Motomazine.com – Salam safety riding bro sis… Mengendarai kendaraan bermotor khususnya sepeda motor selain harus memperhatikan kelaikan kendaraan yang dikemudikan, sang rider juga harus memiliki skill mumpuni untuk mampu mengantisipasi berbagai kondisi bahkan rintangan yang bisa saja tetiba muncul menghalangi perjalanan anda. Sebab apa dan bagaimanapun, kondisi lalu lintas acapkali di luar perkiraan kita.
Nah, dihadapkan pada berbagai situasi inilah yang terkadang membuat kita harus melakukan pengereman “sejadinya” untuk mampu menghentikan laju sepeda motor yang kita kendarai agar tak terjadi “hit” apabila sewaktu-waktu ada kendaraan di depan kita yang berhenti mendadak. Jika kendaraan di depan kita adalah sepeda motor, it’s OK… mungkin effort yang kita lakukan tak seberapa “ngoyo”. Namun ketika kendaraan yang berada di depan kita adalah mobil, maka akan sangat lain ceritanya… Sebab nyali saja tak cukup…!!! Skill menarik tuas/handle rem sangat dipertaruhkan di sini…
Lantas… bagaimana sih teknik panic braking yang benar dan aman…??? Johanes Lucky, chief instructor safety riding PT Astra Honda Motor (AHM) mengatakan “Cara melakukan pengereman mendadak yang tepat itu, tutup gas dengan cepat, kemudian tarik rem depan, kemudian injak rem belakang. Makanya jangan biasakan kedua jari nempel di tuas rem depan saat sedang berkendara. Karena ketika melakukan pengereman maka secara spontanitas akan cepat memencet rem depan, sedangkan tuas gas belum diturunkan atau ditutup. Sehingga rem dilakukan untuk melawan putaran mesin, tidak untuk mengurangi kecepatan, yang akhirnya tidak efektif,” ungkap Johanes seperti dilansir Dapurpacu.
Lebih jauh Johanes juga menambahkan, biasanya karena panik pengendara suka lupa mengontrol ketika sedang menginjak atau menekan tuas rem. Akibatnya, ban terkunci yang menyebabkan ngesot. Kalau dipelajari, orang panik selalu melakukan kebiasaanya. Jadi bagaimana langkah untuk mengatasi agar kita tak terbawa kebiasaan yang kurang benar?
“Jadi kalau panik, pengendara tersebut biasa melakukan rem sekuatnya. Maka kebiasaan ini akan berulang terus. Oleh karenanya harus dilatih untuk melakukan proses pengereman tidak sekaligus ditekan atau diinjak sekuatnya, tapi ditekan semakin keras dengan cara bertahap, dengan begitu maka ban tidak akan terkunci namun kecepatan motor bisa berkurang dengan baik,” tambahnya.
Untuk penjabaran dari opini di atas, secara gampangnya kita dapat membayangkan bagaimana cara rem ABS bekerja. Logikanya, kinerja kampas rem ABS dalam menggigit piringan cakram adalah “gigit-lepas-gigit-lepas” dan begitu seterusnya. Nah, untuk motor yang tak dibekali rem berteknologi ABS, kita bisa mengakalinya dengan menjadikan jari kita sebagai piranti ABS. Yakni dengan tarik rem semakin keras dengan cara bertahap. Tujuan pertamanya adalah mengurangi laju kecepatan sepeda motor. Baru setelah kecepatan motor dirasa sudah dalam batas aman, barulah kita tarik tuas rem depan sekaligus injak rem belakang secara kuat. Namun juga perlu diingat, lakukan sepatutnya, jangan over…
Selain itu, ketika berhenti setelah melakukan pengeraman mendadak, usahakan mesin tidak sampai mati dan kaki yang turun pertama sebagai tumpuan adalah kaki kiri. “Karena di Indonesia, lalu lintas di sebelah kiri biasanya lebih lambat, sehingga area yang aman adalah di sebelah kiri. Lalu ketika akan melanjutkan perjalanan kembali, biasakan untuk menoleh ke belakang bagian kanan, untuk memastikan kondisi di belakang aman, saat akan melanjutkan perjalanan,” terang Johanes.
Last… kembali kepada diri kita… Jika skill dalam melakukan pengereman dirasa belum mumpuni, maka hendaklah jangan memacu motor dengan kecepatan tinggi maupun menguntit mobil dalam jarak yang terlalu dekat. Ingat, sticker yang kerap kita temukan menempeldi bokong mobil itu tak sekedar hiasan atau slogan. Namun lebih pada peringatan yang memang benar adanya.
So… Jika dihadapkan pada situasi dimana kita harus melakukan pengereman keras dan mendadak, kuncinya adalah:
- Jangan panik
- Tutup gas secepat mungkin
- Tarik rem depan terlebih dahulu kemudian injak rem belakang
- Lakukan pengereman secara bertahap, keras dan semakin keras
- Setelah motor berhenti usahakan mesin jangan sampai mati
- Turunkan kaki sebelah kiri (Indonesia)
- Tengoklah belakang kanan sebelum melanjutkan perjalanan
- Dan yang terpenting, selalu berdoa sebelum memulai perjalanan
Oke, semoga berguna… Oh ya, artikel ini bukan asumsi, tapi fakta yang Motomazine alami sendiri… Namun perlu dicatat, artikel ini bertujuan berbagi, tak ada niatan menggurui… Salam safety riding bro sis…. (MMz)
- Jangan Abai! Cek Kondisi Ban agar Aman dan Nyaman Berkendara di Musim Hujan
- Muncul Bunyi Aneh di Rem Belakang CB150R. Jangan Panik, Berikut Solusinya
- Tips Berkendara ala #Cari Aman dengan Skutik Ban Lebar Honda
- Gak Cuma Brebet, Yamaha STSJ Ungkap Ciri Busi bermasalah
- Wajib Tahu! Yamaha STSJ Bagikan Tips Rawat Remote Keyless dengan Benar dan Aman
- Jajan lagi, berikut Biaya Ganti Pro Link New Honda CB150R
- Motor Jarang dipakai tak Perlu Service? Begini Faktanya!
- Yamaha STSJ Spill Dampak Buruk Ruang Bakar yang Kotor
- Tips Tinggalkan Motor saat Mudik ala Yamaha STSJ
- Tips Bekendara Gaya tapi tetap Aman
===============
Punya pertanyaan atau ingin berbagi pengalaman? Tulis saja di:
- e-mail: motomazineblog@gmail.com
- facebook: motomazine.com
- twitter: motomazine
- IG: @motomazineblog
- WA: 085233819298
- BB: 524dbd4e
Dari banyak orang yang praktek ngeremnya depan dulu, nggak ada yang ngeremnya maksimal. pada takut jatuh semua. Karena yang bener itu ngerem harus belakang duluan.
Kalau motornya matik Honda yang pakai CBS, ngerem depan lalu ngerem belakang itu mematikan
https://kupasmotor.wordpress.com/2017/04/07/ini-riset-yang-menunjukkan-ngawur-dan-bahayanya-ajaran-safety-atau-defensive-riding-mendahulukan-rem-depan-dan-melarang-menaruh-jari-di-tuas-rem/
Itu saya praktik langsung di saat yang sangat krusial om. Pake rem depan dulu, aman dan terkendali kok
Kalau nekannya lemah, pakai rem depan pasti aman. Kalau menekan mendekati limit pasti bahaya. Apalagi kalau salah perkiraan grip jalan. Dikira jalan kering namun nyatanya jalan licin, pasti jatuh.
CBS nya matik honda itu kalau nekan rem belakang, maka rem depan akan juga narik. Coba sendiri saja, pastikan pakai pengaman lengkap dan situasi aman, ngerem depan dulu lalu rem belakang dengan segera.
Beruntung yang sistem CBSnya sudah dirusak.
Kalau ngerem depan lembek memang pasti aman, tapi jarak pengereman kalah jauh dengan ABS atau kalau mendahulukan rem belakang.
Ah gw selalu pake rem depan ga pernah ngesot, udah nyoba di sentul lom? Silakan coba ngerem kenceng pake rem belakang dari kecepatan 172km/jam di straight menuju R1 ke kanan… Kalau sukses kasih tau ya mang.. Wkwkw..
Tapi intinya ketahui dulu permukaan jalannya, kalau berpasir, rem depan doang ditarik ya bisa gubrak.. Kombinasi is the best..
nah ini suhu Sentul sudah muncul.. Kalau riding kala hujan gimana Pak?
riding hujan ya pelan pelan, udah tau ujan wkwkkw..
btw kalau kata instruktur Wahana tempo hari, saat ay nanya kalau rem mendadak atau panik baiknya gimana…
dijawab, baiknya konsentrasi, karena rem mendadak atau panic itu artinya kita lagi gak konsentrasi.. bener juga hahaha..
