Motomazine.com – Salam safety riding bro sis.. Pasca kehadiran dan diskon sensasionalnya pada ajang Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) 2016 di Jakarta, pabrikan sepeda motor asal Austria KTM seakan tak pernah luput dari pemberitaan media-media otomotif dalam negeri.
Setelah melaunching harga “wow” untuk varian Duke 250, RC250, Duke 200 dan RC 200 di angka fenomenal dimana pada angka itu kompetitor begitu Pede dengan memasarkan motor dengan kubikasi di bawah 200cc, kali ini permasalahan kembali datang mengenai siapa APM yang berhak memasarkan KTM Duke dan RC series nantinya.
- Setelah BMW, MV Agusta juga akan Nyemplung ke MotoGP?
- Lorenzo Sebut Acosta bisa Menang Tahun ini, mungkin di Jerez
- KTM RC4 bawa Era Baru di Kelas Moto3
- Merah Hitam tak pernah Salah! Inilah Livery Tech 3 GasGas Red Bull 2024
- Geser Pol, GASGAS Tech 3 MotoGP Duetkan Pedro Acosta & Augusto Fernandez untuk 2024
- Marc Marquez mengakui dihubungi Pabrikan lain, tapi Siapa?
- MotoGP: Beirer: MotoGP Ulangi Kesalahan F1 10 Tahun silam
- Oliveira: “Aleix Sebut Motornya Kaku? Dia belum pernah Nunggang KTM!”
- MotoGP: Jonas Folger Resmi Gantikan Pol Espargaro di Austin
- KTM dan GasGas pakai Spoiler Model Baru, Mungkin ke Depan Hadir lagi yang Bertumpuk
Dua belah pihak, yakni PT. Jaya Selaras Sejahtera dan PT. Penta Jaya Laju Motor sama-sama mengklaim jika salah satu dari merekalah yang berhak menjual KTM Duke dan RC. Pembantingan harga gila-gilaan disinyalir menjadi akar dari permasalahan ini. Bagaimana tidak, pasca rilis di GIIAS dan berlaku seterusnya KTM Duke 250 dijual dengan harga Rp.44 juta saja. Sedangkan KTM Duke 200 dijual dengan harga Rp.33 juta. Sementara si gen racing yakni KTM RC250 dijual dengan harga Rp.48 juta, sedangkan si adik, RC200 dijual dengan harga Rp.37 juta.
Dengan pricing strategy seperti ini besar kemungkinan KTM Duke dan RC series nantinya bakal diterima baik di masyarakat. Nah… Peluang inilah rupanya yang mendasari perselisihan antara kedua APM resmi penjual KTM tersebut. Kenapa MMz katakan keduanya resmi? Sebab mereka memang mempunyai hak dan diakui oleh KTM Austria dalam memasarkan produk-produk KTM di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Hanya saja setelah MMz telusuri ke website resmi KTM Austria, PT. Jaya Selaras Sejahtera saat ini diberi mandat untuk menjual dan mendistribusikan motor-motor KTM dengan kubikasi di atas 400cc. Artinya, PT. Penta Jaya Laju Motor lah yang diberi hak untuk menjual motor-motor Austria ini dengan kubikasi mesin di bawah 400cc, termasuk Duke 250-200 juga RC 250-200. Selebihnya apabila ternyata di lapangan masih terjadi perseberangan paham itu berarti memang ada problem yang belum bisa mereka temukan jalan damainya.
Nah, Berkaca pada mencuatnya berita akan siapa yang bakal berkolaborasi bersama Bajaj dalam memasarkan KTM di Indonesia, sebenarnya KTM sendiri diuntungkan oleh kejadian ini. Bagaimana tidak, kehebohan perihal dua APM ini mau tidak mau telah menambah bumbu ramainya pemberitaan KTM yang memang sedari awal telah “memukul” pasar Indonesia dengan harga yang cukup mencengangkan..
