Motomazine.com -Salam safety riding bro sis… Berbekal beberapa debat mengenai safety riding course yang sempat mewarnai jagad perblogeran tanah air beberapa waktu lalu, akhirnya memancing saya untuk menerbitkan artikel ini. Ya, beberapa materi safety riding course yang sejatinya sangat berguna saat kita berkendara sepeda motor, sempat dimentahkan dengan pendapat yang, ah sudahlah sebenarnya tak ada gunanya untuk diperdebatkan.
Yup, salah satu kelas dalam safety riding course yang kali ini akan mmz angkat adalah perkara narrow plank. Sudah paham dengan narrow plank?
Narrow plank adalah sebuah kelas dalam safety riding course yang menuntut kita mampu mengendalikan motor sebaik mungkin di atas papan selebar 30 cm dengan panjang 15 meter.
Tidak rumit, anda hanya dituntut bisa berjalan sepelan mungkin dengan tetap meniti di atas papan/plank tanpa menurunkan kaki dan tanpa menarik rem depan. Mudah kan? Ya, sangat mudah… kelihatannya tapi… begitu anda mencobanya, saya belum yakin dalam sekali coba kita bisa langsung melalui plank dengan mulus tanpa terjatuh.
Baca juga:
- Bersih adalah Kunci, Mengulik Korelasi Helm Bersih dan Safety
- Jangan Abai! Cek Kondisi Ban agar Aman dan Nyaman Berkendara di Musim Hujan
- Muncul Bunyi Aneh di Rem Belakang CB150R. Jangan Panik, Berikut Solusinya
- Tips Berkendara ala #Cari Aman dengan Skutik Ban Lebar Honda
- Gak Cuma Brebet, Yamaha STSJ Ungkap Ciri Busi bermasalah
- Wajib Tahu! Yamaha STSJ Bagikan Tips Rawat Remote Keyless dengan Benar dan Aman
- Jajan lagi, berikut Biaya Ganti Pro Link New Honda CB150R
- Motor Jarang dipakai tak Perlu Service? Begini Faktanya!
- Yamaha STSJ Spill Dampak Buruk Ruang Bakar yang Kotor
- Tips Tinggalkan Motor saat Mudik ala Yamaha STSJ
Lantas, apa sih kegunaan kelas narrow plank ini? Hubungannya dengan berkendara di jalan raya juga apa coba?
Eits, sepeda motor adalah kendaraan dengan???? Ya, dua roda. Artinya ketika kita mengendarai/menjalankan sepeda motor, maka keseimbangan lah yang menjadi faktor utama penentu motor tetap tegak, berjalan dengan baik dan aman. Nggak percaya? Tanya drunken master yang biasa nekat berkendara motor
Jadi yang menganggap belajar narrow plank tidak penting, dia bukanlah seorang biker sejati. Kenapa? Bagi anda yang terbiasa berkendara keluar kota, touring atau semacamnya, tentu anda sudah sangat terbiasa dengan berbagai situasi yang bisa saja anda temui tanpa notification terlebih dahulu.
Misalnya, dengan tetiba anda terjebak macet. Padahal anda sudah berkendara selama 3 jam/lebih. Tanpa keseimbangan yang bagus, dengan kondisi tubuh, konsentrasi pikiran dan nafsu berkendara 3 jam tersebut, semuanya bisa buyar.
Anda sudah cukup lelah, dan harus berjibaku dengan kemacetan. Tanpa skill yang baik dalam menyeimbangkan motor, tentu ini akan sangat berbahaya.
Di kelas narrow plank dalam safety riding course, kita dituntut untuk tak menurunkan kaki sama sekali. Artinya apa, kita harus benar-benar bisa menjaga keseimbangan motor tanpa membuang kaki ke sana kemari yang dampaknya pasti sangat berbahaya ketika andaterjebak dalam kemacetan. Syukur-syukur kaki anda cuma terlindas motor di samping anda, coba ketika anda melakukan “leg wave” ke sana kemari kebetulan ada kendaraan berat (truk/bus) yang melintas di dekat anda. Bisa berabe, salah-salah kaki bisa berubah kayak habis diinjek Stephen Chow di salah satu adegan “jurus penghancur sepatu” di film Kungfu Hustle. Kan gak lucu?
