Apa itu Danger Prediction dan Bagaimana Cara Antisipasinya

Diposting pada

Motomazine.com – PT. Mitra Pinasthika Mulia (MPM) Distributor selaku main distributor penjualan sepeda motor Honda wilayah Jatim dan NTT kembali menggelar safety riding competition untuk blogger dan vlogger. Acara tahunan ini sering diadakan sebagai wadah untuk mengasah skill para blogger dan vlogger dalam berkendara sehingga paling tidak bisa mengedukasi pembaca dan pemirsa tentang bagaimana langkah tepat dan berperilaku #CaRi_amAn saat berkendara sepeda motor. Nah, karena sekarang ini lagi masa pandemi, MPM membuat program baru atau semacam siasat agar gelaran safety riding competition tetap bisa berjalan, yakni via daring aka Virtual Safety Riding Competition.

Event Virtual Safety Riding Competition ini sendiri akan berlangsung dalam beberapa kelas. Lebih lengkapnya silahkan sampean simak di sini. Intinya untuk materi pertama kami diajarkan apa itu Danger Prediction, serta bagaimana kita mengantisipasinya. Tujuannya tentu saja kembali lagi ke slogan #Cari_Aman. Sebab berkaca pada filosofi #CAri_Aman sendiri yang selalu mengedepankan keselamatan, tak hanya diri kita tetapi juga lingkungan lalu lintas sekitar kita.

Lantas apa sih yang dimaksud dengan Danger prediction sendiri? Seperti halnya arti katanya, danger prediction dapat diartikan sebagai prediksi bahaya, atau kemampuan kita untuk menelaah sebuah kejadian (di jalan raya) yang bisa timbulkan kemungkinan bahaya.

Bahaya yang mungkin terjadi di jalan raya sendiri bisa dikategorikan dalam 3 tingkatan, yakni:

  1. Bahaya yang terlihat (bahaya yang dapat diketahui tetapi kemungkinan terjadi kecelakaan kecil)
  2. Bahaya yang menarik perhatian (kecelakaan dapat dicegah dengan kemampuan prediksi tingkat normal), dan
  3. Bahaya yang tidak terlihat (kecelakaan hanya dapat dicegah dengan kemampuan prediksi tingkat tinggi)

Nah, kemampuan kita sebagai rider/driver dalam membaca potensi bahaya itulah yang sangat penting agar kita terhindar dari kecelakaan.

Faktor apa saja yang berperan? Tentu yang paling besar peranannya dalam memprediksi sebuah bahaya adalah mata, otak, dan refleks yang berkorelasi dengan kecerdasan. Jadi semakin cerdas otak, maka kemampuan prediksi kita terhadap bahaya yang timbul juga semakin baik.

Di artikel kali ini kita akan membahas pada kemampuan anggota tubuh untuk mengejawantahkan sebuah potensi bahaya guna segera disikapi. Bagain tubuh apakah itu? Yaps benar sekali Sam, mata.

Ruang Lingkup Mata

Ruang lingkup mata di sini berkaitan dengan kemampuan mata kita menjangkau lingkungan sekitar saat bekendara. Korelasinya lagi-lagi dengan kecepatan saat kita mengendarai kendaraan bermotor.

Menurut materi yang dibeber instruksi safety riding PT. MPM Distributor mata senyatanya adalah faktor paling vital. Lha piye… Semua objek di jalan menjadi tugas mata untuk menangkapnya. Gampangnya semakin cepat kita melaju ruang lingkup lingkungan yang bisa diserap mata juga semakin terbatas.

Saat kita melaju dengan kecepatan 40 km/h maka mata bisa menangkap lingkungan sebesar 100º. Berbanding lurus dengan kecepatan, saat kita melaju di angka 70 kpj maka situasi lingkungan yang bisa ditangkap mata pun juga turun, 65º saja. Pun saat kita melaju hingga 100 kpj ruang lingkup sekitar kita yang tertangkap pun juga semakin sedikit, hanya 40º.

Lanjut ke masalah mata. Kemampuan mata untuk membaca prediksi bahaya juga sangat tergantung pada adaptasi mata kita sendiri. Semisal kita harus melalui lingkungan yang terang ke gelap atau sebaliknya. Ambil saja contoh saat kita masuk ke terowongan di siang hari. Mata kita butuh waktu 4 – 7 detik untuk mampu menangkap obyek yang ada di gelapnya terowongan. Pun begitu saat kita keluar dari terowongan, butuh waktu 2 – 5 detik untuk mata kita kembali sadar dengan lingkungan sekitar. Begitu juga saat kita berpapasan dengan mobil dengan nyala lampu modern yang kejam-kejam seperti sekarang ini. Butuh 5 detikan untuk mata sehat kita membaca situasi setelah berpapasan.