Apapun jangan gagal fokus. Walau hanya sepersekian detik
Nggak pernah ngesot karena ngeremnya nggak maksimal. kalau maksimal ya seperti zarco, pedrosa, marquez, yang walau sudah tahunan ngerem pakai rem depan masih bisa jatuh juga di balapan di sirkuit yang jauh lebih bagus jalannya dari sentul.
ada bedanya antara pakai rem belakang doang dengan mendahulukan rem belakang. heran mengapa kok pakai rem belakang dulu selalu diasumsikan pakainya cuma rem belakang doang.
grip ban depan akan lebih sip kalau remnya belakang dulu baru depan.
lorenzo pernah mengklaim bahwa vinales lebih kencang karena bisa pakai rem belakang.
daripada bilang maksimal apa gak, teori melulu prof, mending dirimu nyoba aja langsung.. ga usah pake 250cc, 150cc dulu aja..Ingat geber maksimal ya.. praktek lebih baik prof..
Maksudnya ngerem maksimal ya? bisa dibandingkan sendiri sendiri kok. Lebih aman coba rem belakang. Coba dibedakan antara yang tidak berbunyi vs bunyi cit cit vs ngelock total.
Pembalap ada dua tipe. Yg pakai rem depan aja seperti dulu JL dg M1 dan Kevin Schwantz bawa RGV500 dua tak. Dan yg pake depn-belakang seperti Rossi, MM, Chaz Davies, Vinales, Dovizioso.
Mreka pakai rem belakng bukan utk memberhentikan motor tpi lebih pada men-stir atau mengarahkan motor supaya sudut atau line bisa lebih ke dalam (inside) pada saat belok miring masuk tikungan. Jdi ban belakang sliding, buritan motor bergeser ke samping (sideways). Jga di mid -corner apabila motor sedang posisi miring dan speed terlalu cepet. Mereka mengkoreksi dg menekan rem belakang. Tpi hanya bisa di tikungan ke kiri aja.
JL dg M1 ngak pake rem belakang karena fase pengeremannya sdh diselesaikan di lintasan lurus. Masuk tikungan med-fast dlm kondisi roll-on buka throttle membangun corner speed. Kalau pembalap lain sperti Rossi, Troy Bayliss trail-braking sampai mid-corner.
Kalau dlm teknik balap belum pernah didengar inisiasi tarik rem belakang duluan. Pasti depan dulu atau berbarengan. Intensitas pengereman Rossi 80% dpn, 20% blkng.
Nah seperti Bro Kobayogas bilang, kalau di sirkuit Sentul ngerem dri trek lurus masuk R1 kanan baru bisa terasa bahwa ngak mungkin ngerem belakang duluan. Karena waktu pengereman nya sangat pendek sekali. apallgi dri speed tinggi.
persis om! Rem belakang buat balancing atau yg udah pro banget kek pembalap, bisa buat setir biar lebih cepat keluar tikungan.. sipppp
Ala-ala sliding yo pak?
Kurleb gitu pak
Sip.. kura kura kleleb ya pak?
#ndhelik
Nah ini penjelasannya lebih panjang lebar. Malah sekarang Rossi jarang pakai rem belakang kalau lagi waving leg ke kanan
Siip om
Kalau utk jalan raya bisa aja rem belakang duluan. Tpi segera tarik rem depan. Tujuannya supaya berat ngak segera berpindah ke bagian front end motor. Dan tetap intensitas rem depan harus lebih mayoritas dri rem blkng. Tpi itu tergantung kecepatannya jga. Kalau kenceng, rem dpn lebih dulu atau bersamaan.
Mengurangi kecepatan pas motor sedang miring di tikungan radius sempit baru boleh tekan lebih bnyk rem belakang.
Point nya rem blkng bukan utk mengurangi mayoritas kecepatan, tpi lebih pd menstabilkan pd situasi tertentu. Kecuali motor jalannya ngak terlalu cepet, bisa aja rem blkng lebih bnyk
Disini pentingnya mengasah keahlian si rider bagaimana me-modulasi tekanan rem supaya ban depan ngak nge lock.
Iya, memang harus diikuti dengan rem depan setelah pakai rem belakang. Justru makin kencang makin bahaya pakai rem depan dulu.
rem belakang dipergunakan untuk membuat rem depan jadi pakem karena ban jadi lebih menekan jalan.
Bisa lihat sendiri di video motogp, banyak yang jatuhnya gara gara rem depan. Sejago jagonya bisa salah perkiraan juga.
Kalau pakainya cari aman, pas keadaan butuh berhentinya bakal nggak nutut.
Om Cahyo udah pernah praktik panic braking dengan teknik seperti itu?
saya coba dua duanya. pakai rem depan dulu vs pakai rem belakang dulu, dengan juga mengusahakan kedua ban bunyi cit cit (bukan selip).
Grip ban depan terasa lebih sip bila pakai rem belakang dulu.
Jadikan jari sebagai sensor ABS kah?
Gini aja Pak, apa ada sekolah balap di luar yg kasih metode rem belakang duluan, setelah itu rem depan?
Bisa tanya (email) ke California Superbike School (Keith Code). atau baca bukunya Andy Ibbot performance riding technique, Troy Bayliss juara WSBK 3 kali ” A faster way” dan lainnya.
Pastinya inisiasi rem itu depan dulu atau bersamaan dg rem blkng, dan intensitas rem depan paling mayoritas. Karena dinamika motor pada saat hard braking mayoritas berat bergeser atau bertumpu ke ban depan (front end). Grip ban belakang sangat sedkit utk mengurangi speed.
Pembalap Pro yg pakai rem blkng katanya utk membantu sudut belok motor lebih ke dalam (squaring off) pas masuk pintu tikungan. Motor langsung tembak ke apex yg letaknya lebih keluar di ujung tikungan. Jdi lebih utk men-stir motor karena bagian buritan nya sliding ke samping sperti motor trail. Ban belakang sliding artinya kurang grip, karena tumpuan terbesar berada di bagian depan pas wktu hard braking.
Pembalap motogp lowside kehilangan grip ban depan karena sedang trail braking memasuki tikungan.
Bapak bisa tanya-tanya ke yg suka rutin track day apa mereka pakai rem blkng dulu kemudian baru rem depan pas hard braking. Atau Bapak test dulu hard braking di sirkuit. Pas di braking pointnya coba rem blkng duluan apa yg terjdi nanti. Apa motor bisa belok miring pas di turn-in pointnya? Tapi harus dari kecepatan tinggi.
Rem blkng duluan hanya utk aplikasi di jalan raya pada kecepatan tertentu. Supaya pitch motor ngak langsung nukik akibat berat yg berpindah kedepan mengkompres fork. Kemudian segera tarik tuas rem dpn lembut-keras-lembut (gentle-hard-gentle)
Tpi kalau di sirkuit sejauh yg sy tau ngak ada pembalap pro pake rem blkng duluan baru rem depan. Krena di sirkuit ngak ada yg pelan Pak. Full gaz terus.
Joss om …
Maap nih om, ane numpang komen disini. siip
Siap om.. justru sharing ilmu yang bagus itu.. lanjutkan om
Kalau disirkuit ngak bisa Pak rem blkng duluan, baru rem depan. Motor tdk akan dapet masuk tikungan dri kecepatan tinggi. Wktu dan jarak pengereman sangt pendek. Kecuali jalan santai keliling sirkuit itu bisa aja tekan rem blkng duluan. Atau ambil braking pointnya dri jauh sekali.
pembalap bisa merasakan feedback ban dpn misalkan mau ngunci. Kalau kata Troy Bayliss ban depan mengelaurakan suara khas. Marquez bisa modulasi rem dpn supaya ngak ngunci bersamaan ban blkng terangkat lama dari aspal. Mreka biasa hard braking ban dpn nge lock kemudian di lepas lgi supaya ngak lowside. Intensitas tekanan rem dpn di modulasi supaya ngak kehilangan grip. Maka itu mreka ngak suka pake ABS. Selain jdi kurang pakem katanya jga mengurangi feel terhadap kemampuan mengolah atau modulasi pengereman
Sama-sama…siyap
1. yang saya bahas adalah pengereman harian, bukan untuk balapan.
2. di motogp sekalipun, beda motor beda cara pengereman.
3. pengereman tercepat itu metode treshold braking dan bukan modulate braking.. melepas rem memang bisa meningkatkan grip, tapi kalau kelamaan ya sama saja jarak pengereman jadi nggak pendek
4. grip belakang besar sekali pengaruhnya dalam menghentikan motor harian. Jangan disamakan dengan motogp yang weight transfernya besar. apalagi di matik.
5. pengereman motogp jalan lurus dan tikungan caranya beda.
6. pemakaian rem belakang di motogp tidak selalu untuk corner drift macam casey stoner.
7. meniru pengereman motogp di motor harian itu ngawur. Grip beda, distribusi berat beda, kualitas/konsistensi aspal yang dilewati beda, weight transfer beda, kalau niru ya jadinya seperti kasus r25 vs ayla.
8. Fungsi utama rem belakang adalah mengawali weight transfer sehingga beban bisa berpindah ke ban depan, karena beban ban depan bertambah, grip ban depan nambah. Sehingga saat rem depan ditekan maka grip ban depan sudah lebih besar.
9. suara khas dari treshold braking lebih mudah dilakukan di motor harian karena limit grip lebih landai. Kalau bisa mengeluarkan suara ini baru pantas disebut mengerem habis habisan. Suara khas ini beda dengan suara saat ban lepas grip. Kalau nggak coba sendiri nggak bakal tahu. coba pakai ban belakang saja.
-Threshold braking itu memberi intensitas tekanan rem maksimum pada titik ban tdk sampe locking atau skidding. Itu di modulasi oleh pembalap melalui feedback yg mreka trima.