Atau situasi lain misalnya. Ketika kita dihadapkan pada sebuah jembatan gantung yang biasanya hanya cukup untuk dilewati satu motor, itupun dengan bonus goyang dribble ala Pamela Safitri . Dengan pembatas setinggi 50 cm saja, tanpa keseimbangan yang baik di atas motor, sungai bisa menanti.. serem? jelas…
So..kesimpulannya, kelas narrow plank dalam safety riding course adalah materi penting yang sangat berguna ketika dipraktekkan dalam realita berkendara sepeda motor sehari-hari. Lagian kalau tidak penting, kenapa sampai dilombakan di tingkat dunia dalam acara Safety Japan Instructur Contest coba? semoga berguna… (mmz)
===============
Lebih dekat dengan Motomazine di:
- e-mail: motomazineblog@gmail.com
- facebook: motomazine.com
- twitter: motomazine
- IG: @motomazineblog
- Youtube channel: Motomazine
- WA: 085233819298
- BB: D8DCFC9A
Syerem? Ya syerem sungainya…
https://atasaspal.com/2017/10/18/honda-akui-sedang-kembangkan-cbr250rr-versi-telanjang-menarik-nih-kang/
Ho oh pak..
Riding 3 jam trus kejebak macet? Minggir pak, turuo… ojo malah latihan narrow plank wkwkwkw
Loh.. lha harus terus gass og pak.. fighter og
Aku rakuku pak… bo*kong puanaaasss
Lemek bantal pak
padal bokong e si akang wis kandel loh
Ojo nambah2i lho pak…
Maksutnya tambahi spons pak?
Kui pak andi
Dia gak suka spons pak kayaknya
Suka daging mentah meureun nyak
pastina eta mah akang…
Kabur ah, ono sing nduwe 😆
Malahan.. jangan kabur dulu pak..
Masa sih pak? Idih, bapak kok perhatian bingitss..haha
Pengalaman saya sebaliknya. Bila menurunkan kakinya mendadak, maka pengendara dari belakang sering kaget dan nggak sempat menghindar. Pengalaman kaki keinjak mobil dan motor itu sering saya alami justru ketika kaki turun dengan mendadak. Jadi walau saya sebenarnya mampu berjalan lambat tanpa menurunkan kaki, kalau situasinya perkiraan harus butuh kaki turun maka saya menurunkan kaki lebih awal.
Saya merasa aneh bila ada yang ngomong menurunkan kaki mengganggu keseimbangan. Kalau misal belajar seimbang tanpa kaki turun mampu, mengapa belajar seimbang dengan kaki turun nggak mampu?
Contoh jembatan penyeberangannya terlalu bagus. Kadang jembatan penyeberangan kecil itu kayunya sudah tambal tambal, setengah keropos, ada yang dari bambu, bahkan tanpa pembatas. Dalam situasi seperti itu sebenarnya terserah mau pakai cara apa, yang penting lebih aman. Pertanyaannya, mempraktekkan model seperti di latihan narrow plank itu mempermudah atau mempersulit? Lebih aman atau lebih berbahaya?
Safety riding itu tujuannya mengendarai lebih aman. Dikatain nggak jago, dikatain bukan biker sejati nggak usah minder, yang penting lebih aman. Tujuan belajar safety riding bukan untuk jago jago an tapi untuk belajar mengendarai aman semampu kita.
Kalau misal satu rombongan pelatihan safety riding nggak ada yang berhasil melakukan narrow plank dengan benar maka apa ya harus dipaksa?
Di jalan kalau memang harus menurunkan kaki pun jangan asal pak. Harus kaki kiri terlebih dahulu. Saya punya gambar jembatan yg lebih ekstrim tapi nyari gak ketemu. Terbuat dari dua buah tiang listrik yang ditidurkan tanpa pengaman/pagar. Lebih ekstrim dr bambu.
