Motomazine.com – Fabio Quartararo adalah pembalap factory Yamaha MotoGP yang akhirnya juga buka suara perihal lemotnya YZR-M1 di trek lurus. Lemot buat mereka loh, bukan buat kita. Menjadi bulan-bulanan Ducati juga Honda membuat Fabio merasa geram dan ingin topspeed Yamaha yang lebih tinggi. Namun apakah permintaan juara dunia musim 2021 ini akan dikabulkan? Sepertinya berat. Yawes kembali lagi ke kodrat M1 yang selalu inferior urusan top-end di lurusan.
Adalah Takahiro Sumi sang Project Leader MotoGP Yamaha Motor Co., Ltd. yang langsung berikan sinyal lemah bakal kabulkan permintaan pembalap Perancis tersebut.
Sebelum berbicara lebih jauh sampean tentu masih sangat ingat bagaimana Valentino Rossi yang sudah persembahkan 4 gelar juara dunia buat pabrikan garputala juga tak pernah mendapat jawaban pasti. Sudah sejak lama Rossi juga mengeluhkan perihal topspeed Yamaha M1 yang sangat inferior melawan Ducati di trek-trek lurusan panjang.
Sebut saja Mugello. Jangankan Mugello, di Valencia kemarin saja, tahun 2021 kemarin nih, topseed yang dicatatkan Fabio hanya setinggi 325,8 km/jam saja. Bandingkan dengan Ducati yang sanggup nembus topspeed 337 km/jam. Ini di Valencia loh. Gap yang tercipta sudah 10 km/jam.
Usut punya usut ternyata Sumi San punya jawaban tersendiri untuk keluhan Fabio ini. Kepala pengembangan YZR-M1 itu ingin tetap mempertahankan nyawa M1 yang cepat di tikungan. Yaps, M1 masih akan andalkan cornering speed untuk melawan kedigdayaan power Ducati dan Honda. Apakah efektif?
“Ekspektasi yang kompleks dari pembalap adalah benar adanya. Kami juga memiliki perasaan krisis pada hal ini. Meningkatkan kecepatan maksimum dan membuatnya lebih mudah bertarung di lintasan lurus adalah prioritas tinggi bagi Yamaha,” tutur Sumi San seperti dilansir dari TMCBlog.
“Namun jika anda kehilangan kecepatan tinggi saat berbelok (cornering speed) yang menjadi kekuatan kami saat ini, kecepatan putaran akan lebih mudah turun bahkan jika kecepatan di trek lurus telah meningkat beberapa kilometer per jam. Jadi kami masih akan tetap mempertahankan kekuatan saat ini (cornering speed).” tambahnya.
Nah loh, ngowoh kan? Yang pasti tak akan ada banyak ubahan pada M1 versi 2022 sekalipun. Palingan pabrikan Iwata ini hanya akan bermain pada sisi aerodinamika dengan harapan dapat lebih memperkecil hambatan angin. Untuk mesin, tetap jadi bulan-bulanan Ducati di trek lurus.
Mereka (Yamaha) masih akan tetap bertahan dengan cornering speed, yang selalu menjadi andalan. Menjadi andalan dan semakin didekati Ducati dengan banyak piranti aerodinamikanya. Dan terbukti, beberapa kali Pecco Bagnaia bahkan pernah berujar bisa melakukan apa saja dengan Ducati GP21 nya.
Dan lagi, kalau Bagnaia tidak terjatuh di akhir-akhir seri musim 2021, bisa saja ceritanya sedikit berbeda.
Jadi kita tunggu saja, akan seperti apa perhelatan balap MotoGP musim 2022 nanti. Setidaknya kita lihat dulu update apa yang akan tim-tim bawa di tes Malaysia dan Mandalika. Tapi balik lagi, untuk tahu versi final motor prototype pacuan musim 2022, setidaknya kita musti nunggu hingga tes Qatar.
Apalagi Ducati, yang selalu membikin kejutan dengan part-part peningkat aerodinamika yang selalu nyeleneh meski akhirnya jadi pioneer. Makin gak sabar, asli! (mmz)
Artikel terkait:
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun
- MotoGP: Martin Menangi Sprint Race, Pecco DNF
- Catalunya jadi Kandidat Kuat Pengganti Race Finale Valencia
- MotoGP: Iannone Kembali, Siapa yang Harus Waspada?
- Komentar mmz di Akun MotoGP dapat berbagai Rujakan Netijen. Heran…
- MPM Honda Jatim tetap Semangat Ngajak Blogger Vlogger Nonton MotoGP Motegi, meski Marini Finish 14
- Ada Honda PCX 160 dan EM1 e: di MotoGP Mandalika
- Meet & Greet Fabio Quartararo di MotoGP Mandalika Promosikan Yamaha NMAX Terbaru