Motomazine.com – salam safety riding bro sis.. gelaran balap MotoGP memang sedang memasuki masa rehat sebelum akhirnya para pebalap diperbolehkan kembali menggeber motor mereka di Sepang mulai 1 Februari tahun 2016 nanti. Namun menunggu momen tersebut, rupanya masih saja banyak bahasan hangat yang bisa memberi informasi dan wawasan gamblang bagi para pecinta MotoGP.
Manager Jorge Lorenzo Wilco Zeelenberg mengemukakan pandangannya mengenai ban baru Michelin, yang mulai tahun depan akan menjadi penyuplai tunggal pengganti ban Bridgestone. Dengan mantap Wilco menyebutkan jika karakter ban Michelin cukup cocok dengan Dani Pedrosa. Dan bahkan beberapa rider Ducati. Dengan kata lain, ban Michelin tak mau diajak rebahan terlalu lama.
Menilik hasil tes Jerez dimana Ducati berhasil masuk ke 5 besar, dan bahkan Scott Redding berhasil menjadi yang tercepat di hari terakhir sepertinya memang membuktikan omongan Wilco ini.
Dilansir oleh Crash Wilco mengatakan
Dani dapat mengerem dengan keras, menikung sebentar, lalu mengangkat motor sedikit. Ini adalah gayanya, dan sangat cocok dengan karakter ban Michelin, karena kamu tidak perlu menikung lama-lama dan terlalu membebabi ban depan.
Jika kita mau melihat dan memperhatikan gaya balap Pedrosa memang doi lah yang paling sebentar saat merebah. Bentuk tubuhnya yang mungil mau tidak mau memang harus mengaplikasikan gaya balap seperti ini. Dani harus mengerem sekeras dan sedekat mungkin dengan tikungan untuk kemudian menikung cepat, cepat tidak berarti tidak rebah maksimal. Hanya saja porsi waktunya yang singkat. Tak jarang kan kita lihat Dani sering menyentuh lean angle hingga 61 derajat?
Jorge, Marc dan Vale sedikit berjibaku keras menurutku. Karena mereka mengerem dengan keras dan dalam. Inilah yang mereka gunakan selama ini dengan Bridgestone. Dan ini harus dihilangkan dari mindset mereka. Tapi itu sulit.
Imbuhnya.
Jika kita mau flash back ke sesi tes bebas ban Michelin yang sempat digelar saat musim 2015 lalu, pebalap sekelas Valentino Rossi, Jorge Lorenzo dan Marquez pun mengalami crash. penyebabnya sama, mereka tetiba kehilangan feeling atas ban depan. Saat pebalap merebah secara maksimal untuk kemudian bersiap menegakkan motor dengan membuka gas, saat itulah justru ban depan kehilangan cengkeraman. Dan inilah yang dikhawatirkan oleh para pebalap saat ini.
Masih menurut Wilco, mau tidak mau pebalap harus merubah gaya balapnya jika ingin mampu menaklukkan ban Michelin. mengenai settingan mesin motor tentunya para mekanik lebih profesional dengan urusan ini. Namun kembali lagi, jika para pebalap masih kekeh dengan mindset mereka dimana ban depan Bridgestone memang luar biasa, mereka salah.
Ini ban Michelin. Butuh pendekatan beda untuk mampu membawanya melaju dengan aman dan selamat. Intinya pebalap diharuskan untuk tak terlalu lama merebah. Harus sesegera mungkin mengangkat motor agar ban depan segera maksimal mencengkeram aspal (MMZ/red)
Related Posts:
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun
- MotoGP: Martin Menangi Sprint Race, Pecco DNF
- Catalunya jadi Kandidat Kuat Pengganti Race Finale Valencia
- MotoGP: Iannone Kembali, Siapa yang Harus Waspada?
- Komentar mmz di Akun MotoGP dapat berbagai Rujakan Netijen. Heran…
- MPM Honda Jatim tetap Semangat Ngajak Blogger Vlogger Nonton MotoGP Motegi, meski Marini Finish 14
- Ada Honda PCX 160 dan EM1 e: di MotoGP Mandalika
- Meet & Greet Fabio Quartararo di MotoGP Mandalika Promosikan Yamaha NMAX Terbaru
Kl spg mau gk ya lek
http://satuaspal.com/2015/12/16/entah-sudah-diresmikan-apa-belum-fly-over-palur-sudah-bisa-dilewati/
Tergantung kamunya.. Wani piro?
Lhaiyokui.com
Blog anyar maneh?
Uduuuuu… komen komen…
Wkwk… Dijak guyon kok.. Jangan lupa ajak2 😆
Loh loh loh yo ayo
Berangkaaatt…
Wah masa http://sakahayangna.com/2015/12/15/ketika-honda-cbr-k45-repsol-dan-nsr-sp-bersanding/
Iya lah…