Motomazine.com – Salam safety riding bro sis… Siapa sih yang tak kenal dengan Desmo Dovi? Ya, julukan yang disematkan kepada Andrea Dovisiozo penunggang Ducati Desmosedici GP17 yang kini menjadi kontender utama perebutan titel juara dunia MotoGP musim 2017. Lantas, benarkah Dovi dan Desmo telah menjelma menjadi idola baru?
Sebagai pembalap MotoGP, Andrea Dovisiozo adalah salah satu pembalap yang tak “kokehan petingsing” (banyak polah). Satu lagi pembalap kalem layaknya Dovi adalah si mungil asal Spanyol, Dani Pedrosa.
Di tahun 2017 ini tetiba Dovisiozo menjadi buah bibir di kalangan pengamat balap kelas wahid, MotoGP. Pasalnya makin ke sini performa Dovi makin menajam, seiring dengan kedewasaannya yang makin matang.
4 kali menangi balap (Mugello, Catalunya, Austria, dan Silverstone) adalah salah satu bukti bahwa Ducati Desmosedici garapan Luigi ‘Gigi’ Dal’igna kini menjadi motor yang kompetitif. Ditambah pengalaman Dovisiozo selama 5 tahun bersama pabrikan Italia ini, menjadikan pembalap bernomor 4 tersebut makin mengerti celah dari sang Desmo.
Baca juga:
- Massimo Rivola Terkejut dengan Review Martin. Aprilia Harus Banyak Berbenah?
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun
- MotoGP: Martin Menangi Sprint Race, Pecco DNF
- Catalunya jadi Kandidat Kuat Pengganti Race Finale Valencia
- MotoGP: Iannone Kembali, Siapa yang Harus Waspada?
- Komentar mmz di Akun MotoGP dapat berbagai Rujakan Netijen. Heran…
- MPM Honda Jatim tetap Semangat Ngajak Blogger Vlogger Nonton MotoGP Motegi, meski Marini Finish 14
- Ada Honda PCX 160 dan EM1 e: di MotoGP Mandalika
Ditanya perihal kiat-kiatnya hingga mampu tampil kompetitif di balapan musim 2017 ini Dovisiozo dengan halusnya menjawab bahwa semua butuh kesabaran. Yang diperlukan adalah perhitungan, tak melulu insting untuk ‘membunuh’ lawan di lintasan.
“Ada banyak cara untuk meraih tujuan kita. Salah satunya adalah bersikap dengan “insting membunuh”/murder instinct. Namun ini tidak pas buat saya. Saya tidak sependapat dan lebih lagi saya membencinya. Yang harus dilakukan seorang juara adalah dengan tanpa henti dan lelah berjuang dengan prinsip-prinsipnya, bukan dengan caranya untuk menaklukkan tujuan,” tutur Dovi seperti dikutip dari warungnya Pak Haji TMCBlog.
Disebut-sebut sebagai kontender juara dunia MotoGP 2017, berbeda dengan pernyataannya yang cenderung merendah pada beberapa kesempatan lalu, kini Dovisiozo merasa lebih PeDe untuk menatap peluang emas juara dunia musim 2017.
“Ya, kita bisa memenangkan kejuaraan ini. Kami memiliki banyak opsi yang sedikit banyak akan bergantung pada bagaimana kami memainkan strategi. Mengenai hal ini saya bisa mengatakan ada satu atau dua hal yang bisa saya lakukan… Pertama saya sangat TENANG dan saya merasa baik-baik saja. Yang kedua adalah suatu kesalahan untuk terlalu mementingkan dua race terakhir karena kejuaraan MotoGP bukanlah sebuah lomba sprint, namun sebuah race jarak jauh. Apa yang dihitung adalah seperti apa akumulasi akhir di garis finishnya,” terang pembalap yang kini brewokan itu.
Lebih jauh ditanya mengenai gaji, yang tentu saja sangat sensitif bagi beberapa orang/pembalap, Dovisiozo justru kembali melemparkan jawaban yang tak diduga
“Kau bertanya apa pendapat saya ketika dibandingkan dengan Jorge yang digaji enam kali lipat dari saya? Saya akan berkata bahwa saya tidak iri. Namun yang pasti saya harus tetap memperlihatkan seperti apa sebenarnya Ducati”, tutupnya..
Beughh… Kan masbro, makin kentara seperti apa sejatinya seorang Dovisiozo? Dengan prestasinya yang makin mengkilap bersama Ducati tahun ini, dan bahkan bisa jadi lebih moncer di tahun depan, bukan tidak mungkin Dovisiozo akan menjelma menjadi idola baru di balap kelas raja MotoGP.
Terlebih di Misano nanti, ketika Valentino Rossi absen balapan karena cidera, inilah sebenarnya peluang emas Dovi untuk meraih simpati fans fanatik Italia, yang tentu saja akan sangat bangga apabila pembalap asli negerinya memenangi kejuaraan, termasuk motor Ducati yang asli Borgo Panigale itu ikut menjadi sarana meraih juara.
Dan hasilnya, The Dream Team yang diidam-idamkan semenjak era Rossi (2011-2012) pun bisa tercipta… Go DesmoDovi…!!!! (MMz)
================
Lebih dekat dengan Motomazine di:
- e-mail: motomazineblog@gmail.com
- facebook: motomazine.com
- twitter: motomazine
- IG: @motomazineblog
- Youtube channel: Motomazine
- WA: 085233819298
- BB: 524dbd4e
Nih mas bro, penampakan ducati yang sudah paka mesin V4
https://redto-black.web.id/2017/09/08/penampakan-ducati-panigale-v4-2018/
Uklek..