Lantas, apakah kehebohan perihal kemunculan KTM ini akan berlanjut pada penjualannya nanti..? Untuk urusan yang satu ini tentu kita baru akan dapat melihat hasilnya paling tidak dua atau tiga bulan ke depan. Sebab dengan mengusung brand Eropa dan diakuisisi Bajaj, tentu bakal menjadi pertimbangan tersendiri bagi mereka para calon konsumen KTM nantinya. Alasannya sepele, masalah 3S lah yang sepertinya menjadi momok paling menakutkan bagi pembeli, melihat pada kasus Bajaj beberapa tahun lalu yang akhirnya angkat kaki dari negeri ini.
Namun seperti sadar akan hal ini, pihak KTM bekerjasama dengan Bajaj telah menegaskan bahwa mereka akan menjamin masalah 3S-nya, termasuk pelayanan sparepart via online.
Lanjut.. Bicara kehebohan tentu kita tak bisa lepas begitu saja dengan penyerapan pasar. Mengenai hal ini, sebelum kita berbicara lebih jauh ada baiknya kita kategorikan pembeli (KTM) menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama adalah enthusias rider yang memang secara ekonomi sudah mapan, dan tak pernah takuk untuk membeli kendaraan bahkan dengan berbagai resiko sekalipun. Seperti sulitnya mencari spare part, jarangnya bengkel juga tak terjaminnya after sales value. Namun bagi calon buyer model ini, kesemuanya itu tentu bakal ditepis dengan persiapan sebagai bentuk jawaban atas hobi yang mereka pilih. Yup, rider-rider golongan ini bisa saja menjadikan Duke atau KTM RC sebagai motor hobi saja. Istilah lainnya berperan sebagai alat mejeng di akhir pekan. So, untuk calon buyer golongan ini kita tak perlu lagi meragukan loyalitas dan kemampuan mereka dalam membeli sebuah sepeda motor. Dalam kasus ini termasuk motor KTM.
Pembeli kedua adalah kelompok pembeli pada umumnya. Dimana mereka memboyong sebuah kendaraan sebagai main waeapon atau kendaraan sehari-hari dalam mencari penghidupan. Pun dalam upaya membelinya biasanya pembeli pada segmen ini bakal butuh effort lebih seperti misalnya pecah celengan ayam : mrgreen: Dengan alasan ini tentu saja mereka akan sangat berhati-hati dalam menentuka pilihan. Tak hanya ketersediaan bengkel dan spare part, namun aftersales value atau harga seken pun menjadi pertimbangan besar bagi mereka. Berjaga-jaga jika sewaktu-waktu motor dijual untuk ditukar dengan yang lebih baru.
So.. Kesimpulannya kehebohan KTM saat di GIIAS baru akan terlihat dampaknya nanti setelah unit benar-benar terdistribusi merata di seluruh wilayah nusantara. Satu indikator penting dalam menentukan laris tidaknya sebuah motor, menurut bro Ridho, salah satu teman seperjuangan MMz adalah dengan melihat seberapa banyak motor tersebut lewat dalam satu jam. Terutama saat jam-jam sibuk (kantor). Ketika anda menemui berkali-kali motor tersebut lewat saat jam tersebut, artinya motor itu mampu terserap baik di masyarakat..
Last.. Mari kita tunggu saja.. Apakah masyarakat Indonesia sudah banyak yang makmur… (MMz)
==============
Punya pertanyaan atau ingin berbagi informasi? Kirim saja ke:
• motomazineblog@gmail.com
Se7…mtr yg laris itu y yg seliweran di Jalan..,bukan yg terjajar rapi di dlm gudang.
Nah.. Berarti data tak selamanya benar
Cuma euforia sesaat kayaknya
Itu yang saya khawatirkan.. *eh
Seperti sebuah “syock terapy”…peristiwane mngkin memang cuma sebentar tp efek/dampaknya bisa berkepanjangan.
Itu justru yang paling memukul