Safety riding bukan bertujuan untuk menjadikan orang jago. Namun setidaknya itu bisa jadi sarana belajar, melatih keseimbangan dan bagaimana berkendara dg benar. Kalau satu rombongan gagal narrow plank semua itu kebiacut
Akan saya buatkan artikel. Kalau nggak pakai contoh nggak seru ya.
Nah begono pak
Berikut artikelnya, intinya silahkan latihan narrow plank tapi cara berkendara narrow plank jangan dipraktekkan di jalan.
https://kupasmotor.wordpress.com/2017/10/18/jalan-raya-bukan-narrow-plank-dan-bukan-tempat-jago-jagoan-adu-ketangkasan-ala-safety-riding/
Duh, bukan praktek langsung, yg diambil ilmunya, tekniknya pak
Saya merasa aneh bila ada yang ngomong menurunkan kaki mengganggu keseimbangan. Kalau misal belajar seimbang tanpa kaki turun mampu, mengapa belajar seimbang dengan kaki turun nggak mampu?….
Jawab : Menurunkan kaki ada waktunya juga, gak setiap saat naik motor kudu menurunkan kaki kecuali saat berhenti, belajar keseimbangan disini maksudnya kalo sampeyan pas ada di kondisi yang gak memungkinkan sampeyan untuk menurunkan kaki, paling gak sampeyan punya basic dasar bagaimana menyeimbangkan badan dan kendaraan anda, Narrow Plank hanya sebuah SIMULASI, kayak simulasi2 lainnya yang sebagai basic gambaran jikalau menemui keadaan yang sama maka sudah tahu minimal yang harus dilakukan.
Safety riding itu tujuannya mengendarai lebih aman. Dikatain nggak jago, dikatain bukan biker sejati nggak usah minder, yang penting lebih aman. Tujuan belajar safety riding bukan untuk jago jago an tapi untuk belajar mengendarai aman semampu kita.
Jawab :
Gak ada jago jagoan dan kebanggan menang safety riding, baru kalo menang MotoGP baru berasa jago
Contoh jembatan penyeberangannya terlalu bagus. Kadang jembatan penyeberangan kecil itu kayunya sudah tambal tambal, setengah keropos, ada yang dari bambu, bahkan tanpa pembatas. Dalam situasi seperti itu sebenarnya terserah mau pakai cara apa, yang penting lebih aman. Pertanyaannya, mempraktekkan model seperti di latihan narrow plank itu mempermudah atau mempersulit? Lebih aman atau lebih berbahaya?
Jawab :
namine gambar gak semua dijadikan gambaran pak, tapi lihat bagaimana jika ini dan itu, lebih luas kembali untuk menangkap aspek2 yang ada, itu sama saja anda melihat hal hanya dalam satu pandangan saja, ya seperti yang sudah2 ya.
Jossss…setuju banget kang Priyo.. matursuwun jawabannya…
Saya nggak cuma sekali saja melihat ada yang praktek sepeda lambat ala praktek narrow plank, tapi itu di jalan raya yang sedang macet. Saya tidak akan memuji orang yang seperti itu. Saya menganggap orang seperti itu sok jago. Ngeri sekali saat melihat ia gagal dan hampir membentur mobil di samping.
Untuk jembatan kecil, kalau harus sangat pelan, saya lebih memilih menurunkan kaki. Bahkan kalau perlu turun dari motor dan menuntun motor. Dalam situasi itu, bila ada yang praktek sepeda lambat ala narrow plank, saya sebut itu orang sok jago.
