Motomazine.com – Salam safety riding bro sis.. Race Misano memang menjadi kenangan termanis Pedrosa semenjak ia menangi balap MotoGP di sirkuit yang sama tahun 2010 lalu. Namun suka cita Pedrosa itu nyatanya tertutup begitu saja dengan pamor Rossi di kampung halaman serta adu pendapat yang terjadi antara Rossi dan Lorenzo.
- Jatuh Hati dengan KTM Vinales Bilang Motornya Agresif
- Marc: Selamat Tinggal Red Bull, Selamat Belajar Pecco
- Petrucci: Toprak Bisa Menang di MotoGP, Dia Gambaran Valentino dan Marc
- Yamaha M1 Mesin V4 Bisa hadir di Tes Sepang
- WSBK: Honda Tak Butuh Toprak
- Celaka! Marini Bilang Honda Jalan di Tempat
- Massimo Rivola Terkejut dengan Review Martin. Aprilia Harus Banyak Berbenah?
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun
Sesaat setelah perayaan kemenangan di podium, ketiga pebalap ini duduk satu meja dalam acara press conference. Tak disangka pertanyaan yang diajukan wartawan perihal Rossi dalam mentakover Lorenzo nyatanya malah berbuntut panjang. Dua pebalap satu tim ini malah terbawa emosi hingga mengeluarkan perkataan dengan nada tinggi. Semua akibat Lorenzo yang menuduh Rossi terlalu agresif.
Rossi yang merasa aksinya dalam menyalip Lorenzo biasa-biasa saja nyatanya cukup terpancing emosi juga. Sebab ia menilai bahwa tak hanya dirinya, bahkan apa yang dilakukan Pedrosa terhadap pebalap bernomor 46 ini tak kalah agresifnya saat perebutan posisi pertama. Aksi Pedrosa yang menyodok cukup keras memaksa Rossi menegakkan motor dan merubah racing linenya agar tak terjadi benturan.
“Seperti apa yang sudah saya katakan sebelumnya. Disamping dengan Pedrosa menyalip di sini memang sangat sulit dilakukan. Berdasarkan pengalaman di Mugello aku tak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Aku terlalu lama membuntuti Lorenzo hingga motorku mengalami gagal mesin. Di sini aku ingin mengatur segalanya, jadi secepatnya saya ingin berada di depan” , tutur The Doctor.
Lihat Tweet @MotoGP: https://twitter.com/MotoGP/status/774998297752793088?s=09
Sementara Lorenzo yang ditanyai wartawan seperti MMz katakan di atas akhirnya menimbulkan perang mulut dengan Rossi.
Lorenzo: “Baiklah, jika kamu menanyakan hal ini artinya gerakan itu memang agresif. Jika tidak tak mungkin kalian menanyakannya. Kamu mungkin punya pendapat lain. Tapi menurutku aksi itu terlalu agresif. Dia tak perlu melakukan aksi seagresif ini. Namun kita tahu lah bagaimana gayanya. Karena pebalap lain mrlakukannya dengan lebih bersih [Rossi tertawa]
Lorenzo: “Itu benar.. Apakah kamu tidak tahu?”
Rossi: “Tidak, tidak.. Lain waktu coba lihat aksi (menyalip) itu dari televisi.”
Lorenzo: “Jika aku tak menegakkan motor mungkin saat itu kita akan jatuh. Mungkin dia tidak, tapi aku pasti jatuh.”
Rossi: “Itu tidak benar. Aku tak tahu harus berkata apa, tapi Marquez melakukannya hingga sepuluh kali di Silverstone. Aku tak tahu kenapa kamu mengatakan seperti itu.”
Lorenzo: “Ini opiniku… Pendapatku.”
Rossi: “Kamu juga melakukannya. Kamu juga menyalipku dengan cukup agresif”
Lorenzo: “Kapan? Ini opiniku. Mungkin Race Director juga akan berpendapat lain. Tapi bagiku, jika aku tak menegakkan motor maka aku akan jatuh. Hari ini dia lebih cepat dariku. Segera atau berikutnya dia pasti akan melewatiku. Tapi lagi-lagi, ia tak perlu melakukan aksi seagresif itu. Tapi ia pasti berpendapat lain.”
Rossi: “Apapun aku tak setuju”
Yup, itulah bro sis cuplikan perang mulut antara Rossi dan Lorenzo. Entah apa maksut Lorenzo sebenarnya, tapi sudah bukan rahasia lagi memang jika kedua pebalap ini memang tak pernah akur semenjak Jorge menginjakkan kaki di Yamaha untuk pertama kalinya tahun 2008 silam. Tensi ini tentu semakin memanas saja setelah pebalap Spanyol itu mendapati kenyataan jika akhirnya Yamaha lebih memilih memperpanjang kontrak Rossi di Yamaha daripada meminta dirinya untuk stay bersama Yamaha musim depan.. Oalah Jorge-Jorge.. Kalau kalah mbok ya tetep legawa… (MMz)
==============
Punya pertanyaan atau ingin berbagi informasi? Kirim saja ke:
• motomazineblog@gmail.com
Adu mulut ui piye pak? Mulute di du ngono tah??
Sepertinya cara berpikir anda terlalu lateral pak
tensi di track dan off track tinggi
https://motorideweb.wordpress.com/2016/09/12/pulsar-vs400-bermesin-ktm-duke-bertenaga-345-dk/
Dua pebalap itu memang berseteru dari awal
mereka mah tidak meributkan amplop tapi harga diri hi hi
Itu dia.. Wong semuanya dapat amplop
rame nih, bakal jotos2an race selanjutnya
http://riderismo.blogspot.com/2016/09/jualan-suzuki-nggak-laku-dealer-pindah.html
Haiyah… Jangan separah itu juga ton pak..wkwk
saya dari dulu fans Rossi, tidak beda dengan Giacomo Agostini, Michael Doohan, Kevin Schwantz, Wayne Rainey, serta sederet pemuncak dan pesohor moto GP lainnya, karena apa? karena Rossi selalu memberikan yang terbaik dan hingga kini masih sanggup memberikan tontonan menarik, namun tak ada gading yang tak retak, awal keheranan saya muncul saat Rossi beserta rombongannya bertindak anarkis dengan mengeroyok Max Biaggi (tindak pidana yang seharusnya tidak perlu), kemudian saat bagaimana dia menghalalkan segala cara untuk meredam Sete Gibernau dan Casey Stoner, namun dia tidak terima ketika ada yang melakukan hal serupa (dhi. Marc Marquez yang tiba2 muncul secara agresif dan ‘membahayakan’ masa depan Rossi), yang jelas, kehidupan adalah siklus, dan semua ada masanya, tinggal masing2 pribadi bisa menerima kenyataan atau tidak (akhir2 ini saya memperhatikan Rossi mulai mengalami post power syndrome, apalagi dikuatkan dengan pengakuannya bahwa ia sudah mulai merasa tua).
Ada benarnya juga lek.. Keagresifan seorang Rossi diakui atau tidak memang sudah mulai berkurang..
Race director gak ada tanggapan ya om?
Sepertinya belum om..
hhhh..lorenzo kebawa emosiiii..ngambek..
Bocah yang dulunya perokok..ini kondisi sekarang.https://galakxi.wordpress.com/2016/09/12/ardi-rizal-sang-bocah-perokokbegini-kondisinya-sekarang/
Biasanya nyari kambing hitam..
Siapa suruh ngejomblo *eh
Anjay
Wkwk… Mungkin mbak Suci berminat? Hehe