MOTOMAZINE.COM – Valentino Rossi sedikit banyak mulai berikan pandangannya untuk musim 2020. Pembalap berjuluk The Doctor masih konsen terhadap mesin YZR-M1 tunggangannya yang sangat inferior dibandingkan Honda dan Ducati terutama di lintasan lurus. Rossi pun berujar mengenai M1 2020 yang sejatinya meski ia ingin motor yang cepat, tapi bikin motor kencang dan nurut itu menurutnya sulit. Setidaknya itu yang bisa kita lihat dari RC213V maupun Desmosedici.
Dua motor tersebut boleh dibiliang momok bagi sebagian besar pembalap. Bahkan pembalap selevel Rossi saja bisa berantakan begitu nyemplak Desmosedici GP11 dan GP12. Pun begitu dengan Honda RC213V. Jorge Lorenzo sang lima kali juara dunia pun harus bertekuk lutut atas keganasan mesin V pabrikan Jepang tersebut.
Saat ini Ducati memang sudah cukup berbenah. Berbagai masukan dan kedatangan om Gigi sukses membuat Ducati menjadi motor yang setidaknya lebih friendly user.
Terbukti Andrea Dovisiozo dan bahkan Jack Miller mampu berbicara banyak di kancah balap motor terakbar ini. Sangat berkebalikan dengan Ducati Desmo era 2016 ke bawah yang sangat menyiksa pembalap-pembalapnya.
Balik lagi ke Yamaha, berkali-kali Rossi mengungkapkan ingin motor yang kencang. Sejak Rossi berlabuh ke tim garputala ini performa M1 memang selalu paling jeblok tiap di lurusan. Dan inilah yang akhirnya menjadikan pekerjaan rumah tersendiri.
Berjibaku memperebutkan posisi di tikungan, si M1 akan begitu mudahnya disalip di trek lurus. Tengok saja kembali race Sepang kemarin. Rossi yang berjuang salip Dovisiozo dengan begitu mudahnya kembali disalip oleh kompatriotnya tersebut di lintasan lurus.
Sebelumnya juga, di Phillips Island. M1 Rossi dibantai habis-habisan oleh Honda, Ducati, Suzuki dan bahkan Aprilia. Miris kan? Nyaris semua mesin berkonfigurasi V dengan begitu mudahnya kalahkan power yang dimiliki mesin inline M1. Sedikit yang membuat sampeyan mengernyitkan dahi paling ya si GSX-RR, yang meski bermesinkan inline, tapi topspeednya masih lebih baik ketimbang Yamaha M1.
“Yamaha, seperti juga pabrikan lainnya, mampu membuat mesin yang powerful. Tapi kamu butuh motor yang seimbang. Kami sangat butuh tenaga (power), tapi motor harus tetap mudah dikontrol. Dan itu sulit,” ungkap pemegang sembilan kali gelar juara dunia tersebut.
“Itu perlu mekanik dan uang yang banyak. Honda dan Ducati sudah melakukan perubahan besar dis ektor mesin, dan kita membutuhkan itu.. Yamaha bisa melakukan itu karena mereka punya sumber daya yang besar. Jadi semua bergantung pada aktivitas Yamaha sendiri. Saya rasa mereka tahu apa yang diperlukan agar kita semakin kuat,” lanjut pembalap bernomor 46 tersebut.

Yaps, memang tak semudah membalikkan telapak tangan om. Membangun motor yang cepat namun stabil adalah pekerjaan yang sama sekali tidak mudah. M1 selama ini dikenal sebagai motor yang paling ramah dan mudah dikendarai. Ya, karena power yang dihasilkan tidak sengeri para rivalnya. Tapi kalau sudah begini? Masa iya Yamaha diam saja dan membiarkan M1 selalu jadi bulan-bulanan di lintasan lurus? Kita tunggu saja update mereka di musim 2020 mendatang. Semoga berguna… (mmz)
- Tukar Guling, BMW Bidik Pebalap MotoGP untuk Gantikan Posisi Toprak
- Aura Farming Viral Mendunia, Pebalap MotoGP dan WSBK Lakukan Selebrasi ala Pacu Jalur
- Yamaha Tes Mesin V4 di Brno, M1 Lebih Cepat 2 Detik dari Rekor!
- Santer Tersiar Toprak ke Pramac Yamaha 2026
- Diperkirakan 2028 Moto3 Pakai Mesin Produksi Massal
- MotoGP: Pak RT Yakin Honda Berebut Jurdun di 2027
- Bagnaia: “Saya Tak Bisa Rasakan Batas Ducati”
- Cuaca Kacau, Johann Zarco Menangi Home Race MotoGP Le Mans
- Gigi Tawarkan Tes MotoGP 850cc untuk Bulega?
- Jika Hijrah ke MotoGP Better Toprak Gabung Yamaha
1 komentar