Motomazine.com – Ada kabar terbaru seputar insiden yang melibatkan Jonathan Rea dan pembalap Ducati Alvaro Bautista di race 2 WorldSBK Magny Cours. Baru tiga lap berjalan, namun Rea melakukan manuver tajam dalam menyalip Alvaro, sehingga membuat penunggang Ducati Panigale V4R itupun terpental keluar lintasan, dan berakhir di gravel. Atas kejadian ini Ducati kabarnya kebakaran jenggot, tidak terima dan hendak membawa perkara ini ke CAS (Court of Arbitrary/Appeal for Sport). Asli panas! Gelud lah gelud.. wkwkwk
Mungkin ini akan jadi drama yang menarik bagi penonton. Kalau kita ingat perhelatan balap tempoe doloe, clash antar pembalap sangatlah lumrah terjadi. Dan justru yang beginianlah yang membuat balapan semakin seru. Akan ada peran protagonis dan antagonisnya di sana.
Namun dewasa ini pihak komisi balap sepertinya ingin menerapkan tingkat keamanan tertinggi bagi semua pembalap. Termasuk memberikan hukuman bagi pembalap yang melakukan tindakan-tindakan agresif dan berbahaya. Dan meskipun Rea sudah menerima hukuman berupa long lap penalti, sepertinya Ducati belum bisa memafhumkan hal tersebut. Kabar terbarunya tim Borgo Panigale akan membawa kejadian ini ke Court of Appeal.
Melansir dari paddock-GP, Marco Zambenedetti, direktur teknisi Ducati mengutarakan keinginannya untuk naik banding. “Kami yakin pergerakan yang dilakukan Rea adalah sengaja. Itu bukan contoh yang baik dan bukan semangat dari kejuaraan ini. Kita harus memberikan pesan langsung ke pembalap-pembalap muda untuk fair dan tak terlalu agresif dalam bermanuver,” tuturnya.
“Mungkin hukuman yang diberikan tak setimpal dengan betapa bahayanya insiden ini. Pembalap tetap mendapatkan poin yang penting untuk kejuaraan, meskipun dia sudah membuang satu pembalap lain dengan gerakan berbahaya. Itu adalah hal yang sama sekali tak kami harapkan dari enam kali perebut gelar juara dunia. Akan lebih bagus bagi Kawasaki untuk bekerja di rumah dan berikan paket motor yang lebih baik sehingga pembalapnya tak perlu melakukan manuver seperti itu,” tambah Marco.
Yaps, alasan yang dibuat Ducati cukuplah tepat. Mereka punya alasan jika dibiarkan, hal ini akan menjadi contoh bagi pembalap-pembalap muda. Mereka seakan bebas bermanuver dan bahkan membuang pembalap lain keluar lintasan.
“Apa yang kami harapkan selaras dengan apa yang FIM inginkan dalam tiga tahun belakangan. Apa yang terjadi sama sekali tak sejalan dengan jiwa olahraga ini. Tentu, balapan adalah hal yang berbahaya. Tetapi semuanya harus fair, Kejadian-kejadian yang ada harus diselesaikan pekan itu juga, namun jika tidak memungkinkan kamu harus mengambil langkah selanjutnya,” tutup Zambenedetti.
Menarik, karena saat ini Ducati diperkirakan tengah melakukan prosedur untuk membawa kasus ini ke komisi pengadilan balap. Kejadian ini mirip dengan apa yang Yamaha MotoGP lakukan tahun 2015 silam. Saat Rossi bersitegang dengan Marquez akibat Sepang clash. Yamaha menilai hukuman yang diberikan ke Rossi terlalu berat. Dan entahlah, nyatanya Rossi tetap saja start dari posisi paling buncit di Valencia.
So kita tunggu saja akan seperti apa hasil riak-riak pergeludan antara Ducati dan Kawasaki ini. Yang penting kepala tetap dingin loh ya… (mmz)
Artikel terkait:
- Jadwal Rilis Livery Balap Tim WSBK dan MotoGP Musim 2024
- Gelar sudah diraih, Pembalap Astra Honda tetap Fokus Ukir Sejarah dan Rekor di IATC 2023
- Cetak Sejarah, Pembalap Astra Honda Fadillah Arbi Kibarkan Merah Putih dari Podium Tertinggi FIM JuniorGP Barcelona
- Toprak: “Ducati terlalu Mudah Menyalip di Trek Lurus!”
- Alasan Toprak Terlempar dari Podium di Race 1 WSBK Catalunya
- Kabar Hengkangnya Repsol dari Honda makin Menguat?
- Sukses Raih Hat-Trick Makin dekatkan Toprak ke Bautista
- Toprak dan Rea Saling Menyalahkan atas Insiden Race 2 Assen. Weleh
- Dakar: Belum Mulai Petrucci Terjangkit Covid
- Siapkan 100 Miliar Mandalika juga Gelar MXGP Tahun Depan