Motomazine.com – Membahas motor trail ah.. Jadi gini, bahasan kita kali ini sederhana saja, tapi juga penting diketahui. Bahasan kita kali ini adalah kenapa helm trail punya topi dan moncong yang panjang. Buat penggila trabas pasti langsung senyum-senyum membaca artikel ini. Tapi untuk yang penasaran dan bahkan belum paham, semoga ini bisa menambah khasanah kita di dunia permotoran, terutama trabas.
Merunut dari om Johannes Lucky Manager Safety Riding Astra Honda Motor (AHM), penggunaan topi dan moncong yang panjang pada helm trail ini ternyata disesuaikan dengan peruntukannya. Berbeda dengan helm on-road yang ebih ‘mblundus’ untuk kurangi terpaan angin, helm trail didesain dengan perhatian penuh pada sisi safety.
“Helm motor punya topi itu karena off-road, kadang ada kerikil, lumpur, tanah yang terbang. Topi itu bisa melindungi, jadi pet-nya memang dibikin lebih panjang dibanding helm model biasa,” kata om Lucky seperti dilansir dari Detik.
Jadi penggunaan topi ini sangat bermanfaat tatkala banyak kerikil terbang atau bahkan dahan pepohonan yang tanpa sengaja kita tabrak. Dari pengalaman mmz saat nrabas, helm trail dengan topi panjang ini nyatanya sangat membantu melindungi wajah dari rintangan dan cipratan lumpur atau kerikil.
Sementara moncong yang panjang ternyata punya dua fungsi sekaligus. Yang pertama adalah sebagai pelindung mulut dan rahang apabila terjadi benturan, dan yang kedua sebagai ruang untuk bernapas.
Yaps, yang sudah terbiasa nrabas tentu merasakan banget kayak apa ngos-ngosannya kita tatkala menaklukkan medan trail. Belum lagi kalau musti masuk ke trek-trek level 4, muoncrot wes Om. Napas kayak diperas habis-habisan.
Dengan posisi moncong yang jauh dari mulut dan hidung, membuat rider lebih leluasa dalam bernapas. Cuman untuk sekarang ini kita diharuskan pakai masker. Yo… ngelu..wkwkwk…
Jadi intinya gitu. Helm trail pakai topi dan moncong panjang ternyata punya tujuan tersendiri. Oh ya, kenapa helm trail pakai google? Ya karena kembali lagi ke urusan safety. Kaca universal bisa saja berbahaya saat dipakai nrabas. Bayangkan saja saat sampean tanpa sengaja nabrak dahan pohon dan kena langsung ke visor. Hayo bahaya. Beda kalau kita pakai google yang posisinya lebih masuk sehingga bisa terlindungi dengan topi dari helm.
Lantas, apakah helm trail ini boleh dipakai saat di jalan raya? Yo boleh-boleh saja. Tapi agak ribet. Karena musti masang google juga. Lagian kalau sampean bawa ngebut itu helm rasanya bisa seperti menjadi ironman. Wkwkwk… Kalau di jalan raya mendingan pakai helm full face biasa saja. Lebih pas mengurangi hambatan angin juga karena bentuknya yang aerodinamis. Tapi gak tahu juga kalau tujuan penggunaan helm trail di jalan ini cuman sebatas untuk bikin VT. Motor kontes nih boss… Senggol dong…. (mmz)
Artikel terkait:
- Resmi Rilis, Berikut Harga New Honda PCX 160 2025 di Jatim. Gak Naik Banyak?
- Perwakilan MPM Honda Jawa Timur Turut Harumkan Nama Bangsa Pada Kompetisi Level Asia Oceania
- Teknisi AHASS Buktikan Skill Juarai Kompetisi Level Asia Oceania
- Scoopy didandanin? Auto Banyak yang Ngepoin
- Jawaban Honda Tak Latah Cangkokkan VTEC di New PCX 160
- Nembus 40 Jutaan dan Canggih, inilah New Honda PCX 160 MY 2025
- Pembalap AHRT Incar Dua Gelar di ARRC Pamungkas, Thailand
- WSBK: Honda Tak Butuh Toprak
- Celaka! Marini Bilang Honda Jalan di Tempat
- MPM Honda Tebarkan Pesona New Honda Scoopy di Regional Public Launching