Pesan dari paparan di atas tentu saja mengingatkan kita untuk terus waspada terutama ketika menghadapi situasi tersebut. Alangkah lebih baiknya kita turunkan kecepatan dan sesegera mungkin meningkatkan kewaspadaan guna mencegah terjadinya kecelakaan. Terutama ketika berpapasan dengan mobil di malam hari, kita akan dibuat benar-benar buta sesaat.

Ketajaman Mata

Ketajaman mata atau ketajaman visual sangat berkorelasi kuat dengan kemampuan mata membaca prediksi bahaya di jalan. Di pagi  hari mata akan mampu membaca bahaya dalam waktu 1,2 detik. Artinya masih ada jeda hingga 1,2 detikan untuk kita merespon bahaya yang terpotensi ada.

Nah, kemampuan ini juga semakin turun tergantung kondisi serta kecepatan. Pada waktu malam hari repson tersebut akan turun hingga 25%  tinggal 0,9 detik saja. Pun saat kita melaju.

Gampangnya semakin cepat kita melaju, waktu kita memprediksi bahaya juga semakin singkat. Gambarannya begini, saat kita berkendara dengan kecepatan 10 kpj maka kita punya toleransi 1 detik. Saat kecepatan naik 29 kpj toleransinya juga turun, tinggal 0,8 detik saja. Nah saat kecepatan mencapai 72 kpj maka toleransi membaca bahaya juga kembali turun hingga menyisakan 0,6 detikan saja.

Prediksi Bahaya

Seperti yang sudah mmz tuliskan di atas, prediksi bahaya bisa digolongkan dalam 3 kriteria. Khusus di artikel kali ini kita akan membahas prediksi bahaya yang paling menakutkan. Semacam perlu kewaspadaan yang berlebih yakni potensi bahaya yang tidak terlihat.

Bahaya yang tidak terlihat

Bahaya yang tidak terlihat memang menjadi potensi bahaya yang paling besar bagi seorang biker. Hal ini akan sangat membutuhkan respon luar biasa. Ambil contoh saja di perempatan jalan..

Kita gambarkan saja kita adalah biker yang hendak menyeberang ke kanan. Sementara di depan kita ada sebuah truk yang sebenarnya di sisi kiri truk tersebut ada 2 buah motor dan pasti itu tidak terlihat oleh kita karena dia berada di area blind spot.

Jika kita berada pada posisi tersebut kita harus pastikan truk tersebut lewat terlebih dahulu. Jangan asal nyelonong memotong jalur si truk. Alih-alih sampean terlihat arowgun dan bang jago, yang ada malah gubrak karena pasti si pemotor yang di samping truk juga tidak mengetahui sampean yang motong jalur.

Untuk urusan seberang menyeberang ini alangkah baiknya kalau kita memakai prinsip safety riding yang diterpakan negara Jepang. Mereka mengajarkan untuk menyeberang saat kondisi lalu lintas benar-benar sudah lengang. Jadi lebih baik kita menunggu dulu. Termasuk saat hendak menyeberang masuk ke gang misalnya, better kalau kita menepi di sebelah kiri dulu baru kemudian menyeberang dengan hati-hati.

Last, berkendara di jalan raya dengan prinsip #Cari_Aman menjadi sebuah keharusan. Tak melulu menjaga keselamatan kita, namun lebih ke usaha kita menjaga orang-orang di sekitar kita. Janganlah menjadi orang yang terlalu apatis karena bisa-bisa bahaya juga mengintai kita.

Lagi-lagi, Danger Prediction atau prediksi bahaya menjadi sebuah skill yang wajib kita miliki. Semakin kita terbiasa membaca situasi lingkungan sekitar maka kemampuan kita memprediksi bahaya juga semakin bagus. Tetap fokus dan waspada serta yang tak kalah penting adalah selalu gunakan safety riding yang lengkap.

Helm SNI dengan pengait dikancingkan hingga berbunyi klik, jaket, sepatu, celana panjang, dan sarung tangan. Ya mirip-mirip slogan salah satu jasa ojek di negara kita, “lebay dikit asal aman”. Nah itu.

Oh ya, selalu patuhi rambu-rambu lalu lintas juga. Penting untuk mengetahui makna rambu dan warna-warnanya. Intinya rambu dengan warna merah itu larangan, warna biru perintah, warna kuning peringatan dan warna hijau petunjuk.

Ingat untuk selalu menjaga keamanan saat berkendara sebab keluarga menunggu di rumah. Semoga berguna. (mmz)

Artikel terkait:

Gambar Gravatar
Penulis adalah penghobi dunia otomotif yang mencoba berbagi info kepada pemirsa semua tentang berita terbaru seputar sepeda motor, mobil, balap dan MotoGP. Terima kasih sudah berkunjung ke blog sederhana ini dan semoga bermanfaat.

3 komentar

Silahkan sampaikan uneg-uneg pemirsa di sini