-Kalau baca artikel motogp-WSBK atau buku2 teknik balap tdk ada metode hard braking dimulai rem blkng duluan.
-Motogp pengereman di lintasan lurus dan tikungan jelas berbeda dan sy ngak pernah bilang sama Pak. Yg pasti dan bisa dicari tau atau tanya ke pembalap pro, apa ada metode hard braking dimulai rem blkng duluan?
– Jelas meniru pengereman motogp utk di jalan raya beda dan sy ngak bilang keduanya sama Pak.
– Wah sy ngak bilang di jalan raya ngak bisa rem blkng duluan. Sy bilang bisa aja dan pd situasi tertentu. Sy pakai rem blkng lebih bnyk kalau terlalu cepat di tikungan radius sempit dan motor sedang miring. Apa lgi tikungan menurun sempit
– Sy faham rem blkng duluan supaya berat ngak lngsung berpindah ke dpn dan menahan ban blkng terangkat. Sampai fork terkompres baru tarik rem dpn kuat. Tapi teknik ini ngak harus selalu. Bisa jga mulai bersamaan dpn-blkng.
– Pas ngerem ban blkng sedikit skidding-dpt grip-skidding lgi krena tumpuan udh lebih bnyk kedepan, maka itu keluarkan suara berdecit. Kcepatan rotasi ban blkng lebih lambat dri kecepatan motor. Sy hard braking tekan dpn-blkng bersamaan jga sperti itu krena berat di bag buritan motor berkurang drastis saat hard braking.
Lorenzo, Kevin Schwantz ngak pake rem blkng dan mereka juara dunia. Intinya rem blkng di sirkuit lebih pada membantu berbelok memasuki tikungan dg merubah radius dan menstabilkan supaya tetap berada di line di mid-corner. Mereduksi speed kalau terlalu cepat di mid corner pada saat motor sedang miring, tpi hanya bisa di tikungan kiri. Mreka jga pakai rem blkng utk menahan ban belakan spin pas akselerasi full atau meredam wheelie.
Dan mengerem keras di jalan raya tdk selalu harus blkng lebih dulu. Tergantung situasi, speed, bobot. Dan sekalinya mayoritas berat sdh ter transfer ke bagian depan pas hard braking, maka sangat sedkit grip ban blkng tersedia, karena itu suka keluar suara berdecit.
Threshold braking itu menyesuaikan tenaga. Sementara itu yang dijelaskan di artikel ini adalah cadence braking yang dilakukan dengan melepas dan menekan rem berulang. Kalau dari rangking pendeknya jarak pengereman:
1. Treshold
2. ngelock
3. ABS
4. cadence braking
Suara khas saat treshold braking itu bunyi cit cit yang khas, berbeda dari suara saat ban selip yang lebih ke srook kalau di motor. suaranya tidak terusan. Lebih mirip sama ABS.
Treshold braking bisa diterapkan tidak hanya untuk ban belakang saja, namun juga ban depan. Idealnya dua duanya yang bunyi treshold braking.
Mengapa kok rem belakang duluan nggak boleh semua situasi? Saya justru pakainya di banyak situasi. Di jalan lurus dan trail braking tikungan panjang pun saya pakai rem belakang.
Kalau lagi malas atau tangan kiri lagi bawa barang baru saya pakai rem depan dulu.
Saya pakai contoh motogp untuk menunjukkan resikonya. Mereka kan mengerem harus mendekati limit, sementara itu kita harus cari yang aman. Jadi jangan meniru di motogp. Nggak usah perduli sekolah balapan ngajarinya bagaimana. Di jalan nggak sama dengan balapan di sirkuit. Rossi sendiri bilang kalau harian butuhnya bagaimana berhenti dengan cepat, sementara itu kalau balapan butuhnya bagaimana di tikungan berikutnya bisa cepat.
Saya lihat video crash qatar jatuhnya bukan karena trail braking tapi karena memulai pengereman. motor zarco terlihat terjadi weight transfer dulu sebelum ndelosor.
Sekarang dengan ducati Lorenzo pakai rem belakang:
https://kupasmotor.wordpress.com/2017/05/04/motor-motogp-bagian-1-pengaruh-konfigurasi-mesin-ke-handling-bikin-lorenzo-kesulitan-mengendarai-ducati-dan-rossi-kesulitan-pakai-ban-michelin/
Itu namanya di modulasi jga, lepas-tarik-lepas-tarik. Sperti om Motomazine bilang di atas, jari-jari bertindak sperti cara kerja ABS. Itu bagian dri teknik Emergency braking.
Pointn nya rem blkng duluan tdk harus selalu. Bisa dg bersamaan dpn & blkng. Silahkan cari di website2, pasti ada perbedaan menerapkan metode. Bersamaan dpn & blkng atau blkng dulu sedikit dan segera di ikuti tarik tuas rem dpn dg urutan gentle-hard-gentle. Juga dpn duluan dg cara gentle-hard-gentle di ikuti rem blkng. Jdi ngak selalu harus rem blkng duluan.
Sama juga pembalap yg pake rem dpn aja dan pakai keduanya.
Sy jga tdk bilang metode motogp bisa di praktekan ke jalan raya. Sy memang orng awam Pak ngak pernah sama sekali ke sirkuit. Tpi jelas tau lah di sirkuit dan di jalan raya ngak bisa disamakan hehe. Beda speed, geometry chassis, seting suspensi fork & rear shock balap dll.
Nah kenapa JL pakai rem blakang skrng?
Krena karakteristik handling M1 berlainan dg GP17. GP 17 cenderung understeer kalau mau cepat masuk tikungan. Maka JL pake rem blkng supaya skidding atau sliding ke samping (sideways). Membantu merubah radius supaya line dpt lebih ke inside mendekati apex. JL trail braking mulai masuk tikungan yg mana waktu dg M1 ngak sperti itu. Dg M1 seluruh fase pengeremannya sdh diselesaikan di lintasan lurus. Motor masuk tikungan dg posisi roll-on, buka throttle membangun speed di mid-corner.
Menurut sy jngn kita seolah lebih faham dri pembalap pro motogp. Zarco terlalu kencang di tikungan katanya. Dan itu disebabkan bukan kerena dia ngak ngerem blkng lebih duluan.
Ada beberapa faktor penyebabnya yg pasti sy yakin bukan krena dia tdk ngerem blkng duluan.
Mungkin bisa dikasi tau artikel yg menyatakan kesalahannya karena tdk ngerem blkng duluan?
Sy yakin Bapak faham sekali kecepatan balap motogp-WSBK sangat luar biasa. Wktu pengereman jdi sangat-sangat pendek. Inisiasinya harus sangat cepat sekedipan mata. Setengah detik bisa menjangkau 30-40 meter (tergantung speed) menuju tikungan.
Mreka sangat faham sekali weight transfer yg mana menjdi menu di sirkuit. Tpi mreka jga manusia, dpt melakukan error dlm per seribu detik. Hanya bukan berarti metode atau teknik balap mreka salah. Pembalap pro motogp-WSBK dg skill istimewa dan mreka punya masing-masing cara sendiri.
Sekali lgi dicari di website2 atau buku2 riding teknik kalau bukan teknik balap. Bahwa inisasi rem blkng lebih dulu boleh-boleh aja hanya tdk harus selalu sperti itu.
Kalau sdh merasa fit dg teknik rem blkng lebih duluan silahkan aja. Hanya bukan berarti teknik lain jdi ngak tepat.
Bisa di check lgi apakah sewaktu hard braking posisi sport bike dg wheelbase pendek menukik (pitch) kedepan dan mayoritas berat sudh berpindah ke front end, grip ban blkng tetap masih dapat efektif mereduksi sebagian besar speed?
Dlm posisi sperti itu sedikit sekali ban blkng mampu lengket mencengkram aspal. Tumpuan berat diblkng berpindah (unload). Krena itu akan ada sedikit skidding di ban blkng yg mengeluarkan suara decitan. Mayoritas mengurangi kecepatan oleh rem dpn.
Maksud saya yang utama adalah demi keselamatan, ngerem jangan depan dulu.
Treshold braking itu bukan teknik lepas-tarik-lepas-tarik. Modulate itu berarti menyesuaikan tenaga tangan. Contoh penjelasan modulate:
“to modulate the brakes, slowly squeeze the brake lever, and pausing mid way once the brakes are working, you probably have more you could squeeze, just dont need to.”
Teknik lepas-tarik-lepas-tarik tidak lebih aman dari treshold braking. Kalau nekannya pertama atau kedua terlalu keras yang tetap bakal resiko selip dan bisa langsung ndelosor.
M1 juga sama sama understeer tapi penyebabnya berbeda dari GP17. M1 terlalu berat beban ban depan (“With the Yamaha, if you’re pushing too hard, you go slow”)
GP17 justru ban depan kekurangan beban (“it’s more about the loading the front without the front brake and then going on the gas.”)
Bila tidak boleh mengasumsikan zarco jatuh karena nggak pakai rem belakang dulu, maka jangan juga mengasumsikan zarco jatuh gara gara trail braking.
Bila yang pro saja bisa jatuh karena salah perkiraan, maka kita sebagai yang awam sebaiknya pilih cara yang lebih aman.
