Motomazine.com – Pembalap Mooney VR46 Luca Marini belum menuai hasil maksimal. Setidaknya hingga seri Jerez ini pembalap bernomor 10 tersebut tak pernah menjejak 10 besar dalam race. Padahal doi juga mengendarai Ducati GP22 yang menjadi tunggangan Bagnaia dan Miller. Bahkan dua pembalap Pramac Johann Zarco dan Jorge Martin juga mendapat paket GP22 seperti halnya tunggangan Marini. Tapi faktanya, Marini masih kesulitan dan dalam kondisi krisis. Untuk ini Uccio Salucci punya jawaban sendiri, “silahkan tanya Dall’Igna”.
Sejak sesi latihan bebas hari Jumat selisih dengan pembalap depan sangatlah besar. Meskipun mengalami peningkatan namun hal itu belum cukup mengubah posisi Marini. Doi masih berkutat pada posisi 18 atau 19. Di FP3 misalnya, Marini berselisih 0,8 detikan atas Bagnaia di posisi pertama. Pun dengan kualifikasi, Marini hanya menjadi pembalap tercepat ke-19 dari rekan penggeber GP22 sekaligus teman di VR46 Academy, Pecco Bagnaia.
Apa yang salah?
Yang salah adalah paketan GP22 milik Luca. Memecahkan masalah di Qatar ternyata belum mampu membuat semua permasalahan selesai. Setelah 5 race bergulir, posisi 11 di Argentina adalah hasil terbaik Luca. Tapi untuk 10 besar masih terasa sulit.
Alessio Salucci selaku managing sport Mooney VR46 coba menganalisis apa yang terjadi. Masalah terbesar Marini adalah pembalap asal Tavullia tersebut sangat menderita di trek lurus. Aneh, karena ini adalah kekuatan mesin V4.
“Di trek lurus kami kehilangan 0,3 detik, kemungkinan fairing baru teralu kecil untuk Marini yang setinggi itu. Keluar dari tikungan motornya bangkit kembali, tapi kamu harus berkerja pada elektronik dan kehilangan sedikit tenaga. Selayaknya anjing yang mengejar ekornya. Kenapa itu bisa terjadi, silahkan tanya Dall’Igna,” tutur orang kepercayaan Rossi ini.
Luca Marini masih jauh dari puncak MotoGP
Marini pun coba jelaskan lebih detail masalah yang ia derita. “Bagiku seperti tak ada peningkatan hingga balapan terakhir. Selama akhir pekan perasaan terhadap motor meningkat, namun gap dengan pembalap terdepan masih sama besar. Hari ini benar-benar bencana bagiku karena bahkan saya tak mampu melaju cepat di kualifikasi. Setidaknya sejak sesi awal balapan saya mampu cepat dalam lap tunggal. Sekarang bahkan saya harus berjuang untuk hal itu juga (single lap). Kamu tak paham kenapa, dan tak ada satupun yang dapat menjelaskan kepadaku bagaimana cara meningkatkan catatan waktu kami. Tapi kami terus mencari.” tutur adik Valentino Rossi tersebut.
“Saya hanya akan mencoba bersenang-senang dan melihat hasilnya. Saya berkaselerasi dengan bagus saat keluar tikungan, saya mencoba melesat secepat mungkin tetapi di akhir tikungan saya selalu kehilangan 0,4 detikan dan terus seperti itu. Mesin mendorong motor dan membuat saya harus mengangkat bagian moncong di tikungan cepat dan itu adalah kekuatanku. Saya kehilangan banyak waktu saat berganti arah dan selelau kesulitan menjaga kecepatan di tengah tikungan. Besok kami akan coba ngegas dan menyalip.” tutup Marini.
Yaps, terdengar kompleks apa yang Marini alami. Secara bodi pembalap bernomor 10 ini memang berbadan tinggi besar dan bahkan paling besar di antara pembalap-pembalap MotoGP lainnya. Fairing Desmosedici GP22 yang sedikit lebih ramping dari GP21 sepertinya membawa masalah bagi Marini. Dia gagal mendapat speed terbaik saat tuck in, dan bahkan saat cornering karena dimensi tubuhnya. Haruskah Marini alih profesi menjadi model? Karena secara face dan bodi sudah masuk banget! (mmz)
Artikel terkait:
- Jatuh Hati dengan KTM Vinales Bilang Motornya Agresif
- Marc: Selamat Tinggal Red Bull, Selamat Belajar Pecco
- Petrucci: Toprak Bisa Menang di MotoGP, Dia Gambaran Valentino dan Marc
- Yamaha M1 Mesin V4 Bisa hadir di Tes Sepang
- WSBK: Honda Tak Butuh Toprak
- Celaka! Marini Bilang Honda Jalan di Tempat
- Massimo Rivola Terkejut dengan Review Martin. Aprilia Harus Banyak Berbenah?
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun