Motomazine.com – Pembalap PATA Yamaha Prometeon Toprak Razgatlioglu tak mampu sembunyikan rasa kecewanya. Tampil apik di WSBK Inggris tak lantas membuat pembalap Turki ini berpuas diri. Pasalnya prestasi yang Toprak dapatkan tahun ini tak seperti apa yang ia lakukan 2022 kemarin. Di Inggris, masih dengan YZF-R1 tunggangannya, tahun 2022 lalu Toprak berhasil merengkuh kemenangan sempurna. Juara di Race 1, Superpole Race dan Race 2. Tahun ini, Toprak hanya mampu menangi balap Superpole, dan finish kedua baik di race 1 dan race 2.
Kedigdayaan Bautista didukung Ducati V4R membuat semua usaha Razgatlioglu sia-sia. Padahal kalau sampean nonton race nya semalem, pemuda asal Turki tersebut sudah berusaha sekuat mungkin memberikan apa yang dia bisa. Bisa disebut bahkan lebih dari 100% dari apa yang ia bisa lakukan. Namun demikian, Bautista dengan mudah meninggalkannya.
“Saya tak terlalu suka, karena saya kaan lebih senang jika menangi satu dari dua balapan panjang. OK, Superpoel race penting, semua orang mendorong hingga maksimal, namun bagiku race 1 dan race 2 jauh lebih penting. Hari ini saya mencoba lagi di race 2, tensi balapan sangat tinggi. Ducati sangat kuat di akselerasi dan trek lurus. Bahkan saya sudah tertinggal dalam dua lap saja, dan tak bisa bertarung. Di semua lurusan, bahkan di trek lurus pendek Ducati punya keuntungan. Tetapi saya sudah berikan yang terbaik yang saya mampu. Saya selesai posisi dua dan itu tak terlalu buruk, namun tetap saja ini tak cukup bagiku, karena tahun lalu saya menangi tiga balapan di sini,” tutur Toprak seperti dilansir dari GPOne.
Ditanya perihal sisi kurang dari motor yang membuat pembalap Turki tersebut terlihat kesulitan saat mengejar Alvaro, dengan jelas Toprak menjawab bahwa penyebabnya adalah topspeed.
“Saya sudah mencoba. Saya tak membiarkannya pergi. Faktanya adalah saya tak membiarkannya melaju sendirian, karena di sini, di beberapa sektor, dia (Bautista) sangat kuat, meski di beberapa sektor saya dapat mendekat. Dia punya akselerasi luar biasa di trek lurus, terutama di sektor terakhir.”
“Setelah 10 putaran ritme balap semakin cepat. Ketika Alvaro menyalipku, langsung kukejar dengan lebih keras. Saya mencoba, saya memaksa pengereman sekuat tenaga, tetapi mustahil bagiku tetap bersamanya. Jika saya punya motor yang lebih cepat di trek lurus, mungkin kondisinya akan berbeda, tetapi itu tidak mungkin. Saya tak mau bicara tentang perubahan (regulasi), tetapi semua orang bisa menyaksikannya di dalam balapan. Mereka (Ducati) menyalipku seperti saat saya di 600 (Superpsort).” Tutup pembalap bernomor 54 tersebut. (mmz)
Artikel terkait:
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- MotoGP: Iannone Kembali, Siapa yang Harus Waspada?
- Juara Dunia Aldi Satya Mahendra di WSSP300 bareng Yamaha diapresiasi Menpora Dito Ariotedjo dan Ketua Umum IMI Bambang Soesatyo
- BMW M1000RR akan Dapatkan Revisi Aero, Frame dan Swingarm untuk Toprak
- Aldi Satya Bertekad Pertahankan Podium di WSSP300 Aragon
- Toprak is Back! WSBK Aragon Bakal Lebih Seru!
- Rea Sebut Insiden yang Menimpa Toprak bisa jadi Bencana. Magny Cours tak Layak?
- Kronologi Toprak Jatuh di WSBK Prancis. Ada yang Aneh?
- Setengah Slot Pembalap WSBK 2025 masih Kosong. Nunggu Limpahan MotoGP?
- Nyaris Sempurna, van der Mark Ungkap Rahasia Kecepatan Toprak