Soal referensi rem mana dulu yang di dahulukan, saya sudah riset tapi belum sempat menyelesaikan artikelnya. Intinya beda negara beda anjuran. Ngerem depan dulu itu aliran trainer CBT inggris.
Sekali lagi, mengawali pakai rem belakang bukan berarti rem belakang yang lebih kuat dipakai awalan tersebut. Yang banyak nggak digubris adalah bahwa sebelum terjadi pitch, grip ban depan kalah kuat sama ban belakang. Kalau pakai tenaga yang sama dengan setelah pitch ya bakalan jatuh.
Karena takut jatuh atau pernah jatuh, banyak yang salah. tenaga di sepanjang pengereman disamakan dengan waktu awal grip ban depan lemah. Jadinya ngerem bisa nggak nutut.
Harus dibedakan antara grip sebelum ngerem dan selagi ngerem. Iya, saat ngerem grip ban depan lebih besar, sehingga rem depan lebih dikuati. Tapi kan sebelum ngerem grip ban depan lemah? Apalagi kalau matik, grip ban depan sebelum mengerem bakal jauh lebih lemah.
Hehe itu nama modulasi jga seberapa bnyk intensitas tekanan disesuaikan dg grip saat itu melalui feedback .
M1 stabil di mid-corner kecepatan medium-fast. Dg itu corner speed JL sangat istimewa dri yg lain. M1 kurang stabil utk hard braking, tdk sperti Ducati dan Honda dimana hard braking bisa lebih solid.
GP17 sejak tdk pakai winglets jdi kurang down force di ban depan pas hard braking yg mempengaruhi handling. Understeer jga jdi masalah motor ngak mau belok dlm kecepatan tinggi. untk itu JL pakai rem blkng supaya line radius belok jdi lebih sempit (squaring off).
Trail braking masuk Corner atau di mid-corner dpt menyebabkan lowside. selain pembalp saat akselerasi keluar di ujung tikungan yg jga bisa menyebabkan kehilangan grip depan. Dlm posisi motor masih miring di ujung corner bukaan throttle terlalu kuat dpt merubah tekanan fork.
Weight transfer bisa dg ban depan lebih dulu atau bersamaan dg belakang. Yg penting mulai inisiasi rem dpn nya secara lembut (gentle), tunggu sejenak sampai berat berpindah kedepan menekan ban depan baru kemudian menambah tarikan tuas rem. Cara itu supaya ban depn tdk mengunci.
Di jalan raya boleh aja memulai dg rem blkng dulu atau berbarengan. Di wesite2 sendiri pun ada perbedaan metode. Jdi dimohonken hormati jga yg berlainan metode.
Ya udh ini ngak akan ada habisnya berputar terus hehe
Hanya tolong jga fahami bahwa teknik lain pun jga tepat. Kecuali sdh jdi kesepakatan konsesus bersama bahwa metode ini yg paling tepat, yg lain tdk.
Mungkin Bapak sdh fit teknik ridingnya sperti itu jdi ya silahkan aja
Sama jga tdk ada pembalap yg meng klaim kalau pake rem blkng itu salah. Ada yg pake ada yg ngak. Hanya kalau disirkuit setau sy tdk ada yg inisiasi rem blkng duluan.
Silahkan sekali-kali test di sirkuit dlm kecpatan tinggi kemudian ambil braking point umum dg memulai rem blkng duluan.
Klau sy orang awam Pak ngak ngerti ngebut disirkuit kaya apa hehe
D sirkuit nanti bisa tanya Pak kalau ada pembalap pro atau yg rutin trackday.
– Apakah inisiasi hard braking itu harus rem blkng dulu?
– Apakah trail braking menyebabkan lowside?
– Apakah akselerasi di ujung tikungan R2, R9 dan R12 Sentul kalau terlalu bnyk throttle bisa lowside?
cepatnya ducati adalah di corner exit, sementara cepatnya M1 di mid corner. M1 cepat hanya kalau pakai ban soft atau aspal nggak panas 40 derajat. Karena kalau pakai ban keras atau cuaca panas maka grip berkurang.
Hard braking ducati butuh rem belakang juga. Ducati butuh wing nggak hanya saat mengerem saja tapi juga saat menikung.
Trail braking nggak harus pakai rem depan, apalagi kalau ban depan sudah terbebani.
Eh kok bahas ke rem saat sirkuit lagi, nggak ada urusan dengan rem harian.
Bagus kalau mendadak bisa ingat ngerem pelan dulu. Tapi banyak bukti bahwa yang sudah latihan mahir pun masih ndelosor karena ngerem depan kebanyakan.
Terserah bila rem belakang hanya jadi boleh. Kalau untuk saya rem belakang dulu itu wajib kalau ingin aman. Jaga jaga kalau nanti pas panik mengurangi resiko ndelosor.
Tepat atau tidak itu harus pakai bukti. Dan ada riset di jerman yang menunjukkan bahwa 20% dari korban kecelakaan motor terjadi dengan ridernya jatuh sebelum impact. Itu parah.
Saya sendiri pengalaman bertahun tahun pakai rem depan dulu merasakan sendiri bahayanya ngerem depan dulu dan tidak menaruh jari di tuas rem.
Sekali kali coba ngerem matik Vario atau Beat atau scoopy CBS pakai rem depan lalu belakang secara singkat. Kalau rem CBSnya masih sesuai pabrikan bakal ngeri banget.
He he diulang terus, sy udh sebutkan jga M1 stabil di mid corner. Corner speed JL dulu paling istimewa.
Ducati stabil hard-braking, tpi ngak bagus cenderung undrsteer msuk tikungan atau di mid corner. Makanya JL pake rem blkng masuk corner yg dia ngak pernah pake sebelumnya wktu bawa M1. Exit corner itu fase akselerasi. Kmaren mnurut JL motor cenderung Wheelie terus.
Bisa jdi pertanyaan: Apakah JL mulai fase pengereman dg rem blkng lebih dulu baru rem dpn?
Trail braking di sirkuit diawali dg rem depan-belakang sampai di mid-corner sebelum apex. Atau rem dpn saja utk rider yg ngak pake rem blkng. Ini yg di ajarkan mainstream. Silahkan cek di buku2 tentang teknik balap, artikel2 di website. Mengkoreksi motor terlalu cepat di mid-corner saat sedang miring baru boleh dikasih sedikit rem blkng. Hany biasanya kalau lean angle nya terlalu rebah, di tkungan ke kanan tdk bisa tekan rem blkng karena mentok ke aspal.
Kalau Bapak trail braking di jalan umum pake rem belakang boleh-boleh aja. Mnatap itu hehehe
Di jalan umum apa yg jdi point pentingnya perbedaan rem blkng dulu atau bersamaan rem dpn-blkng atau rem dpn dulu di ikuti rem blkng. Kalau ternyata transisi perpindahan berat nya tepat. Menunggu front end terima beban dulu sebelum menekan tuas rem dpn lebih keras, perbedaan itu ngak begitu siknifikan.
Yg ngak boleh itu langsung tarik pol tuas rem dpn, tanpa menunggu sepermilidetik dulu. Membuat ban dpn mengunci. Dan itu di ajarkan di safety riding.
Motor jatuh sebelum impact berarti ban dpn sdh mengunci lebih dulu. Itu bukan akibat tdk dahulukan rem belakang, tpi tuas rem dpn ditarik lngsung secara pol (handful brake). Yg salah orangnya tdk menunggu beban berpindah ke dpn dulu, bkn metodenya.
Menurut sy yg super awam ini metode hard braking yg ada utk di jalan raya bener semua. Jdi mohon sekali lgi jngn menganggap Bapak ini paling bener yg lain ngak tepat. Kecuali telah ada konsensus bersama dri para ahli-ahli riding technique dunia bahwa metode ini yg paling afdhol hehe.
Macem-macem motor yg wheelbase panjang sperti chopper, sport-tourer. Wheelbase pendek sperti sportbike. Skuter matik dll. Distribusi beratnya beda-beda, dg itu metode inisiasi hard braking jga dapat berbeda-beda.
Ok kita sudahi aja, krena akan muter2 terus ini. Silahkan dg metode mulai rem blkng dulu. Dan rider lainnya rem dpn dulu atau secara bersamaan, urutan intensitas rem dpn lembut-keras-lembut. Yg penting selalu drive safely dan jngn ngebut.
ok.
sama, jangan menganggap Bapak ini lebih benar dari saya juga.
oh iya, soal referensi, bila kita buang referensi balap, di dunia ada tiga aliran mana dulu yang didahulukan saat mengerem. Inggris CBT trainer depan dulu. ujian sim amerika bersamaan, klub HD amerika belakang dulu.
Nggak ada kesepakatan.
Lucu jga hehehe. Justru sy ngak pernah bilang metode yg mana yg paling bener. sy bilang semuanya bener, coba dicek kalimat sy sebelumnya.
Itu sdh mewakili pendapat sy
Harley udh pernah test blum Pak? Ultra Limited, itu beratnya manthap. Nah rem blkng bisa duluan, atau bersamaan dpn blkng. Harley ukuran besar wheelbase panjang, berat di belkng jga bnyk, pitch tdk begitu nukik kalau hard braking.
