Motomazine.com – Salam safety riding bro sis.. Kebingungan akan pilihan ban dan waktu paling tepat masuk pit saat race MotoGP Sachsenring kemarin akhirnya memunculkan gagasan tentang pemakaian radio di ajang MotoGP layaknya yang sudah diaplikasikan pada balap Formula 1.
Diberlakukannya balapan flag-to-flag yang memperbolehkan pebalap masuk dan berganti motor + ban semenjak musim 2005 lalu nyatanya masih menjadi momok menakutkan sekaligus biang kegagalan bagi beberapa rider, bahkan sekaliber Valentino Rossi yang selama ini mendapatkan julukan The Rain Master.
Ditanya perihal perlu tidaknya pengaplikasian radio di kelas MotoGP, pebalap peraih gelar 9 kali juara dunia ini tak menampik jika memang sekiranya penggunaan radio itu bisa membantu pebalap dalam mengambil keputusan paling tepat.
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun
- MotoGP: Martin Menangi Sprint Race, Pecco DNF
- Catalunya jadi Kandidat Kuat Pengganti Race Finale Valencia
- MotoGP: Iannone Kembali, Siapa yang Harus Waspada?
- Komentar mmz di Akun MotoGP dapat berbagai Rujakan Netijen. Heran…
- MPM Honda Jatim tetap Semangat Ngajak Blogger Vlogger Nonton MotoGP Motegi, meski Marini Finish 14
- Ada Honda PCX 160 dan EM1 e: di MotoGP Mandalika
- Meet & Greet Fabio Quartararo di MotoGP Mandalika Promosikan Yamaha NMAX Terbaru
“Ini bukan Formula One. Tapi sesungguhnya jika kita bisa berkomunikasi dengan pit box secara langsung itu akan jauh lebih mudah”, ungkap pebalap Italia yang harus menelan pil pahit gegara terjatuh saat memimpin balap di Assen beberapa pekan lalu.
“Terkadang dengan pit board terasa sulit. Sebagai contoh saat di Assen. Jika saja mereka mengatakan kepadaku jika aku mempunyai selisih hingga dua detik mungkin aku bisa sedikit memelankan motor dan menghindari kesalahan”.
“Jadi jika memungkinkan memiliki radio, aku tak tahu mengapa hingga saat ini kami tak memilikinya. Mungkin berkaitan dengan biaya, tapi bisa saja menjadi penting dan iya (perlu adanya radio)“, tambah The Doctor.
Namun berkebalikan dengan Rossi, Marquez dan Crutchlow yang finish 1, 2 di sirkuit Assen kemarin menyatakan ketidak setujuannya dengan penggunaan radio di balap MotoGP.
“Bagiku tidak. Aku tak bisa membayangkan jika saat kita rebah di kecepatan 200mph dan harus mendengarkan suara-suara dari luar sana (radio). Ini bukan mobil. Bagiku tidak”, ungkap Marquez yang berhasil menangi MotoGP Assen karena masuk ke pit lebih dahulu dan mendapatkan opsi ban slick. “Persiapan sebaik mungkin sebelum lomba lah yang kita perlukan”, lanjutnya.
Setali tiga uang dengan Marquez, Cal Cruthlow pun menyatakan ketidak setujuannya pada penggunaan radio bagi pebalap MotoGP.
“Dapatkah kamu bayangkan suara Beefy (kru mekanik) di seberang sana?” tutur Cal sembari tersenyum. “Saya rasa itu bukan rencana terbaik. Semua bahkan akan lebih buruk jika Lucio (Checcinello) ada di telingaku”, candanya lagi.
“Sejujurnya saya tak begitu setuju dengan rencana ini. Saya akan jadi seperti Kimi di F1. Tak dapat kubayangkan apa yang akan aku katakan nanti. Saya mengerti memang sulit melihat pitboard. Tapi semua itu cukup untuk menentukan strategi terbaik, sama seperti apa yang Marc katakan”, tambahnya lagi.
Race Director MotoGP sendiri melalui Mike Webb sebenarnya tak menampik jika pebalap memang butuh radio.
“Ini adalah teknologi. Jika memang pebalap membutuhkannya, kami akan berusaha mewujudkannya”, tuturnya.
Namun kembali lagi bro sis.. Semua tergantung kepada pebalap itu sendiri… Apakah mereka menginginkan radio atau tidak. Sebab sejauh ini, ternyata hanya Valentino Rossi seorang saja yang menyetujui penggunaan radio. Sedangkan Marquez, Crutchlow dan bahkan Dovisiozo secara terang-terangan menyatakan ketidak setujuannya dengan hal ini.
“Di Sachsenring sesungguhnya aku tak tahu sama sekali ban apa yang aku gunakan. Aku melihat ban depan dan ada garis di tengahnya. Jadi aku pikir itu ban basah, namun ternyata itu ban intermediate dan justru aku memakai ban slick di bagian belakang. Jadi aku pikir hal itu (radio) tak diperlukan. Biarkanlah semua seperti ini saja”, tutur pebalap Italia penunggang Ducati yang menapaki podium 3 balap membingungkan Sachsenring kemarin..
So… Kembali MotoGP dihadapkan dengan polemik dan opsi penggunaan radio untuk membantu pebalap berkomunikasi secara langsung dengan kru di pit box.. Valentino Rossi setuju, namun Marc, Cal dan Dovi menolaknya.. Kalau menurut sampean semua bagaimana bro sis..? Perlu gak sih pebalap MotoGP memakai radio…? (MMz)
======================
Bro dan sis punya informasi seputar otomotif dan kehidupan? Share saja bareng motomazine di:
• email: motomazineblog@gmail.com
• facebook: motomazine.com
• twitter: @aguztino86
• BB: 524dbd4e
• IG: motomazineblog
• WA: 08523381929
aku sih Ok
Tapi radionya muter Kiss FM
Radio mana pak itu?
aku yes Pak
Podo pak..
Pas miring2 karo nyetel dangdut #eh
Nek kleru ikeh-ikeh?
Wakakakndlosor wes
Ndlosor mapan
Aku sih NO. Aku udah seneng lihat tulisan di pitboard. Memang sulit sih ngelihatnya buat mereka. Tapi aku belum bisa bayangin kalau ada suara berdengung di telinga mereka pas lagi melaju dengan kecepatan tinggi atau pas lagi overtake.
Boleh juga sih sebenarnya. Tapi kayaknya emang bukan rencana terbaik sih..
Tapi bagi Rossi yang memang sudah melanglang buana di kancah MotoGP lebih lama, itu tidak masalah loh..
Kalau gitu. Boleh dicoba lah.. Hehe.
Maka dari itu.. Kalau ada yang balap sambil joget2 itu baru boleh dilarang..haha
Hahahah. Sambil dangdutan..
Nah.. Itu bahayanya… 😆
Perlu
Nah.. Alasane opo lek?
Haha.. Gara2 gagal podium karena cuaca gak jelas
Rep kirim salam po rikues lagu?? 😆
Gak perlu lah, malah berkurang serunya
Jare mbah Rossi perlu ki.. 😆