MOTOMAZINE.COM – Selamat pagi Sam. Semoga kesehatan dan limpahan rezeki selalu menaungi sampean semua hari ini. Aamiin… Yaps, sesi kualifikasi MotoGP seri Valencia 2 telah usai. Sesi adu cepat perebutkan posisi terdepan dimenangi oleh salah satu rider VR46 Academy, Franco Morbidelli. Pembalap tim satelit Petronas Yamaha ini berhasil menjadi yang tercepat dan singkirkan pembalap pabrikan lain termasuk rekan-rekannya sesama pembalap Yamaha. Begitu pula dengan Valentino Rossi yang harus puas start dari posisi 16, Rossi mengungkap kalau bahkan doi bingung, apakah Yamaha mendengar masukannya akhir-akhir ini.
Valentino Rossi sendiri menjadi pembalap Yamaha terburuk saat lakoni sesi kualifikasi di sirkuit Ricardo Tormo ini. Pembalap bernomor 46 tersebut bahkan tak berhasil entaskan dirinya dari Q1 dan bertengger di posisi yang asli sama sekali tak menguntungkan dirinya.
Untuk yang satu ini Rossi mulai menyoroti motornya termasuk kinerja tim Yamaha nya selama ini. The Doctor mengatakan situasi Yamaha saat ini perlu perubahan, mengadopsi teknis yang sudah pabrikan lain lakukan.
“Ini bukan pertama kalinya pembalap dengan motor tua lebih cepat dari pembalap di tim pabrikan. Hal ini sudah sangat sering terjadi beberapa tahun ini. Dan untuk ini kita butuh peningkatan yang serius, kita harus berubah” terang Vale.
“Masalahnya adalah tahun lalu pun kami sudah mengalami kesulitan. Kami punya masalah pada mesin dan grip ban belakang yang harus ditingkatkan. Saat pertama saya mencoba M1 (2020) saya rasa tak ada perbedaan berarti. Saya tidak mengatakan motor 2020 lebih buruk dari 2019. Tapi saya rasa itu sama saja,” lanjutnya.
Ditanya mengenai masukan tajamnya untuk Yamaha, kini Rossi berkata sedikit berbeda.
“Saya selalu mencoba memberikan masukan terbaik. Akan tetapi beberapa tahun ini rasanya sama saja. Saya bahkan tidak yakin apakah mereka mendengarkan masukanku. Dan untuk ini saat aku harus masuk tim satelit tahun depan, itu tak membuatku khawatir sama sekali. Karena rasanya akan sama saja (tertawa). Biar saya jelaskan. Saya suka bekerja dengan Yamaha. Tetapi kami butuh peningkatan lebih. Kita harus mengadopsi kinerja tim lain. Kini mereka punya banyak sekali mekanik di paddock,” tambah pembalap Tavullia tersebut.
Yaps, kalau dilihat Yamaha M1 musim 2020 memang tak banyak berubah dibanding versi 2019 nya. Banyak area yang membuat keduanya terseok-seok di sirkuit-sirkuit sulit. Bahkan beberapa sirkuit yang seharusnya menjadi santapan enak M1 pun, tak mampu diselesaikan dengan baik.
So, entahlah apakah masalah seperti ini masih akan berlanjut musim depan. Sebab Dorna dan race direction sudah memberlakukan peraturan baru mengenai development freezing pada mesin untuk musim balap 2021.
Dan jika masalahnya adalah mesin, lantas mau diapakan lagi. Rubah knalpot jadi tlale? Swingarm ditambah selebar kipas sang raja? Atau pasang winglet di ekor buat nambah grip? Entahlah, tanyakan saja sama Vinales. Semoga berguna (mmz).
Artikel terkait:
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun
- MotoGP: Martin Menangi Sprint Race, Pecco DNF
- Catalunya jadi Kandidat Kuat Pengganti Race Finale Valencia
- MotoGP: Iannone Kembali, Siapa yang Harus Waspada?
- Komentar mmz di Akun MotoGP dapat berbagai Rujakan Netijen. Heran…
- MPM Honda Jatim tetap Semangat Ngajak Blogger Vlogger Nonton MotoGP Motegi, meski Marini Finish 14
- Ada Honda PCX 160 dan EM1 e: di MotoGP Mandalika
- Meet & Greet Fabio Quartararo di MotoGP Mandalika Promosikan Yamaha NMAX Terbaru