Duh pak, kalau itu namanya memaksakan. Kita belajar narrow plank yg kita ambil itu tekniknya, ilmunya, bukan praktek langsung kaya meniti di atas papan. Lha kalau latihan slalom misalnya, terus sampean praktekkan buat nyalip nyalip di kemacetan, iso disampluk kunci rodapak
Anda salah mengartikan, latihan narrow plank mengajarkan keseimbangan bro, kalo keadaan gak memungkinkan trus diterapkan padahal tahu gak imbang ya keliru namanya, jembatan jika memang gak perlu menurunkan kaki dan sudah imbang ngapai pakai turun kaki kalo ada simpangan gimana, sepelan pelannya sepeda rider taulah kapan kudu naik dan turun kaki…intine narrow plank itu hanyalah sebuah latihan keseimbangan titik…
Intinya kita serap ilmu dan tekniknya. Masalah di jalan raya itu tergantung sikon ya kang. Yang pasti keseimbangan terhadap motor udah kita pegang
Betul mas
Sip kang.m
ok.
Saya tidak setuju terutama di kedua kutipan berikut:
“Di kelas narrow plank dalam safety riding course, kita dituntut untuk tak menurunkan kaki sama sekali. Artinya apa, kita harus benar-benar bisa menjaga keseimbangan motor tanpa membuang kaki ke sana kemari yang dampaknya pasti sangat berbahaya ketika anda terjebak dalam kemacetan.”
Kalau dari yang saya lihat dijalan, yang membuang kaki kesana kemari itu biasanya orang yang praktek sepeda lambat di jalan. Kalau yang kakinya sudah siap biasanya jauh lebih anteng. Yang berhentinya mendadak yang suka goyang goyang. Kecuali kalau pas kebetulan injak lubang atau sampah karena orangnya nggak lihat ke bawah.
Lalu:
“Ketika kita dihadapkan pada sebuah jembatan gantung yang biasanya hanya cukup untuk dilewati satu motor, itupun dengan bonus goyang dribble ala Pamela Safitri . Dengan pembatas setinggi 50 cm saja, tanpa keseimbangan yang baik di atas motor, sungai bisa menanti.. serem? jelas…”
Tentu kalau jembatan seperti tu dibuat praktek jalan lambat jelas serem. Kalau jembatan cuma bisa dilewati dengan sepeda lambat ala narrow plank, sebaiknya cari jalan lain saja.
Di daerah sebelah saya itu satu satunya jembatan yang harus dilewati
saat lewat jembatan itu, jalan di kecepatan berapa? pakai standar narrow plank yang mana? 1 meter 1 detik, 1 meter 2 detik atau 1 meter 8 detik (standar jepang)?
Bila saya harus lewat jembatan seperti itu, maka bila jalan < 5km/jam maka memilih menurunkan kaki. Tapi melihat kondisi jembatan bagus seperti itu, kemungkinan memilih jalan diatas 5km.jam. Saya tidak akan pakai aturan narrow plank.
Itu karena saya fotonya jembatan yg agak bagus. Ada foto yg lebih ekstrim yg sering saya lewatin juga tapi tak cari gak ketemu
Oh iya, paham saya untuk jalan pelan sama dengan pengereman. Kalau jalan 100kpj, maka latihan ngeremnya harus 100kpj. Bila lewat di jembatan itu 10kpj, maka saya latihan narrow planknya di 10kpj. Saya nggak akan latihan di 0,45kpj bila butuhnya jalan di 10kpj.
Wah ini analogi yg makin bikin ruwet om..haha
ok. pertanyaannya tetap sama.
Saya ketemu langsung dengan instruktur safety riding Astra Honda mas Johannes Lucky dan bertanya. Mas Lucky bilang bahwa metode mengendarai ala narrow plank tidak untuk dipraktekkan di jalan.
https://kupasmotor.wordpress.com/2017/11/04/penulis-berkesempatan-datang-langsung-ke-pelatihan-safety-riding-astra-honda-klarifikasi-langsung-tenyata-nggak-sama-dengan-kutipan-di-luar/
Ah perasaan anda membenarkan beberapa ajaran safety riding deh pak. Saya sudah berkali kali bilang juga kan? Kita mengambil ilmunya, teori menjaga keseimbangannya. Gak harus plek dipraktekkan. Karena di jalan kudu aware sama sikon
akan lebih bagus bila pernyataan tersebut disertakan di artikel
tanpa harus disuratkan pun pembaca cerdas pasti tahu makna tersirat sebuah tulisan