Nah krena Bapak jga udh menyebut rem blkng dan balap motogp. Sy ingin tau apa ada yg pakai rem blkng lebih dahulu pas hard braking. Kalau ada nanti kabrin sy.
bukan asumsi semata…saia baca pelan-pelan dulu pak, tumben panjang artikelnya, takut salah
Biasanya kan juga panjang lebar pak.. terima kasih selalu membaca dahulu sebelum komen pak. Btw, itu fakta loh, bukan asumsi
Saya pernah diskusi panjang sama bekas instruktur safety riding inggris yang pakai metode sama seperti di artikel. tidak bisa menunjukkan bukti riset atau video komparasi.
tahu penjelasan berdasarkan fakta itu darimana?
menyimak …saya ndak bisa komenv
dari banyak video youtube yang jatuh saat mengerem, semuanya terjadi karena mengerem depan. beberapa ada yang sudah nuruti ajaran ngawur tidak menaruh jari di tuas rem. tapi tetap saja bikin ban depan ngelock.
Di indonesia kasus terkenal ya R25 vs ayla.
tahu habis habisan dari mana? treshold braking itu akan bikin suara ban cit cit cit. kalau selip suaranya beda.
yakin cbsnya masih fungsi? kalau pakainya rem depan saja nggak akan berasa bedanya. baru terasa mematikannya bila pakai rem belakang sesudah rem depan.
tapi sekali lagi, kalau rem depannya nggak pernah sampai bikin ban depan bunyi, ngerem sama sekali nggak bunyi, ya termasuk slow braking.
Saya pernah baca ada yang saat pakai ABS kaget karena bisa ngerem jauh lebih pendek. aneh karena kalau di balapan yang pakai ABS yang bakal kalah.. Itu artinya biasanya ngeremnya nggak pernah maksimal walaupun sudah merasa habis habisan.
Kalau matic saya usahakan gak over speed om. Karena bagaimanapun kemampuan ciet nya gak akan mampu sepakem motor sport maupun moped. Jadi gak akan ngaruh walaupun udah pake cbs atau enggak. Sebab di jalan kita juga harus pinter2 baca kekuatan motor sekaligus kemaksimalan pengereman. Gak asal betot hingga akhirnya membuat lepas kendali
Grip ban depan akan tergantung seberapa banyak bebannya. Matik itu lebih berat di belakang. Grip ban depan tentu akan lebih sedikit dari motor sport. Apalagi saat belum terjadi weight transfer. Untuk itu cara pengereman perlu dibedakan.
Kalau ngeremnya mengandalkan rem depan, tentu kesannya motor matik nggak sepakem motor sport. Padahal sebenarnya sama sama bisa dibuat pakem.
CBS itu beda beda. Honda murah CBSnya nggak bisa disamakan dengan Honda mahal.
Motor sport pun jangan overspeed. r25 vs ayla adalah bukti nyata bahayanya ngerem mengandalkan rem depan.
saya beberapa kali rem mendadak mendahulukan rem depan, baru menarik rem belakang
saya pake vario 125 esp ndak ada masalah d kecepatan tinggi dr 90 km/h hingga berhenti bahkan ban tidak sampe berdecit saat hard braking ( ban depan standar federal 80/90, blkng FDR sport XR evo 100/80 ), rem belakang lbh bnyk d pake saat koreksi arah d tikungan
klo hujan dan jalan berpasir ya kurangi kecepatan lah maks 40 km/h
apa lg klo d jalan tanah liat spt d t4 saya, lbh ekstrim lg dah klo hujan
Nah kan, ketika jalanan gak mendukung baru lihat sikon.. joss msbro..
Mengapa kok ban tidak berdecit dibilang hard braking? tahu hard brakingnya itu darimana?
Itu menurut saya ngerem santai, karena tidak mendekati limit grip ban. Tapi kalau ngeremnya depan dulu memang harus begitu. Ngerem lebih aman dibuat lembek. Tapi resikonya ngerem bakal nggak nutut kalau pas butuh berhentinya cepat.
Beh komenannya mantep.
Jangan lupa sy tunggu ini Pak.
Siapa pembalap di motogp (top level) yg inisiasi hard braking dg tekan rem blkng lebih dahulu ? atau pembalap WSBK jga boleh
Atau mungkin Zarco wktu crashed di Qatar. Ada pernyataan dia di crashnet atau GPone, David Emmet (motomatters) dan lainnya bahwa seharusnya menekan rem blkng dahulu, baru rem dpn.
Sy bener2 pengen tahu nih
Komentar saya sebelumnya kan lagi bicara teknik safety riding pengereman mendadak untuk harian. Nah bapak lalu komen soal sekolah balap mana yang mengajarkan pakai rem belakang duluan. entah mengapa kok bapak tahu tahu membahas soal sekolah balap, karena saya waktu itu sedang bahas mengerem mendadak harian.
Bukannya saya sudah bilang bahwa kalau untuk balapan itu beda dengan untuk harian? motogp itu butuhnya mendekati limit dan kepraktisan. Lagipula jatuh ndelosor gara gara rem depan kalau di motogp juga relatif aman. Beda dengan kalau harian, ndelosor bisa bakal lebih parah cederanya.
Kalau harus menyebut pembalap, maka kemungkinannya adalah lorenzo dan casey stoner saat pakai ducati. Karena cuma ducati yang kalau ngerem butuh rem belakang juga. Tapi mana tahu, mereka jarang sebut detil kalau ngerem bagaimana.
Kalau mengerem belakang duluan itu nggak cocok untuk dunia balap ya sudah. no problem. Toh sudah pada tahu perilaku motor dengan slick tire beda dengan kalau street tire. Dan banyak perbedaan lain.
Menerapkan teknik pengereman motogp di harian itu perlu dipelajari dulu. Jangan sembarangan.
“Nggak pernah ngesot karena ngeremnya nggak maksimal. kalau maksimal ya seperti zarco, pedrosa, marquez, yang walau sudah tahunan ngerem pakai rem depan masih bisa jatuh juga di balapan di sirkuit yang jauh lebih bagus jalannya dari sentul.”
“grip ban depan akan lebih sip kalau remnya belakang dulu baru depan.”
“lorenzo pernah mengklaim bahwa vinales lebih kencang karena bisa pakai rem belakang.”
“Iya, memang harus diikuti dengan rem depan setelah pakai rem belakang. Justru makin kencang makin bahaya pakai rem depan dulu.”
“rem belakang dipergunakan untuk membuat rem depan jadi pakem karena ban jadi lebih menekan jalan.”
“Bisa lihat sendiri di video motogp, banyak yang jatuhnya gara gara rem depan. Sejago jagonya bisa salah perkiraan juga”
– Bapak konteks nya rem blkng lebih dulu. Sy hanya ikuti arah komen nya aja di atas.
– Bapak membawa ilustrasi di balapan motogp dan inisiasi pengereman blkng dulu. Krena itu sy asumsikan ada korelasi antara keduanya.
– Motogp-WSBK memang biasa inisiasi rem dpn dulu atau bersamaan dg rem blkng. Dan teknik ini yg dipakai mayoritas sejauh sy faham. Nah Bapak kan bawa konteks rem blkng dulu dan contoh motogp jga. Itu yg sy tanya korelasinya apa ? Karena Bapak yg menyebutkan sendiri.
– Sy justru ngak sebut teknik ngerem motogp itu bisa diaplikasi harian jln raya. silahkan cek kalimat sy di atas. Yg sy ingin tahu hubungan rem blkng dulu dan motogp sperti yg Bapak sebutkan di atas.
Ya sudah, salah pengertian. Saya sedang bahas untuk harian, eh bapak tanya sekolah balap mana yang ngajari, saya pikir mau menerapkan ajaran sekolah balap ke harian.
Lagipula juga beda. pengereman mendadak itu bahasa inggrisnya emergency brake. Sementara teknik balap itu bukan emergency brake, tapi hard brake. antara mengerem karena kaget vs mengerem ekstrem yang direncanakan.
Kalau sudah rencana, tentu kekuatan tangan sudah disadari. Kalau pas kaget, kekuatan tangan bisa tidak terkontrol.
Bila ahlinya ngerem rider motogp mengerem pakai rencana saja bisa jatuh saat pakai rem depan, apalagi kita orang biasa yang ngerem depan saat kaget. Resiko bakal lebih besar.
Kalau tidak dalam keadaan emergency, ya ngerem santai saja. Saya biasakan ngerem belakang dulu, karena beberapa tahun sebelumnya saat masih hobi pakai rem depan dulu, saat pas kaget seringnya hasilnya kacau.
Kalau nggak kagetan ya terserah.
Mungkin Bapak sdh mahir dg rem blkng dulu. Tpi ada jga rider2 yg lain disini sdh terbiasa dan mahir dg inisiasi rem dpn dulu atau bersamaan rem dpn-blkng sperti yg udh di ajarkan kelas safety riding.
Tiap orang berlainan tingkat refleks, determinasi. Dan jga memang ada beberapa teknik yg bisa di aplikasi di jaln raya. Maka itu sy yg awam ini bilang semuanya bener.
Trimakasih udh dikasih tahu istilah rem mendadak emergency brake dan hard braking di motogp.
Maka itu sy ingin tau hub apa motogp crash krena rem dpn dg konsep inisiasi hard braking rem blkng dulu.
