MOTOMAZINE.COM – Ducati Desmosedici seakan menjadi motor paling menakutkan di grid MotoGP saat ini. Bagaimana tidak, motor berkonfigurasi mesin V4 tersebut menjadi jet darat paling cepat yang tak bisa disaingi oleh para kompetitor, termasuk Honda sekalipun. Di Mugello kemarin, lewat tangan Dovisiozo bahkan Desmosedici GP19 kembali catatkan rekor luar biasa 356,7 km/jam. Lantas apa sih rahasia sehingga Ducati bisa secepat itu?
Selain mesin Desmodromic big bang yang diusung, ternyata Ducati memang sangat konsen terhadap sisi aerodinamika. Dan di sini, di aerodinamika inilah Ducati terus mencoba mendapatkan kecepatan tanpa harus banyak mengorbankan sisi mesin, konfigurasi motor maupun wiight distribution si motor.
Yap, mulai tahun 2017 kemarin sepertinya Luigi Dall’igna sudah menemukan formula mengenai WD ini agar Desmosedici berada pada titik keseimbangan terbaik. Nyatanya selama ini, setidaknya dalam dua tahun terakhir Ducati terus bermain pada sisi aerodinamika saja.
Bicara masalah aerodinamika, rahasia cepatnya Ducati ini mereka dapatkan di pabriknya, Borgo Panigale. Ya, di sana mereka punya museum aerodinamika, semacam wind tunnel yang dipakai untuk menguji langsung efek terpaan angin terhadap motor.
Saat motor melaju kencang, friksi yang terjadi antara angin dan motor sangatlah berpengaruh besar. Sampean tentu masih ingat bagaimana Pecco (Bagnaia) merasa seperti terbuang ke samping saat fin Desmosedici GP18 tunggangannya lepas sebelah.
Oleh sebab itu, melalui penuturan yang juga dibenarkan oleh Domenicali, Ducati memang konsen dan sengaja menghabiskan waktu dan tenaga mereka di bagian aerodinamika.
“Saya sangat bangga meresmikan pameran aerodinamika yang digelar museum Panigale ini. Aerodinamika adalah bagian yang membuat motor jadi ajaib. Filosofi kami adalah agar rider/pembalap dapat menikmati perpaduan seni antara teknologi, performa dan safety. Dan aerodinamika punya peran penting meningkatkan ketiga filosofi kami tersebut,” tutur CEO Ducati tersebut.
Tak hanya Caludio, General Manager Ducati Corse, Luigi Dall’igna pun membenarkan peran penting aerodinamika bagi motor-motor Ducati. “Aerodinamika, tanpa keraguan adalah ladang dimana Ducati selalu mencari jalan di dalamnya. Ini adalah salah satu prioritas kami. Tujuannya sangat jelas, demi hasil yang lebih baik di masa depan,” ungkapnya.
Yap, jika diperhatikan di kancah MotoGP tentunya, Ducati memang menjadi pabrikan yang sangat konsen dengan aerodinamika. Setelah kedatangan mbah Luigi, bodi bulet-bulet bak molen GP12 ke sana diubah menjadi sedikit pesek dan agresif.
Yang paling kentara adalah desain buritan yang berubah total menjadi lancip dan ramping sehingga mempertontonkan moncong knalpot di sebelah samping cover buntut. Hal ini tentu sangat berbeda dengan bokong Desmosedici GP12 hingga GP8 yang knalpotnya ada di dalam cover.
Entah, mungkin om Gigi menganggap model buntut ramping dan nungging tersebut adalah penyumbang aerodinamika terbaik. Nyatanya, doi tak banyak mengubah bentuk fairing Desmosedici, bahkan smapai sekarang.
Yang menjadi konsen mereka untuk diubah-ubah paling sayap wingletnya saja. Bahkan saat harus menyimpan piranti elektronik di bagian belakang, Ducati rela menambahkan semacam “salad box” tanpa harus merubah desain buritan.
Hal tersebut seakan makin meyakinkan bahwa buritan, selain fairing dan front fender, punya peran yang sangat penting dalam membangun aerodinamika Ducati secara keseluruhan. Dan hasilnya, itulah Ducati sekarang. Luar biasa cepatnya. Dan sedikit banyak aerodinamika lah yang menjadi kunci rahasia cepatnya Ducati. Semoga berguna… (mmz)
- Jatuh Hati dengan KTM Vinales Bilang Motornya Agresif
- Marc: Selamat Tinggal Red Bull, Selamat Belajar Pecco
- Petrucci: Toprak Bisa Menang di MotoGP, Dia Gambaran Valentino dan Marc
- Yamaha M1 Mesin V4 Bisa hadir di Tes Sepang
- WSBK: Honda Tak Butuh Toprak
- Celaka! Marini Bilang Honda Jalan di Tempat
- Massimo Rivola Terkejut dengan Review Martin. Aprilia Harus Banyak Berbenah?
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun