Motomazine.com – Salam safety riding bro sis.. Sudah menjadi langganan bagi biker Indonesia untuk menelaah, meneliti, mengamati, memuji atau bahkan tidak memuji kehadiran sebuah produk, terutama sepeda motor yang notabene merupakan produk All New atau major facelift dari keluaran sebelumnya. Tindakan-tindakan di atas acapkali menyeret pada sebuah temuan untuk membanding-bandingkan, baik dengan produk sekelas, di bawah atau di atasnya sekalipun. Terutama dengan produk kompetitor, yakni dengan membandingkan desain atau bentuk bodi, dengan harapan mendapatkan sebuah kesimpulan “plagiat”.
Entahlah apa urgensi dan kapabilitas para bandinger ini. Hingga akhirnya temuan-temuan tersebut diangkat ke jagad maya, ke sebuah grup publik untuk menjadi topik panas hingga tak urung menimbulkan pemikiran pedas, kata tak pantas, namun untungnya tak sedikit pula yang menanggapinya dengan cerdas.
Berbicara mengenai desain, dari obrolan ke sana kemari dengan beberapa kolega, termasuk dengan mantemans komunitas blogger di Jawa Timur yang MMz ikuti, dari sana dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwasa sejatinya tak ada paten desain dalam merancang sebuah sepeda motor, artinya satu pabrikan, pabrikan A misalnya tak lantas mempunyai paten desain motor merk X misalkan, adalah miliknya. Yang konsekuensinya paten desain tersebut tak boleh dijiplak sama sekali oleh pabrikan lain, apalagi notabene pabrikan kompetitor. Begitupun pabrikan B, dengan produk Z nya, dan begitu seterusnya..
Nah, merunut dari fakta tersebut, rasanya memang akan syah-syah saja sebuah pabrikan untuk sedikit meniru atau mengambil ide garis desain sepeda motor lain, bahkan milik kompetitor sekalipun. Apakah itu bisa dinamakan plagiat? Hmmm… I don’t think so. Namanya plagiat atau plagiarisme adalah sebuah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri (wikipedia). Karena di sini kita bicara tentang desain sebuah motor, maka karangan/pendapat tersebut bisa diartikan sebagai sebuah desain bodi atau rancang bangun bodi motor. Kecuali jika kita bicara nama. Ambil contoh Yamaha mematenkan nama deltabox untuk sasis twin parameter spar nya, lantas untuk sistem peredam kejut Honda punya Pro-Link, Yamaha dengan Monocross dan Kawasaki dengan Unitrack-nya. Kalau ini jelas pelanggaran jika dijiplak. Misalkan Honda membuat sasis baru pada All New CBR150RR model twin spar lantas diberi nama sasis deltabox.. Misalkan….
Jika desain itu sendiri tidak dipatenkan, apakah masih bisa dikatakan sebagai tindakan plagiarisme? Lagipula, dalam kejadian selama ini, adanya kemiripan bodi sebuah motor dengan motor lainnya adalah wajar dan sedikit. Katakan saja lampunya mirip, fairingnya mirip, stoplamp nya mirip, sein, bentuk jok, atau malah tutup pentil (perlu ditag orangnya?) . Belum ada sekalipun pabrikan-pabrikan besar yang mendesain model motornya plek dengan milik kompetitor. Alasannya jelas. Mereka pasti memiliki ahli-ahli desain terbaik masing-masing, yang tentu saja memiliki kreatifitas juga ide-ide cemerlang dalam mendesain sebuah motor. Belum lagi kalau bicara harga diri.. Hehe..
So.. Rasanya memang wajar dan tak perlu diambil pusing jika produk X milik pabrikan A, salah satu bagian bodinya mirip produk Z milik pabrikan B. Tak perlu gontok-gontokan, perang urat syaraf hingga saling tawur idealisme, wong para atasan pabrikan yang kita bela sampai “ricuh” saja saling adem ayem kok. Makan bersama, minum bersama, bahkan saling bantu mendesain dan menjual produk kompetitor. Hayo piye jal… Lagian kita sekedar penikmat. Bagus ya dibilang bagus, kurang bagus ya maklumin saja. Toh semua juga ide manusia (walaupun dibuat robot). Jadi wajar jika masih terdapat celah ketidaksempurnaan. Lha kalau tiap menelurkan produk dibuat sesempurna mungkin, bagaimana kelanjutan produk itu sendiri? Apa tak butuh facelift? Apakah tak butuh penambahan fitur? Padahal celah-celah ketidaksempurnaan tersebutlah yang dijadikan senjata pabrikan untuk tetap menjaga kelangsungan hidup sebuah motor, nama besar pabrikan dan karyawan mereka sendiri. Ada facelift tentu ada orderan baru, kerja lagi, gajian lagi, keluarga? Kehidupan? Bisa terputar lagi.. Dan kembali lagi, ide manusia memang tak terbatas, namun biasanya terkotak dalam satu ranah pandangan saja. Hingga akhirnya mampu menemukan produk-produk baru yang benar-benar fresh dan OOT. Ambil saja contoh melompatnya New Yamaha R1/R1M dari pendahulunya. Atau mungkin All New Honda CBR250RR dibanding pendahulunya, All New Yamaha R15 MY 2017 dibanding R15 current/MI (baca: Model India), serta beberapa produk Honda lainnya yang acapkali berubah total dari model sebelum-sebelumnya. Kenapa? Karena memang mereka (para desainer) sudah menemukan model yang benar-benar all new. Meskipun tak menutup kemungkinan mengambil ide/gagasan dari beberapa produk lain.
