Motomazine.com – Salam safety riding bro sis… Tampil kurang memuaskan dan bahkan diasapi pembalap tuan rumah dari tim Yamaha Tech3, Jonas Folger membuat Valentino Rossi akhirnya mengakui jika rider bernomor 94 tersebut memang mempunyai kemampuan yang tak bisa dipandang remeh. Tak hanya Folger, performa Zarco pun juga sempat membuat pembalap bernomor 46 ini harus mengakui keunggulan pembalap asal Perancis tersebut.
Terlepas dari komentar Rossi yang menyebut jika duo rider Yamaha Tech3 memang cepat, secara tersirat sejatinya The Doctor juga menyebut jika performa jempolan mereka tak lepas dari sumbangsih sasis versi 2016 yang dipakai baik oleh Folger dan Zarco.
Sedikit banyak performa Rossi dan Vinales memang tertolong dengan sasis revisi 2017. Bahkan Rossi juga menyebutkan jika seandainya ia tak memakai sasis baru di Jerman kemarin, bukan tak mungkin hasil buruk layaknya di Jerez dan Catalunya bisa saja kembali terulang.
“Selama musim ini seringkali pembalap Tech 3 menunjukkan performa dan feeling bagus di atas motor versi 2016,” tutur Rossi.
“Tetapi mereka juga rider yang cepat. Seperti Zarco saat di Le Mans dan Folger di Sachsenring. Mereka bisa mengelola performa ban belakang hingga mampu berkompetisi sampai akhir balapan,” lanjut Vale.
Lebih jauh Rossi juga menyebut jika improvisasi sasis yang diberikan Yamaha memang memberikan feeling yang lebih bagus saat masuk ke tikungan. Namun lagi-lagi, degradasi ban belakang masih menjadi momok bagi Rossi, terlebih dibandingkan Marquez dengan Honda-nya yang terlihat lebih pede menggeber motor hingga limit, termasuk membuat ban belakang sliding saat memasuki tikungan 10.
“Saya pikir keuntungan Honda selain Marquez memang berkendara dengan sangat bagus, adalah awetnya ban belakang di motor mereka. Marquez memang kuat di sini (Jerman), namun performa ban mereka jauh lebih bagus dibanding kami,” imbuhnya.
Menilik dari komentar Rossi di atas maka bisa diambil sedikit kesimpulan lagi-lagi, terlepas dari pembalap Tech3 yang bagus, sasis M1 versi 2016 memang memberikan feeling lebih dibanding versi 2017. Walaupun Rossi dan Vinales telah mendapatkan upgrade frame terbaru namun nyatanya belum sepenuhnya mampu menyelesaikan PR mereka yakni ausnya ban jelang lap-lap akhir lomba. Folger dengan sasis 2016 yang ngotot terus menempel Marquez justru malah mampu mengkondisikan ban belakangnya hingga lomba berakhir untuk menduduki podium 2. Terbukti, Michelin memang sulit diprediksi.
“Ini salah satu masalah kami. Kami terus berusaha untuk lebih baik. Namun (ban) telah jauh berbeda dibanding tahun lalu. Bahkan dari minggu ke minggu berikutnya performa ban selalu berubah-ubah. Dan itu yang membuat kami sulit berkembang,” tutup Rossi.
Dalam dunia MotoGP, data mengenai performa ban dari sirkuit ke sirkuit memang mutlak diperlukan untuk mengambil langkah tepat mengenai improvisasi apa yang hendak dilakukan pada motor. Berbeda dengan beberapa tahun lalu dimana Bridgestone selalu menyediakan ban dengan performa konsisten untuk tiap serinya, baik di musim 2016 maupun 2017 pekerjaan tim balap MotoGP harus sedikit lebih berat lagi karena selain mencoba berbagai settingan terbaik untuk motor, mereka juga harus selalu mencari settingan ban terbaik , bahkan saat itu juga semenjak sesi FP1 digelar.
So.. Lagi-lagi balapan MotoGP tidaklah sesederhana balapan di kelas lain. Bahkan di kelas Moto3 dan Moto2 yang menggunakan pemasok ban tunggal merk Dunlop. Sedikit ubahan set-up akan sangat berpengaruh pada hasil balapan. Termasuk pemilihan kompon ban yang tepat.
Dan berbicara performa Rossi, sebenarnya di musim 2016 lalu Rossi tampil sangat kuat di Sachsenring. Dimana ia mampu memimpin balap dan bertarung dengan Dovisiozo dan Crutchlow. Sebelum akhirnya hujan datang, Vale salah mengganti ban, dan semuanya hancur berantakan. Posisi 8 adalah hasil maksimal yang mampu digenggam…. (MMz)
Baca Juga
- Jatuh Hati dengan KTM Vinales Bilang Motornya Agresif
- Marc: Selamat Tinggal Red Bull, Selamat Belajar Pecco
- Petrucci: Toprak Bisa Menang di MotoGP, Dia Gambaran Valentino dan Marc
- Yamaha M1 Mesin V4 Bisa hadir di Tes Sepang
- WSBK: Honda Tak Butuh Toprak
- Celaka! Marini Bilang Honda Jalan di Tempat
- Massimo Rivola Terkejut dengan Review Martin. Aprilia Harus Banyak Berbenah?
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun
===============
Punya pertanyaan atau ingin berbagi pengalaman? Tulis saja di:
- e-mail: motomazineblog@gmail.com
- facebook: motomazine.com
- twitter: motomazine
- IG: @motomazineblog
- WA: 085233819298
- BB: 524dbd4e
kalau pak agus, sedang pujian karena liburan puanjang 😉
————————————
Harga VORTEX 250 Surabaya >> http://potretbikers.com/2017/07/04/viar-vortex-250-sudah-mendarat-di-dealer-sr-motor-dan-ini-harganya/
Sek pak, iki opo maksutnya njal?
Padahal filosofi Yamaha adlh mesin bagian dari chasis. Tapi kenyataannya chasis M1 2016 masih lebih bagus daripada chasis M1 2017.
Permisi gan…numpang titip lapak. Matur nuwun.
https://motorbloginfo.wordpress.com/2017/07/04/kemenangan-morbidelli-di-sachsenring-semakin-mengokohkan-posisinya-di-puncak-klasemen-moto2/
Itu dia.. pertanyaannya kenapa mengganti hal yg sudah bagus
Ngono pak yo.. hmm ilmu saya memang belum sampai ke situ sepertinyah