Aplikasi My Pertamina, Nambah Ribet Gak Sih?

Diposting pada

MOTOMAZINE.COM – Kembali, kabar terbaru dari Pertamina. Bukan harga bahan bakar yang kembali diturunkan, melainkan wacana PT. Pertamina untuk membuat perusahaan tersebut lebih baik dalam segala pelayanannya terhadap konsumen. Wacana terbarunya adalah pelarangan pengisian bbm full tank, dan juga bakal dirilisnya aplikasi My Pertamina. Aplikasi apa lagi ini? Bakal nambah ribet lagi gak sih?

PT. Pertamina (Persero) terus menggodok aturan agar pembayaran pembelian BBM di SPBU dilakukan secara non-tunai. Rencana ini akan diluncurkan setidaknya pada semester dua tahun 2020.

Untuk menyongsong dipakainya aplikasi MyPertamina yang tentu saja membutuhkan perangkat handphone sebagai medianya, PT. Pertamina pun menyiapkan aturan yang bersifat antisipasi.

Baca juga : Ke Depan Knalpot Racing dilarang Masuk SPBU. Mumet Ndhase kalau Begini 

Guna mencegah radiasi bebas signal handphone yang memicu terjadinya kebakaran, seperti yang mmz singgung di atas Pertamina akan menerapkan aturan dilarang mengisi BBM full tangki. Untuk mekanismenya bakal diatur seperti ini:

Cara belinya adalah bayar dulu di tempat khusus, kemudian baru ke dispenser untuk mengisi BBM-nya.

Jadi istilah beli full tank sudah tidak dapat dipakai lagi. Pembeli harus menyebutkan nominal volume BBM atau Rupiah yang hendak diisikan. Jadi kasarannya kalau mau mengakali sekalipun juga repot. Misal sampeyan bayar Rp 150 ribu, pas isi ternyata Rp 100 ribu saja sudah full. Ya mau gak mau yang 50 ribu rupiah kudu diikhlaskan.

Baca juga : Nyekoki Oli Sesat HDEO ke Vario 125. Gimana Rasanya?

Jadi nanti kalau aturan ini sudah diketok palu, sampeyan antri dulu buat bayar pakai MyPertamina, sebutkan berapa liter atau berapa rupiah yang hendak dibeli, baru ke dispenser SPBU untuk ngisi BBM. Hmmmm… Tambah ribet gak sih…? (mmz)

Gambar Gravatar
Penulis adalah penghobi dunia otomotif yang mencoba berbagi info kepada pemirsa semua tentang berita terbaru seputar sepeda motor, mobil, balap dan MotoGP. Terima kasih sudah berkunjung ke blog sederhana ini dan semoga bermanfaat.

19 komentar

  1. Selain di Indonesia yang akan menerapkan metode ini apakah ada negara lain yang sudah mengaplikasikan yang seenggaknya mirip kang. Kalo seperti sampeyan bilang bayar 150 tapi pas 100 full dan yg 50 diikhlaskan lak yo seneng bakule.

    1. nah ini yang perlu dikaji lagi lek… semoga sebelum benar-benar diaplikasikan setidaknya sudah ada langkah antisipasi yang menguntungkan buat semua

  2. Tambah ribett pasti..! Dan kalo beli 150 dapetnya 100 teruss suruh ngiklasin yaa nggga berkah Pertamina nya!
    Pernah ngalamin yg mirip seperti ini di terminal Pulogebang Bekasi. Beli minuman seharga 7k baru bisa keluar jika pake uang 10k. Suweekkk…!

  3. Di beberapa pom, antrian dibiarkan mengular, tidak seperti milik swasta, ketika antrian mengular maka pegawainya mengarahkan pengendara kemesin pengisian yg kosong

  4. Tunggu tanggal mainnya ah… Sepertinya blm mungkin dilakukan di daerah, mungkin ada percontohan di daerah kota

  5. Tambah ribet kl Pertamina nantinya gak ngasih opsi cash lg, btw di Jakarta nampaknya sebagian SPBU Pertamina udah bisa melayani pembayaran via aplikasi MyPertamina

Silahkan sampaikan uneg-uneg pemirsa di sini