sebuah tunel untuk mengetahui efek aerodinamika dari sepasang winglet. Iya itu kalau berhasil, kalau tidak, mereka akan riset lagi kan?
Dan dari hal-hal seperti inilah akhirnya Mike Leitner memandang kalau winglet itu justru menambah pemborosan.
“Kita sudah punya ECU seragam, IMU juga, dan itu OK. Apa yang ditawarkan MotoGP sekarang hampir sama dengan beberapa tahun silam, tapi biayanya meningkat. Di F1 mereka komplain perkara winglet. Sangat sulit mendahului mobil di depan.”
“Kami sudah berbicara dengan pembalap kami. Dan memang benar akan muncul turbulensi saat pembalap mengikuti motor di depannya. Menurut saya ini kurang bagus di sisi keamanan. Tapi ini sebuah aturan dan kami harus menerimanya,” tutur Leitner.
Winglet di Formula 1 sudah dikurangi
Bicara winglet memang akan menjadi pro kontra berkepanjangan. Di balap Formula 1 bahkan, sayap-sayap pembantu downforce ini sudah mendapatkan revisi loh Cak. Di Formula 2019 contohnya, sayap depan harus lebih disederhanakan.
Membandingkan sayap di F1 dan MotoGP sepertinya memang kurang afdol sih. Sebab di MotoGP aerowing hanya terlihat di bagian cowl depan. Beda dengan Formula 1 yang seluruh tubuhnya dipenuhi winglet.
Namun secara cost atau biaya, keduanya sama-sama butuh biaya yang tidak sedikit. Hubungannya ya sama biaya eksperimen, bahan serat karbon yang dipakai, juga dengan biaya wind tunnel yang harus ditanggung.
Jadi sepertinya emang cukup beralasan sih kalau pada akhirnya riset winglet itu butuh biaya yang besar. Namun di sisi yang lain dibatasinya fungsi elektronik pada akhirnya akan membuat tim meriset piranti penggantinya, termasuk winglet ini.
So, menurut pemirsa, gimana nih seharusnya winglet di MotoGP ini? Apakah harus dilarang? atau dibiarkan saja. Yang pasti di musim 2019 ini panitia keamanan Danny Aldridge sudah merilis berbagai peraturan ketat.
Salah satunya adalah winglet tersebut tidak boleh dibongkar pasang selama berlangsungnya musim balap 2019. Jadi kalau sudah dihomologasi di race perdana Qatar, ya tuh winglet harus dipakai sampai akhir musim.
Kedua mengenai ukuran winglet. Danny juga sudah menyiapkan sebuah alat untuk mengukur sepeda motor prototype MotoGP. Apakah lolos regulasi apa tidak. Caranya gampang. Kalau tuh motor plus wingletnya bisa masuk, artinya sayap yang dipakai lolos regulasi. Semoga berguna… (mmz)
kalo versi hemat, beda awalan saja S
contohnya pak?