Motomazine.com – Masbro, sedikit keluar dari hiruk pikuk dunia otomotif, kali ini mmz mau sharing sama jenengan semua berkaitan dengan ketupat atau kalau dalam bahasa Jawa disebut kupat.
Yup, sudah tak asing lagi bagi kita tentunya, setiap lebaran Idul Fitri tiba, di sana pasti terdapat ketupat. Bahkan gambar ketupat ini selalu ngikut di kartu-kartu ucapan lebaran. Jadi ya semacam sudah menjadi tradisi. Lebaran ya pasti ada ketupatnya.
Nah, di tempat mmz tinggal, bumi Ponoragan, tiap lebaran hari ketujuh pasti diadakan genduri kupat. Yoi, masing-masing keluarga membuat kupat untuk nantinya dibawa ke masjid/musholla untuk didoai dan dimakan bersama.
Lantas apa sih makna dan filosofi ketupat itu sendiri?
Menilik dari segi sejarah, kupat pertama kali diperkenalkan di bumi Jawa oleh Ki Sunan Kalijaga. Salah sati dari sembilan Wali Islam ini memang terkenal jago memasukkan ‘trigger’ yang akhirnya mampu menarik orang Jawa untuk memeluk Islam, termasuk kupat ini.
Nah, kupat sendiri ternyata memiliki makna yakni ‘ngaku lepat’, atau mengakui kesalahan. Lebih lanjut lagi, kupat biasanya disajikan dengan sayur berkuah santan, atau sering disebut ‘kupat santen’ yang artinya kula lepat nyuwun pangapunten (saya salah minta maaf).
Menyadur Pikiran Rakyat, selain dimaknai sebagai ‘ngaku lepat’, kupat sendiri ternyata bisa dietimologikan sebagai ‘laku papat’ atau menjalankan empat perkara, diantaranya:
1. Mencerminkan beragam kesalahan manusia
Bentuk kupat yang rumit dan kompleks dinilai menjadi simbol berbagai kesalahan yang kerap dilakukan oleh manusia
2. Kesucian hati
Setelah bungkus ketupat dibuka, akan terlihat nasi pulen berwarna putih bersih yang mencerminkan hati manusia. Hati manusia yang kembali suci setelah saling bermaafan dan memohon ampun.
3. Mencerminkan kesempurnaan
Bentuk kupat yang beragam, menarik dan sempurna, bisa diartikan sebagai kesempurnaan manusia, setelah sebulan lamanya menahan hawa nafsu duniawi lewat puasa Ramadhan.
4. Simbol permohonan maaf
Seperti yang mmz tuliskan di atas, kupat dapat diartikan dengan ‘ngaku lepat’ dan dengan pendamping kuah santan ‘kupat santen’, yang artinya kula lepat nyuwun pangapunten.
So… itulah filosofi kupat masbro, sebuah gambaran riil bentuk ungkapan hati yang ingin diejawantahkan oleh Ki Sunan Kalijaga, yang akhirnya mampu mengakar dan menjadi tradisi hingga saat ini.
Kupat sendiri dibuat dengan bungkus berupa daun kelapa muda (janur) atau daun gebang muda, untuk kemudian dianyam, dan dijadikan berbagai bentuk kupat (kupat luar, kupat lungguh, kupat kodok, dsbnya), untuk kemudian diisi beras+cuilan kelapa dan ditanak sampai matang.
Kupat yang matang sempurna memiliki tekstur kenyal, putih dan lezziiss… Semoga berguna… (mmz)
baca juga:
- Jepang Targetkan Mobil Terbang bisa Milik Umum pada 2025
- Akhirnya bisa Tidur Nyenyak, Cermin di Tikungan ternyata bukan Kaca
- Penasaran, Sebenarnya Truk Pertamina Angkut Satu Jenis BBM atau beberapa Jenis Sekali Jalan?
- Niat Nyuri BBM Bus Pariwisata, yang disedot malah WC
- Karena Jalur Ponorogo-Trenggalek Longsor, Saya Mendapat Pengalaman Baru
- Impresi Pertama Ketemu Kang Iwanbanaran. Humble dengan Logat Ketimuran yang Kenthel!
- Waria Joged-joged Keke Challenge ditilang Polisi. Kagak Nahan Bang…
- Sempat Ditawarkan 100 Juta Suzuki Skywave ini Laku Rp 50 Juta. Opo Ra Kenthir Jal Cak?
- Ada Berita Pemutihan SIM Semua Golongan Mulai Tanggal 2 April. Asli apa Hoax?
- Kerja dilandasi Passion, ya Juru Parkir ini Contohnya
Lebih dekat dengan Motomazine di:
- e-mail: motomazineblog@gmail.com
- facebook: motomazine.com
- twitter: motomazine
- IG: @motomazineblog
- Youtube channel: Motomazine
- WA: 085233819298
- BB: D8DCFC9A
2 komentar