Motomazine.com – Salam safety riding bro sis… Belum maksimalnya performa Ducati Desmosedici GP17 tunggangan Dovisiozo dan Lorenzo membuat tim Ducati terus mencari solusi demi membuat tim yang bermarkas di Borgo Panigale tersebut mampu berbicara banyak saat lakoni balap MotoGP, terutama di semua lintasan. Desmosedici yang sudah selangkah lebih easy to ride rupanya belum mampu memberikan sumbangsih besar jika harus diajak berduel dengan pabrikan-pabrikan Jepang di seluruh lintasan di berbagai belahan dunia tersebut.
Berbeda dengan rekan setimnya yang lebih menyoroti masalah mesin, Dovisiozo justru memberikan opini berbeda penyebab Desmosedici terasa seperti “badak” yang membuat motor ini maunya lurus saja dan sangat sulit diajak berbelok. Pembalap berusia 31 tahun ini menyebut bahwa sasislah yang menjadi biangkerok hingga Desmo terlalu rigid untuk diajak meliuk-liuk di tikungan.
Berbicara masalah sasis pada Ducati, bagi anda penikmat MotoGP pasti sudah sangat hafal dengan berbagai evolusi yang dilakukan tim Italia semenjak era Capirossi, Stoner hingga Rossi. Di jaman Capirex Ducati begitu handal dengan sasis teralisnya, hingga pada akhirnya sasis tersebut berganti ke model monochoque di era Stoner. Dinilai menjadi biang kekakuan Ducati saat itu, sejak tahun 2012 akhirnya Prezziossi, Burgess bersama Rossi merubah total frame Ducati GP12 menjadi twin spar alumunium ala-ala motor Jepang. Nah, frame model itulah yang masih dipakai pada Desmosedici hingga muncul Ducati GP17 ini.
Namun seiring dengan semakin membaiknya Ducati, rupanya semuanya masih belum cukup untuk membuat Desmosedici kembali ditakuti layaknya era Stoner dahulu (2007-2010). Malah jelas-jelas dalam pernyataannya Dovi menyebut jika yang bermasalah memang sasis Ducati itu sendiri.
“Ducati juga memiliki hal negatif, sama seperti lainnya si belahan dunia yang berbeda. Inilah sebabnya mengapa kami cukup kompetitif namun tidak bagus di sirkuit manapun. Berbicara tentang sasis dan tingkat kekakuan memang sangatlah sulit. Kami memiliki satu titik dimana kami belum bisa mengendalikannya,” tutur Dovi seperti dilansir dari Cycle Word (31/5/2017).
Ditanya lebih jauh mengenai langkah apa yang akan dilakukan Ducati, Dovi menjelaskan, “Namun kenyataannya kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan. Kisah Ducati dengan sasisnya memang sudah bertahun-tahun. Ducati mulai menggunakan sasis normal pada musim 2012, dan selama 6 tahun kami tidak dapat dibandingkan dengan semua kompetitor kami,” tambahnya.
Yup, hingga saat ini, seperti yang juga Lorenzo keluhkan, Ducati memang masih sangat kesulitan jika diajak berbelok. Dahulu wacana pengubahan konfigurasi mesin L 90° milik Desmo sempat mencuat. Namun semakin ke sini seakan Ducati memang dipusingkan dengan masalah frame.
Entahlah bro sis.. Semoga saja Luigi Dall’igna mampu memberikan solusi terbaik agar Ducati mampu menjadi roket darat di MotoGP (lagi). Ya setidaknya hal itu dapat dibuktikan di lintasan lurus sirkuit Mugello, Minggu akhir pekan ini… Lihat saja, pasti motor-motor Ducati lah yang akan mampu mencatatkan rekor topspeed terbaik di Mugello… (MMz)
Baca Juga
- Jatuh Hati dengan KTM Vinales Bilang Motornya Agresif
- Marc: Selamat Tinggal Red Bull, Selamat Belajar Pecco
- Petrucci: Toprak Bisa Menang di MotoGP, Dia Gambaran Valentino dan Marc
- Yamaha M1 Mesin V4 Bisa hadir di Tes Sepang
- WSBK: Honda Tak Butuh Toprak
- Celaka! Marini Bilang Honda Jalan di Tempat
- Massimo Rivola Terkejut dengan Review Martin. Aprilia Harus Banyak Berbenah?
- Marini: “Bukan Posisi yang Kami Inginkan!”
- 2026 jadi The Last Chance Toprak ke MotoGP
- Jika dari Awal Pecco Begini, Saya Yakin Tahun ini Doi Sudah Jurdun
===============
Punya pertanyaan atau ingin berbagi pengalaman? Tulis saja di:
- e-mail: motomazineblog@gmail.com
- facebook: motomazine.com
- twitter: motomazine
- IG: @motomazineblog
- WA: 085233819298
- BB: 524dbd4e