Motomazine.com – Masbro, menarik membahas ucapan seorang Casey Stoner. Si pria fenomenal asal Australia yang menjadi satu-satunya pengendali angin, halah, maksutnya pengendali Ducati Desmosedici GP7, GP8,GP9 dan GP10. Walaupun doi paling moncer dan berhasil boyong tropi juara saat menggeber Desmosedici GP7.
Yap, dilansir dari GPOne, Casey Stoner bahkan puji performa Rossi saat membalap di atas motor prototype MotoGP. Menjadi saksi hidup sekaligus rival yang merasakan keganasan Valentino, Stoner akhirnya angkat bicara mengenai skill seorang Rossi.
Tak tanggung-tanggung masbro, Stoner bahkan sebut Valentino Rossi takkan tertandingi jika MotoGP masih mengandalkan elektronik ala kadarnya. Tak seperti sekarang yang hampir sepenuhnya perilaku motor diatur oleh piranti elektronik. Baik ECU atau IMU sekalipun.
Jika kita flashback ke balap MotoGP musim 2000-an ke bawah, kita akan sering temui pembalap yang gagal finish akibat tak kuasa menahan power brutal tunggangannya. Di era motor 500cc 2-tak, bahkan Rossi pernah sebut motor itu bisa saja menghancurkan pembalap sewaktu-waktu. Kalau sampeyan jeli nih masbro, dulu banyak sekali efek high-side akibat over brutalnya pembalap merunut selongsong throttle.
Baca juga:
- Komentar mmz di Akun MotoGP dapat berbagai Rujakan Netijen. Heran…
- Ducati Berjanji Kesalahan Datangkan Valentino Rossi tak akan Terjadi pada Marc Marquez
- Bagnaia: “Dengan atau Tanpa Sayap, Pembalaplah yang Membuat Perbedaan. Saya tak Temukan Alasan kenapa harus Melambat”
- Pirro: Saya jadi Saksi Ubahan Ducati selama Sepuluh Tahun, GP15 jadi Kunci
- Tes Mandalika: Top Speed Yamaha Paling Rendah, Quartararo Ketar-ketir
- Pedrosa : Marquez adalah Perpaduan Rossi dan Stoner
- Casey Stoner Resmi Pisah sama Ducati. Mau Pindah ke mana Bang?
- Stoner yang Bilang. Tanpa Elektronik Berlebih, Rossi masih Raja di MotoGP!
- Mencengangkan! Stoner Putuskan Pensiun dari MotoGP karena Merasa dikhianati. Sangar ki Cak
- Miller Sebut Ducati GP17 Sekompetitif yang Terlihat. Wow, bakal Jadi the Next Stoner kah?
Piranti elektronik memang makin berkembang. Bahkan saat MotoGP masuki era 4-tak, dimulai tahun 2002 silam. Namun lagi-lagi, piranti elektronik tersebut hanya berfungsi sebagai pengaman pembalap. Seperti halnya launch start, anti wheelie dan piranti elektronik standard lainnya.
Nah, makin ke sini, teknologi elektronik yang dipakai di MotoGP makin nggak karu-karuan. Hampir semua perilaku motor diatur sensor. Termasuk sensor pada ban belakang yang meminimalisir high-side saat pembalap terlalu nafsu membuka gas.
Dan karena alasan ini jugalah, disinyalir Stoner meninggalkan balap MotoGP akhir musim 2011 silam. Saat doi baru saja menggondol tropi juara dunia bareng Repsol Honda.
“Vale itu seperti saya. Andai tak semua elektronik mengendalikan motor, dan andai tenaga motor dikendalikan sepenuhnya oleh pembalap, maka ia akan menjadi nomor satu di lintasan,” ujar Stoner.
Yoi masbro, sekali lagi, Stoner yang bilang. Saksi hidup skill seorang Valentino Rossi. Buat sampeyan pecinta MotoGP pasti tahu banget kejadian Laguna Seca 2008, dimana keduanya terlibat pertarungan sengit di tikungan Cockscrew? Yap, itulah salah satu bukti bahwa tangan Rossi memang berbeda dibanding pembalap lainnya.
Dan kini, saat semua pembalap bergantung pada elektronik, dimana insinyur-insinyur Ducati dan Honda begitu pesat mengembangkan piranti elektronik di motornya, Rossi justru harus kelimpungan akibat elektronik di Yamaha M1 miliknya yang belum mampu dioptimalkan. Semoga berguna… (mmz)
Lebih dekat dengan Motomazine di:
- e-mail: motomazineblog@gmail.com
- facebook: motomazine.com
- twitter: motomazine
- IG: @motomazineblog
- Youtube channel: Motomazine
- WA: 085233819298
- BB: D8DCFC9A
1 komentar