Itulah kenapa pada akhirnya, produk all new sekalipun masih bisa mirip dan dimirip-miripkan dengan produk sebelum-sebelumnya. Utamanya milik kompetitor. So, jangan heran jika yang ini mirip si ono. Lha emang gak ada batasan dan larangan… (cmiiw) (MMz)
- Cybercity, Silver, dan Red: Warna Baru Yamaha MX King 150 MY 2025 Mengbikin Pangling
- Penting, Fitur Keselamatan di Yamaha AEROX Alpha 2025
- Tips Aman Pakai Helm Full Face ala YRA
- Big Bang Yamaha Fazzio Youth Festival 2024 Sukses Digelar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan
- 7 Fitur Unggulan Yamaha AEROX ALPHA, Sasis disentuh Ulang?
- Yamaha Rilis Super Scooter AEROX ALPHA, Order Onlline Bertabur Hadiah
- Namanya Yamaha AEROX Alpha, Begini Update dan Harganya
- Yamaha Lexi dan Riders Taklukkan Tantangan Seru di Lexi Rush Day 2024
- Masih Tersembunyi, inikah New Aerox Alpha?
- MAXimalin PeDe Pakai Yamaha NMAX NEO
Punya pertanyaan atau ingin berbagi informasi? Kirim saja ke:
• motomazineblog@gmail.com
Laiyo to kang… au ki nggumun karo cah2 ki… demen ya tuku ra demen ya kunu kunu….
Rusak dandani, rakeno dandani ya tuku maneh… yo ora kang…. xixixixi…
Bener kang.. Tapi bocah seng endo
Cerdas um
Haisah om Vi… Hehe
perdebatan tiada habisnya hehehe 😀 http://cicakkreatip.com/2017/01/24/all-new-r15-livery-movistar-keren-gak/
Wkwkwk… Mau ikut nimbrung dalam perdebatan hangat itu kang Majid?
Terus aku kudu komen piye? Timbang komenan menimbulkan sesuatu, mending numpang jemuran wae… Kkkkk
https://atasaspal.com/2017/01/23/all-new-r15-bikin-cbr150r-dalam-keadaan-darurat-nih-solusinya/
Syiemb.. Dirimu sebagai salah satu garda depan komeno to kang.. Wkwk
Lah uwes komen nduwur iku kang…. wkwkwk
Ssttt yang ribut itu FBR Fans Boy Ra jelas hehe. https://lintangcruisers.wordpress.com/2017/01/24/lho-suzuki-akan-impor-ignis-dari-india
Haisah iki maneh mancing-mancing..wkwkwk
Coba dilihat isinya kang.. Pasti ngerti kemana arahnya..wkwk
Ups malah di jelasin..wong sengaja biar kobongan hehehe
Aku yo paham kok lek.. Haha.. Kobong kobong…
Tambahi spiritus wkekwk
ga ribut, ga gontok-gontokan ya namanya bukan fansboy 😆
berarti fansboy emang kudu gontok-gontokan ya kang?
Semua karena ada yang sengaja memantik api supaya terjadi “kobongan”, sehingga menimbulkan “gegeran” didunia perbloggeran dan perkomentatoran, nah disini nyalanya “api tersebut” dipicu oleh adanya (saya sebut saja) pemberitaan All New Yamaha R15 dimana soal kelebihan2nya diceritakan begitu massive oleh para kerabat blogger baik yg diundang pihak YBS maupun yg tidak. IMHO sengaja ini dilakukan guna “mengacau dan memecah konsentrasi netizen dunia otomotif supaya “kemassive-annya” tidak berlarut2 yang berdampak pamor dari produk kompetitor bakal menurun. Berita All New R15 ini memang ibaratnya kayak sepotong gula atau kue manis yang dikerubuti para semut, nah untuk memecah konsentrasi dari para semut kasih aja tetesan air atau gulingkan kue tersebut pasti semutnya bakal marah, hwehehe…
*abaikansaja
Hmmm… Sebuah pandangan yg masuk akal.. Dapat pemikiran seperti ini dari sudut pandang yang mana om?
Ketawa saja om?
Wkwkwk…
Entahlah Mas Mazine, ane cuman ngikutin naluri saja yg terlintas di pikiran (yg mungkin bisa saja itu salah). Menurut saya ini agak menyerupai taktik perang “false flag” namun dalam arti yg lain.
Apa lagi itu false flag pak?
Mueleh… Jian tenan kok
muehehehe
lha senenge kan gitu biasae kang