Motogp bisa jatuh krena human error , bkn metode nya yg salah. Tpi hrus di fahami jga teknik hard braking jalan raya apa itu mulai dpn dulu atau secara berbarengan dg blkng atau jga blkng dulu tetap ngak menjamin dlm situasi emergency kalau ridernya kurang latihan membiasakan.
Intinya teknik mana pun bisa dipakai yg penting latihan terus.
Ok kalau bgitu case clear. Wass
Resiko antara ban depan selip itu beda dari kalau ban belakang yang selip. Tidak sama. Tapi itu pendapat orang luar negeri sih. Kalau lokal saya nggak tahu. bisa jadi dianggap rem depan selip dianggap lebih aman karena yang diajarkan ngerem depan dulu.. Menurut saya ngerem depan dulu tidak aman.
Safety riding itu tujuannya aman. Menurut saya di motogp itu mengerem dengan berusaha mendekati limit. Mendekati limit = tidak aman.
Contoh crash di motogp saya maksudkan sebagai contoh resiko bila mau meniru pakai rem depan. Yang tiap hari latihan saja bisa salah, apalagi kalau yang tiap harinya nggak cuma ngerem santai?
Kondisi jalan di Indonesia juga nggak bisa disamakan dengan lintasan balap motogp. Jalan yang kelihatannya bagus, tapi ternyata licin. Kalau sudah begini, mengerem depan lebih beresiko. Seandainya latihan terus menerus itu mencakup semua kondisi jalan, apa dijamin akan bisa selalu memprediksi kondisi jalan?
Oleh karena itu, kata kata mahir pakai rem depan itu relatif. Orang yang mengaku mahir pakai rem depan, kebanyakan tenaga pengereman nggak pakai variasi (itu jawaban waktu saya tanya). Dari awal sampai akhir tenaga dibuat sama. Ada juga yang menekan makin lama makin kuat (kok rasanya jarang ya), tapi saya belum pernah dengar yang ngeremnya sampai ban depan teriak. Mengerem tanpa bunyi menurut saya belum maksimal.
Memaksimalkan ngerem sampai ban depan bunyi itu ngeri. Paling tidak itu yang saya rasakan.
Kalau ada yang saat kaget bisa ngerem sampai ban depannya bunyi kencang tapi tidak sampai ngelock, maka itu orang mahir. Apa yang dibilang bapak mahir itu yang seperti itu juga?
Bila iya, maka top deh.
Kalau menurut saya, mengerem mendahulukan rem depan itu butuk skill tinggi, sementara itu banyak pengendara itu skillnya rendah. Untuk lebih aman, lebih baik pakai rem belakang dulu yang resikonya lebih rendah.
Sy bkn ahli safety riding seperti Bapak apalgi pembalap. Tpi setidaknya sy baca-baca bahwa tdk ada konsensus yg menyatakna bahwa teknik ini paling tepat dri yg lain . Terjdi perbedaan di luar sana. Inisiasi rem blkng duluan atau inisiasi rem dpn lebih dulu atau bersamaan dg blkng itu boleh-boleh aja.
Point pentingnya bgaimana aplikasi rem dpn secara progresif. Dimulai lembut (gentle), tungu dlm fraksi milidetik sampai terjdi transfer berat ke ban dpn, fork terkompres, baru kemudian menambah lgi intensitas tekanan rem dpn.
Tujuannya adalah motor sampai pada fase menukik kedepan, berat berpindah mayoritas kedepan, dimana hanya sedikit beban yg ada di ban blkng. Memakai teknik manapun. Kmudian deselerasi se efektif mungkin.
Sy jga yakin ngak mungkin rider bisa lngsung berada pada ujung batas antara ketersedian grip dan mulai skidding atau bahasa kerennya threshold braking yg Bapak sampaikan. Perlu latihan secara terus-menerus. Mungkin Bapak levelnya udh sampe disitu.
Tapi sy jga ngak pernah mau merendahkan siapapun. Bisa jdi bnyk rider di blog om Motomazine ini yg jga riding skill nya sdh tingkatan mahir, melalui cara inisiasi hard braking menekan bersamaan dpn-blkng misalnya.
Sy jga tdk mau menganggap instruktrur2 safety riding disini salah semua kalau teknik inisiasinya berlainan dg metode Bapak. Jam terbang mreka udh sngat bnyk. Krena sperti yg sy katakan sbelumnya, tdk ada kesepakatan yg mana paling efektif….
Disini sy merujuk dlm konteks sport bikes dg wheelbase pendek.
Sy sdh tulis di atas jga bahwa bisa aja inisiasi hrd braking berlainan mengikuti karaktersitik fisik motor. Chooper, Harley Davidson dg wheelbase panjang dan berat sperti Bapak sebutkan jga di atas adopsi teknik rem blkng dulu. Sport-tourer, skuter-matik pasti berlainaan menyangkut distribusi berat.
Maka itu tdk ada konsensus di luar sana yg mana paling hebat.
Sama jga ilustrasi pembalap pro pakai rem blkng atau yg tdk pake. Atau turun kaki (leg dangle) pas hard braking dan yg tdk. Tdk ada yg saling klaim paling hebat.
Itu aja maksud sy. Klau Bapak udh sreg hard braking rem blkng dulu silahkan aja. Sekali lgi mohon bahwa hormati jga yg lain dg teknik berbeda.
Krena menurut sy yg kurang ilmu ini, seandainya emergency braking dri kecepatan 100 km misalnya dan jarak impact yg sangat dekat. Berapa perbedaan waktu yg diperlukan utk bereaksi dlm fraksi seperseribu detik antara teknik inisiasi rem blkng dulu dg teknik rem dpn bersamaan rem blkng.
Apa akan ada perbedaan siknifikan?
Mnurut sy teknik inisiasi rem dpn-blkng berbarengan akan memotong wktu lebih cepat menuju fase motor menukik, transfer berat mayoritas sdh berada di front end. Dri pada teknik rem blkng dulu. Ini konteks sportbikes wheelbase pendek.
Yang penting tahu bahwa inti dari safety riding adalah cara yang lebih aman. Kalau percaya bahwa ban depan selip itu lebih berbahaya, maka ya jangan ngerem depan dulu. Contohnya Honda internasional, mereka sampai terpaksa bikin delay valve di CBS KW 1 untuk mencegah ban depan ngelock saat CBS dipakai.
Percaya bahwa ban belakang selip itu berbahaya bukan alasan untuk mendahulukan rem depan. Kan ada cara ngerem barengan juga. Mau pakai rem depan dulu silahkan, tapi harus ada alasan keamanan yang kuat.
Mendahulukan rem depan nggak bisa pakai alasan beban ada di depan saat ngerem, Karena perpindahan beban kan nggak terjadi mak jleg langsung 100%. Kalau belum di rem ya belum berpindah ke depan. Sebelum ngerem grip ban depan bisa jadi lebih kecil dari ban belakang. Lagipula memindah beban ke depan kan bisa juga dilakukan pakai rem belakang, kan grip rem belakang saat permulaan pengereman itu bisa lebih besar dari ban depan.
Selain dari waktu aktifasi, kekuatan pengereman juga penting. Percuma respon cepat tapi tenaga terlalu lembek, sama saja berhentinya nggak cepat. Di uji pengereman mendadak inggris pemakaian rem depan nggak efektif juga bisa menggagalkan uji SIM, nggak butuh cuma timing saja, tapi juga seberapa efektif pakai remnya.
Kalau sudah tahu bahwa mahir pakai rem depan yang benar itu harus mendekati limit dan tidak ngelock, top deh. Banyak peserta CBT dan bahkan trainernya bilang itu tahapan yang susah. CBT adalah salah satu lembaga yang menganjurkan pakai rem depan dulu.
Tahu untuk bikin roda depan tidak ngelock itu masih belum mahir oleh mereka. Mereka pakai acuan slip angle kalau tidak salah.
Bapak ini muter2 terus padahl sdh berkali-kali sy sampaikan. Coba baca lgi tulisan sy. Harusnya ngak usah di ulang-ulang.
-Tdk ada konsensus di luar sana yg menyatakan bahwa metode rem blkng dahulu itu lebih tepat dri pd inisiasi rem dpn-blkng bersamaan misalnya. Krena itu sy tdk bilang mana yg paling tepat, semuanya bener.
– Tipe motor jelas macem2, dri bobot (wet weight), distribusi berat, wheelbase, chassis geometry. Chopper, sport-tourer, supersport, sportbike, skuter matik dll dimana masing-masing berlainan. Utk itu aplikasi teknik pengereman mendadak disesuaikan dg karakteristik fisik motor. Maka tdk ada statement dunia bahwa teknik ini paling bener dri yg lain.
– Sy faham sekali walaupunn bukan ahli sperti Bapak. Sperti sy sdh sebutkan berulang-kali sebelumnya. Inisiasi hard braking harus dimulai dg tekanan lembut (gentle), bukan lngsung secara kuat (handful brake) krena dpt mengunci ban dpn. Tunggu dlm milidetik sampai berat berpindah (transfer) ke dpn. Kalau fork sdh terkompres baru diberikan tekanan semakin keras.
– Targetnya adalah itu, motor menukik (pitch) ban depan sdh menerima beban mayoritas. Apakah melalui teknik bersamaan rem dpn-blkng atau teknik rem blkng dulu.
