Motomazine.com – Dalam balap motor sekelas MotoGP, jatuh merupakan hal wajar dan lumrah yang menghantui semua rider. Yang kemudian hal itu berubah menjadi menakutkan adalah ketika pembalap jatuh dan motornya masih berada di dalam lintasan. Acapkali ini menjadikan tragedi tragis yang bahkan bisa merenggut nyawa si pembalap. Sampean tentu masih ingat beberapa insiden pada balap MotoGP akhir-akhir ini. Yang paling segar di ingatan kita tentu saja saat Dani Pedrosa terjatuh dan terhantam motor Lorenzo Savadori (Styria). Hal inilah yang kemudian membuat Dorna berpikir keras bagaimana caranya mengamankan pembalap barisan belakang saat ada pembalap yang terjatuh di depannya, sementara motor masih ada di lintasan.
Sejauh ini Dorna sudah punya banyak opsi. Melansir dari Crash.net pihak safety commission sudah menyiapkan opsi peringatan di dashboard hingga mengaktifkan sinyal lewat airbag yang terpasang pada baju pembalap.
Namun ini sama sekali bukanlah hal yang mudah. Jatuh dalam rombongan, dengan kecepatan luar biasa tinggi, sangatlah sulit bagi pembalap di belakang untuk menghindar.
Opsi terbaru adalah melalui perangkat elektronik. Jadi nantinya akan ada sensor otomatis yang mendeteksi apabila ada motor di depan yang crash, sementara motornya masih berada di lintasan. Sistem tersebut nantinya akan membuat mesin mati. Dengan begini komisi keselamatan berharap bisa mengurangi tabrakan pada kecepatan tinggi. tapi lagi-lagi ini hubungannya dengan reflek pembalap sebagai manusia biasa.
Mungkin ke depannya MotoGP bisa melakukan tes selayaknya pembalap F1. Pembalap F1 memang dituntut punya reflek luar biasa sehingga bisa melakukan gerakan preventif untuk mencegah mereka terlibat kecelakaan fatal.
Baru-baru ini MotoGP sudah melakukan eskperimen dengan tetap menyalakan lampu belakang motor-motor MotoGP dalam kondisi balapan kering. Hal ini bertujuan membuat mata pembalap di belakang lebih fokus memperhatikan motor di depannya. Ya, lampu yang biasanya menyala saat kondisi hujan tetap dinyalakan dalam kondisi cerah. Dan hal ini bisa saja menjadi early warning karena pembalap lebih bisa mendeteksi motor di depannya. Yawes kita tunggu saja. Yang pasti MotoGP 2022 semakin elektronik. (mmz)
Artikel terkait:
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun
- MotoGP: Martin Menangi Sprint Race, Pecco DNF
- Catalunya jadi Kandidat Kuat Pengganti Race Finale Valencia
- MotoGP: Iannone Kembali, Siapa yang Harus Waspada?
- Komentar mmz di Akun MotoGP dapat berbagai Rujakan Netijen. Heran…
- MPM Honda Jatim tetap Semangat Ngajak Blogger Vlogger Nonton MotoGP Motegi, meski Marini Finish 14
- Ada Honda PCX 160 dan EM1 e: di MotoGP Mandalika
- Meet & Greet Fabio Quartararo di MotoGP Mandalika Promosikan Yamaha NMAX Terbaru
1 komentar