Motomazine.com – Salam safety riding bro sis… Bos Ducati Paolo Ciabatti sebut Yamaha bakal kesulitan jika Rossi benar-benar memutuskan pensiun. Pernyataan Ciabatti ini tentu bukan tanpa asalan. Sebab orang-orang seperti Ciabatti lah yang benar-benar tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam perhelatan MotoGP.
Kalau saja Rossi benar-benar gantung helm, Yamaha harus menemukan pembalap dengan kharisma dan ketenaran yang sama, baik di dalam maupun di luar trek. Apalagi menyamai prestasinya. Soal yang satu ini tentu kita sudah sama-sana tahu, selain meraih 9 gelar juara dunia balap MotoGP (semua kelas) Rossi juga seorang pembalap mobil bertalenta. Sudah berkali-kali The Doctor menangi ajang Monza Rally Show, bahkan saat melawan pembalap WRC dan F1 sekalipun.
Baca juga:
- Yamaha Indonesia kirim Wahyu Nugorho Latihan bareng Valentino Rossi di VR46 Master Camp 2024
- Jorge Viegas Sebar Gosip Panas: 2024 VR46 ke Yamaha!
- GT WC Europe: Finish P5 di Misano jadi Hasil Terbaik Rossi sejauh ini
- Tertinggal 2 Detik Rossi Sebut Harinya Bagus
- Semoga Akur, Paduka Lorenzo ikut Balapan di Ranch Rossi
- Razali Menyesal Mengambil Rossi?
- Valentino Rossi Luncurkan e-MTB VR46 Terra. Keren Pol!
- Rossi: Kami sedikit lebih Baik
- Corak Helm AGV Terbaru Valentino Rossi untuk GP Misano 2
- Rossi tak kan Lupakan Michelin hingga Pensiun
Sekarang Yamaha punya Vinales. Berusia 22 tahun dan sangat kommpetitif. Namun jika kita menilik pada musim 2017, Yamaha seperti kesulitan dengan motor spec 2017, artinya, Yamaha harus berpikir keras mencari pembalap yang mampu mengembangkan motor (memberi masukan yang tepat pada kru mekanik) agar M1 terus berkembang jika The Doctor benar-benar pensiun di 2018 nanti.
“Sekali lagi, tidak ada cara atau menggantikan Valentino dengan seseorang yang sama tenar prestasinya,” tegas Ciabatti. “Sekarang ini ada segelintir pembalap hebat, karakter hebat dan dicintai penggemar, tapi tidak ada orang yang di luar dari penggemar balap motor yang tahu tentang mereka, kecuali di negaranya sendiri,” lanjutnya.
Meski MotoGP sangat tenar di Indonesia, namun sejatinya di beberapa negara lain, balap motor paling ngetop sejagad ini ternyata belum begitu diminati. Terbukti, pamor MotoGP di Amerika masih kalah dengan WSBK atau AMA Superbike. Bahkan pembalap sekaliber Rossi pun konon tak begitu terkenal di negeri Paman Sam ini.
So.. mengamati pernyatan Ciabatti, pernyataan tersebut tentu bukan keluar dengan tanpa alasan kuat. Banyak yang menyebut saat ditinggalkan Rossi tahun 2011 dan 2012 Yamaha tak mengalami kesulitan. Tapi apakah itu sepenuhnya benar?
Tahun 2011 gelar juara dunia MotoGP jatuh kepada Casey Stoner yang saat itu membela tim HRC Repsol Honda . Di tahun 2012 Lorenzo memang berhasil merebut titel juara dunia. Namun saat itu Stoner sudah memutuskan pensiun dan Rossi masih terseok-seok di Ducati. Dan lagi, selama dua tahun itu pula motor Yamaha tak punya sponsor utama. So, apakah benar Yamaha tak terpengaruh pasca ditinggalkan Rossi?
Mengenai keputusan Rossi untuk masa depannya masih akan diputuskan pada pertengahan tahun 2018 mendatang. Tepatnya setelah balap seri Mugello. Di sana Rossi akan memutuskan apakah ia akan memperpanjang kontrak dengan tim Yamaha untuk musim 2019-2020, pensiun, atau justru melipir ke tim lain… (mmz)
===============
Lebih dekat dengan Motomazine di:
- e-mail: motomazineblog@gmail.com
- facebook: motomazine.com
- twitter: motomazine
- IG: @motomazineblog
- Youtube channel: Motomazine
- WA: 085233819298
- BB: D8DCFC9A