– Sy sdh sebutkan jga rem dpn dpt semakin keras kalau transfer mayoritas berat sdh di front end. Jdi sy ngak bilang lembek. Hanya utk mencapai zona grip di ujung batas antara garis ketersediaan grip dan mulai skidding atau mengunci itu harus latihan terus. Ngak bisa lngsung dapet.
– Pertanyaannya seandainya emergency braking dri kecepatan 100 km/jam misalnya menuju jarak impact yg sangat dekat. Berapa perbedaan waktu yg diperlukan utk bereaksi dlm fraksi seperseribu detik antara memakai teknik inisiasi rem blkng dulu dg teknik rem dpn bersamaan rem blkng.
Apa akan ada perbedaan siknifikan di antara kedua teknik tersebut?
Dlm proses ini kita jngn bicara ban dpn sampai mengunci. Kita bicara aspal kering dan bersih (dry & clean surface). Krena memakai teknik manapun ban dpn nge lock tetap bisa terjdi krena ada faktor lain di jalan. tetesan oli, berpasir, air coolant radiator mialnya.
Mnurut sy atau dg rider2 lain yg memakai teknik sama. Teknik inisiasi rem dpn-blkng berbarengan akan memotong wktu sedikit lebih cepat menuju fase motor menukik, dan transfer mayoritas berat sdh berada di front end. Dri pada teknik rem blkng dulu. Atau paling tdk hasil efektifnya sama misalnya. Jdi tdk masalah kalau memakai rem dpn-blkng secara beramaan.
– Kalau hasil akhirnya ngak begitu sifknifikan atau sama aja, maka tdk jd masalah teknik mana yg digunakan. Tapi tetap harus dihubungkan dg tipe motor yg dibawa.
– Bapak menyebut club Harley D Amerika memakai rem blkng lebih dulu. Sy sdh test HD Ultra, wheelbase panjang, center of gravity rendah dan berat. Tumpuan beban di bag ban blkng jga bnyk. Feel bawa nya jelas beda dg sy bawa sportbike. Walupun sportbike sy jga termasuk berat. Inisiasi tekan rem blkng lebih dulu jelas tepat karena grip ban blkngnya bnyk. Tapi sy tetap inisiasi rem dpn-blkng secara bersamaan.
– Kebiasaan sy rem bersamaan dpn-blkng sejak masih kuliah 26 th yg lalu. Diajarkan oleh pembalap superbike Pk Effendi Bar. Klau pas lgi di sirkuit jga suka tanya2 (coaching) dri pembalap2 dulu sperti Pk Deden Arsyad. Mreka mengajarkan hard braking dpn-blkng secara bersamaan utk di jalan. Kata mreka kalau di sirkuit boleh2 aja ngak pakai rem blkng. Sy ngak pernah ada problem saat emergency braking di jalan Alhamdulillah. Yg penting jngn memulai tarik tuas rem dpn langsung full keras (handful brake) yg akan membuat ban dpn mengunci. Tpi dg gentle-hard-gentle. Dan dri dulu teknik nya memang sdh sperti itu.
– Paling terbaik jngn ngebut di jalan. Teknik emergency braking apapun tdk akan menolong apabila ngebut dan mendadak muncul objek dg jarak impact yg sdh sangt dekat. Misalnya tiba2 orang nyebrang, atau kendaraan masuk ke jalan.
– Silahkan Bapak kampanyekan metode rem blkng dahulu. Hanya tdk perlu merasa paling tepat dri teknik lainnya. Menganggap hard brakingnya kurang lah karena ngak sampai keluar suara ban depan berdecit.. Belum tentu, siapa tau sdh bnyk jga rider yg mencapai level sperti Bapak. Baiknya bersikap husnudzon aja dg yg lain. Seperti yg sy ulang2, tdk ada konsensus dunia bahwa teknik rem blkng lebih dulu harus diterapkan pd semua tipe motor. Selain dri teknik itu harus di eliminasi misalnya.
Tidak ada. Karena karakteristik tiap tipe motor sendiri berbeda-beda.
– Sy pkir cukup karena pasti akan muter2 terus di ulang2. Buang energi pikiran.
Top.. penjelasan yang sangat mudah dicerna om
Perasaan di komen terakhir saya tidak memaksakan harus belakang dulu?
Soal waktu respon, sudah saya coba. Di matik 110cc, nggak merasa ada beda jarak pengereman dari kecepatan 60km/jam antara ngerem depan dulu vs ngerem belakang dulu. Toh waktu pakai depan dulu ngerem nggak langsung keras. Tapi kalau ngerem depan dulu terasa grip depan lebih lemah.
Soal konsensus, sepertinya semua pada setuju bahwa ban depan selip itu jauh lebih berbahaya. Entah kalau Indonesia beda sendiri.
Btw, ada kok rider Harley Davidson Indonesia yang bilang kalau ngerem harus depan dulu. Orangnya pengajar safety riding juga malah. Dan saya anggap itu salah.
Dari riset, 12% kecelakaan motor di jerman rider jatuh dari motor katanya karena ban depan ngelock. Menurut saya ngerem depan duluan itu butuh skill yang sangat tinggi. Butuh skill tinggi = resiko tinggi. Semoga tidak ada yang memaksakan pakai rem depan dulu hanya agar biar dikatakan jago / mahir.
Bapak ngerem pilih bersamaan silahkan. Yang saya protes itu kalau ngerem depan dulu. Lihat deh komen nomer 1.
Kalau saat mengerem bersamaan bisa menjamin bukan ban depannya yang ngelock duluan rasanya tidak masalah. Takutnya depan duluan yang aktif, seperti misalnya di motor yang depan pakai cakram dan belakang tromol. Kalau bersamaan bisa jadi cakram yang mengigit duluan.
-Sy jg sdh sebutkan sebelumnya kecelakan terjadi ban dpn ngelock sebelum impact bukm metodenya yg salah tpi ridernya terlalu kuat tarik rem dpn atau lngsung full braking (handful brkae) inisiasi pertama kali. Hard braking rem blkng dulu pun bisa terjadi locking kalau terlalu kuat atau ada faktor lain di permukaan jalan.
-Coba test 100km/jam antara rem dpn dulu, rem dpn-blkng bersamaan dan rem blkng dulu. jarak impact pendek. kalau pelan lain cerita.
– Maksud sy konsensus yg menyatakan bahwa rem belakang lebih dulu paling tepat dri metode lain. Tidak ada itu. Dri kata-kata sy sebelumnya tdk sebutkan merujuk konsensus ban depan selip lebih berbahaya. Wah ngaco ini
– Harley jga ada yg sportbike, tipe sportster wheelbase pendek. Kembali lgi ke ber macam-maacam tipe motor yg jga sudh sy sebutkan di atas akan mempengaruhi karakteristik handling, hard braking.
– Bapak ini yg membawa metode rem blkng dulu ksini, yg mana sy maupun om Motomazine dan lainnya tdk merasa berkeberatan memakai teknik masing-masing. Bapak menganggap hard braking yg disini blum pd optimal kurang keras. Lha yg bahasanya keberatan siapa?
– Nanti kalau sy minta Bapak test dulu hard braking dri 240 km/jam di sirkuit pake supersport 600 masuk R1 gimana?
– Sebaiknya ngak usah pake protes2 segala lah. Berprasangka baik husnudzon itu lebih tepat. Jngn merasa paling bener paling hebat.
– Ok sy ngak akan balas lgi. diskusinya jdi aneh ini muter2.
Wassalam
Sabar om..haha
Siyap om …hehehe
Josss..
kalau rider jatuh gara gara pakai rem depan dulu itu pasti 100% salah ridernya ya? Nggak mau disalahkan metodenya ya? kalau ada puluhan yang celaka, berarti puluhan orang itu salah semua ya?
no comment deh. Dimana mana yang ngajari rem depan dulu ngomongnya sama, begitu semua.
saya memberi anjuran dengan apa yang menurut saya lebih aman. Sampai sekarang saya nggak dengar alasan masuk akal mengapa mendahulukan rem depan lebih aman.
Rider celaka kok selalu yang disalahkan skill ridernya. Tahu rider pada nggak punya skill kok masih dipaksa ajaran yang sama.
Saya betul betul pingin lihat demo pengereman pakai Vario atau beat CBS (yang CBSnya masih fungsi), praktek rem depan dulu lalu rem belakang dengan cepat. Jari nggak ditaruh di tuas rem sesuai ajaran ngawur diatas. Pingin tahu beneran aman apa tidak.
Yang ngajari itu orang Honda. Motor Honda paling laris itu Honda Beat. Orangnya nggak bilang kalau motor beda harus ganti cara pengereman. Jadi pembaca tentunya menganggap bahwa yang diajarkan cocok juga untuk Honda Beat ESP CBS.
Menurut saya itu bakal bikin celaka. Saya sudah merasakan sendiri ngerinya. Ngawur banget ngajari orang ngerem depan duluan lalu diikuti rem belakang di motor Honda Beat ESP CBS.
Kalau itu dianggap nggak ngawur. Coba dulu deh.
Sbenarnya ngak lucu kalu sy harus ulang2 lgi kelihatan kaya anak kindergarten nanti.
