MOTOMAZINE.COM – Valentino Rossi mengaku harus bertengkar dengan Yamaha untuk mendapatkan M1-nya kembali. Lah, gimana ini maskudnya? Yaps, hasil buruk yang dialami Vale rupanya sedikit banyak membuat Yamaha menekan dirinya. Setidaknya itu yang sempat The Doctor ucapkan di sela-sela press conference pasca MotoGP Andalucia putaran kedua kemarin. Yamaha meminta pembalap berusia 41 tahun tersebut untuk melaju secepat Fabio dan Maverick.
Wajar memang jika Yamaha menuntut Vale melaju lebih cepat. Pekan kemarin Rossi memang menjadi pembalap paling buruk Yamaha. Di Andalucia seri 1 pembalap berusia 41 tahun itu seperti seorang rookie dengan motor barunya. Doi sangat lambat. Bahkan begitu mudahnya diovertake Marquez yang sudah terlempar ke posisi 19. Miris kan?
Baca juga : MotoGP : 3 Yamaha Podium Andalucia. Banyak Drama lagi
Dibanding Quartararo, Vinales dan bahkan anak muridnya Franky Morbido, Vale lah yang paling lambat. So, wajar dong jika akhirnya Yamaha menekannya.
Namun setelah Vale berhasil raih podium 3 di Jerez kemarin doi seperti temukan angin segar untuk berbicara. Terbukti, ubahan settingan yang dilakukannya bersama tim berbuah manis. Setidaknya Vinales harus berjuang beberapa lap untuk kemudian mendahului Rossi yang melebar akibat kesalahannya sendiri.
Ditanya perihal come back-nya, The Doctor ternyata mengungkap pernyataan fenomenal.
Rossi harus bertengkar dengan Yamaha untuk kembali dapatkan M1-nya
Seperti kita tahu, Rossi adalah orang yang berjasa membawa YZR-M1 menjadi motor juara. 2003 silam motor ini masih jadi penghuni papan tengah yang kemudian disulap jadi motor juara dunia oleh duet ajib Rossi-Burgess.
Nah, setelah sempat ditinggalkan dua tahun lamanya (2011-2012) mungkin membuat kepercayaan Yamaha sedikit berbeda. Sudahlah. Indikasinya jelas. Yamaha lebih memilih Quartararo kan untuk membalap musim depan? Rossi sendiri? Dititipkan ke tim Petronas. Dari sini seharusnya sudah jelas.
Mengenai ubahan yang dilakukan Rossi bersama tim sepertinya juga diaminkan oleh Davide Munoz, kepala kru Rossi yang baru. Pekan kemarin orang yang berjasa membawa Bagnaia juara Moto2 2 tahun silam ini denga tegas membantah bahwa Rossi sendiri penyebab doi gagal jurdun. Munoz dan tim lagi-lagi menuding ban belakang Michelin adalah biangkerok kebobrokan performa Vale.
“Oke, saya mungkin memang tua, tapi menjadikan itu sebagai alasan adalah menyedihkan. Saya datang dari pekan yang penuh frustasi. Bulan ini saya harus berjuang keras untuk berubah. Terkadang kamu harus menghadapi masalah yang tak kamu harapkan. Ini terkait kebijakan. Saya berkendara motor yang bukan punyaku. Saya tak bisa bersenang-senang,” Terang Vale.
“Saya bersitegang dengan Yamaha selama 4 hari. Mereka harus menolongku. Percaya kepadaku. Saya adalah pembalap yang sangat presisi terhadap sepeda motor. Jika mereka tak memberikan apa yang kita inginkan, pekan ini akan kembali jadi pekan yang buruk,” tambah pembalap berusia 41 tahun tersebut.
Rossi Sempat berpikir ingin Pensiun
“Saya sempat berpikir jika lebih baik berdiam diri di rumah saja. Tapi sekarang saya lebih optimis. Setelah balapan yang buruk saya dan tim sama sekali tak bisa berkata-kata. Itulah kenapa saya akhirnya berpikir bagaimana jika di rumah saja. Saya khawatir kembali membalap dengan kondisi seperti itu,” terang Rossi.
“Di satu sisi wajar jika mereka (Yamaha) menuntutku untuk tampil sekencang Fabio dan Maverick. Oke, saya bukan pembalap tercepat di trek saat ini. Tapi saya masih bisa tampil dengan baik. Saya sempat bertanya-tanya kenapa posisi yang mereka dapatkan tak seperti yang aku dapatkan.”
“Saya sudah melakukan ubahan pada Yamaha ku. Kuncinya adalah antara tahun 2018 dan 2019. Saat itu mekanik melakukan ubahan untuk menghemat penggunaan ban belakang. Awalnya itu bekerja dan saya mendapat dua podium. Tapi setelahnya itu sama sekali tak berguna. Saya tak bisa masuk tikungan dengan cepat,”
“Hari ini saya menikmati pertarungan dengan Vinales. Tapi saya melakukan kesalahan dan Maverick melewatiku. Saya coba mengejarnya, tetapi sudah tidak cukup waktu. Yang pasti saat ini aku mulai kembali bersenang-senang, dan merasa lebih optimis menatap GP yang akan datang.” tutup The Doctor
Yaps, memang belum jelas apa ubahan yang dilakukan Rossi dan tim. Namun melihat performanya kemarin, sepertinya Rossi sudah sedikit bisa bernapas lega. Setidaknya ban belakangnya yang bertipe soft tak hancur-hancur banget.
Baca juga : Valentino Rossi :M1 2020? Motor Kencang tapi Nurut itu Sulit
Rossi adalah pembalap yang tinggi dan berat. Dibanding Fabio dan Vinales jelas Rossi butuh motor yang berbeda dan cocok dengan postur tubuhnya. Masih ingatkan usaha Lorenzo merubah ergonomi Ducati dan Hondanya? Hingga paduka bisa moncer dengan Desmosedici GP-18 nya. (mmz)
Harus “gelud” dulu wjwj
Miris kan pak? berasa kalau mau disingkirkan gitu