Hehehe dg sangat supaya mohon difahami berdasarkan kapasitas ke ilmuwan Bapak yg tinggi luarbiasa ini. Misalkan ini benar2 jdi permasalahan krusial pasti nya sdh di larang dri jaman dahulu kala. Skrng sdh tdk ada lgi tercantum di textbook dimana-mana.
– Metode tdk salah, human error yg sering terjdi. Maka itu sering diajarkan ngk boleh panik. Klau orang yg panikan sebaiknya selalu menjaga kecepatan di jalan, tdk ngebut dan tetap fokus.
-Teknik apapun yg dipakai kalau panik pasti akan kacau. Tarik rem dpn terlalu kuat ban nge-lock, walaupun sdh tekan rem blkng lebih dahulu.
Apa ada jaminan mutu tingkat International kalau inisiasi rem mendadak blkng dahulu pasti ban dpn tdk akan nge-lock walaupun panik orangnya menarik langsung full (handful brake) tuas rem dpn? apalgi jarak menuju objek impact sangat dekat.
– Kalau motor lari 100 km/jam tiba-tiba rem mendadak menuju objek impact dg jarak sanagt pendek. Lebih efektif mana, rem blkng dulu ataau rem dpn dulu ? Dlm pengertian ban dpn tdk nge-lock, transfer berat sdh berada di front end. Aspal abrasif lengket dan bersih. konteks sport bike wheelbase pendek.
Kalu hasil akhirnya ternyata tdk siknifikan knapa harus dipermasalahkan. Ini cerita ngebut dan rem mendadak di atas 75-100 km/jm dlm jarak impact sangat pendek.
Bapak haqul yakin bahwa hasil akhir teknik menekan rem blkng lebih dahulu akan lebih siknifikan??
– Intinya latihan dan latihan terus sesuai dg teknik mana pun yg ia aplikasikan dan tdk boleh panik.
– Bapak gowes speda balap (road bike)? Nah itu bisa diambil contoh. Area kontak ban dg aspal sangat2 sedikit. Speed di turunan bisa lebih 70 km/jm. Grip ban blkng sangat kecil sekali utk mereduksi speed. Akan dipastikan ban dpn mengunci apabila lngsung tarik kuat. Artinya harus menunggu berat badan rider menekan ke bag dpn baru kemudian meningkatkan tarikan rem dpn.
– Prinsip nya sama, dimulai pengereman secara lembut/halus baru kemudian meningkat. Klau tdk percaya silahkan test. atau naik mountain bike yg ada fork nya dan pakai ban road utk gowes di jalan aspal.
– Kecelakaan terjdi sbenarnya lebih pd kurang patuhi aturan. Selain ngebut, trobos lampu merah di perempatan, terlalu dkt dg kendaran di depan sperti om Motomazine sebutkan. Sy suka lihat pembalap dadakan menikung ala Lorenzo tpi ban nya profil rata bukan bulat utk miring dan di jalan umum pula.
– Jdi sdh lah ngak usah salahkan pengajaran si ini si itu. .
Kalau kata orang2 musti bnyk piknik supaya hati jdi tentram dan selalu husnudzon terhadap yg lain hehe
ini konteksnya ngerem mendadak dengan jarak yang pendek dalam keadaan kecepatan tinggi… Joss om, lanjutkan..haha
Selain kita sendiri mengendarai dengan aman, kita juga harus bisa bereaksi dengan benar pada pemakai jalan lain yang tidak aman.
Contoh kok mintanya motor sport. Acara acara safety riding sama saja, demo kok selalu pakai motor sport. Padahal motor sport di Indonesia sudah nggak laku. Orang lebih pilih beli matik.
Saya nggak berani demo ngerem depan duluan pakai Honda Vario atau Beat yang CBSnya masih berfungsi. Kalau dari sisi kecepatan henti, makin kencang kecepatannya tentu makin berkurang efek pakai rem mana dulu. Kan awalnya cuma sekilas.
Namun walau dari sisi kecepatan henti hampir nggak beda, dari sisi resiko nggak sama. Di motor matik, bagian belakang yang lebih berat. Sebelum ngerem, grip ban depan lebih sedikit dari ban belakang. Sebelum ngerem, nggak mungkin dong ada weight transfer ke depan. Weight transfer tergantung pada kekuatan pengereman. Ada riset yang menyebut pakai rem depan saja daya pengereman 83 % dari kalau pakai kedua rem. Pakai rem belakang saja 49 % nya pakai kedua rem.
Sekilas terkesan kalau pakai rem depan bakalan lebih kuat ngeremnya. Tapi kalau di matik kan sebelum mengerem grip ban depan payah? Dengan mendahulukan rem belakang, saat rem depan dipakai grip sudah lebih besar karena sudah lebih dibebani. Jadi saat pakai rem depan bisa pakai lebih kuat tenaganya daripada kalau diawali pakai rem depan.
saya juga termasuk yang percaya bahwa ban fresh gripnya lebih kuat dari ban yang terusan dibebani. Grip ban yang sudah terbebani (karena pakai rem depan dulu), beda dengan grip ban depan yang belum terbebani (karena pakai rem belakang dulu).
Soal kacau saat panik, saya memilih yang kalau panik lebih sedikit bahayanya. Ngapain menggunakan metode yang kalau salah resikonya besar. Dari pengalaman pribadi, kalau mendahulukan rem depan sudah beberapa kali jatuh / hampir jatuh. Kalau mendahulukan rem belakang nggak sampai begitu.
Intinya, saya secara pribadi sudah bandingkan kedua ekstrem tersebut. Dan rekomendasi saya cara yang benar adalah mendahulukan rem belakang. Cari mati kalau mengerem depan lalu mengerem belakang di Honda Beat dan Vario yang CBSnya masih fungsi.
ini terkonsentrasi pada rem cbs matik. Kalau sport gimana pak? harus rem belakang duluan juga?
Di sport/bebek rasanya nggak sebahaya kalau di matik. Beberapa orang bilang waktu ban depan selip masih bisa recover. Saya juga pernah merasakan sendiri bisa recover.
Tapi saya tetap pilih rem belakang dulu walau di motor sport. Di jalan yang gripnya nggak jelas, cengkraman ban depan terasa jadi lebih sip bila pakai rem belakang dulu.
Ada juga yang pilih pakai engine brake. Enaknya kalau pakai engine brake dibanding rem belakang adalah, ban belakang nggak mungkin selipnya terusan. Paling cuma cit cit sebentar, terus enggak. Asal jangan kebangetan. jangan main setengah kopling.
Sekali sekali silahkan dicoba sendiri.
Sayangnya sudah om..wkwk
Bapak ngopi2 dulu lah biar pikiran santai, jernih. Supaya tdk ada rasa ke akuan, ingin menang sendiri, paling mahir.
Menyadari bahwa ada cara lain yg jga di gunakan rider2 selama ini yg harus dihargai, bukan malahan di under estimasi.
Mungkin Bapak kurang piknik hehehe
Ok sy rasa sdh cukup muter2 nya. Semua sy jelaskan secara mudah.
Misalkan ada pembalap hard braking yg pake rem blkng duluan…Alhamdulillah berarti pendapat Bapak benar adanya. Kalau ngak ada, artinya aplikasi rem blkng lebih dahulu utk hard braking itu tdk bisa di sirkuit. Setidaknya pembalap amatir dan pro. Kalau jalan santai keliling sirkuit bisa aja pake rem blkng terus atau brake markernya ambil paling terjauh.
Rem blkng dulu hanya bisa di jalan raya, yg jga “bukan jdi satu-satunya metode pengereman” secara efektif. Metode lain rem dpn-blkng secara bersamaan jga efektif.
Jdi apa yg dipraktekkan oleh pembalap2 motogp itu udh benar. Bersamaan rem dpn-blkng atau dpn aja bagi rider yg ngak pakai rem blkng.
Yg penting terjdi transfer berat dulu ke bag dpn, sebelum tambah intensitas tekanan rem dpn lebih keras. Dimulai dri lembut (gentle), setelah berat berpindah ke dpn dlm milidetik baru boleh semakin keras supaya ban dpn ngak nge-lock. Bersamaan semakin dikurangi tekanan pd rem blkng, utk mengurangi skidding.
Dlm posisi motor sdh menukik tajam kedepan hard braking, sangat kecil sekali grip ban blkng efektif mereduksi kecepatan motor. Maka itu pembalap pro menggunakan rem blkng kebnykan utk membantu men-stir-mengarahkan motor saat masuk tikungan. Sliding sperti motorcross masuk tikungan. Supaya radius belok dpt lebih tajam ke sisi dalam.
Intinya menciptakan kondisi itu, apapun tekniknya. Apakah bersamaan rem dpn-blkng atau rem blkng dulu kmudian segera tarik rem dpn.
Seberapa keras intensitasnya supaya berada di ujung batas antara masih tersedia grip ban dpn dan tdk sampai mengunci pastinya harus melalui latihan terus.
Ini dlm konteks sport bike yg rata2 dg wheelbase pendek
Demikian Pak dan sy masih tunggu kabar motogp nya
Om Motomazine maaf nih, ane komen melulu disini
Silahkan yg mau pake rem blakng dulu. hehehe
Mungkin om Motomazine minat?
Ini saya baru baca, komennya bisa bersahut-sahutan panjang begini. Kalau saya pikir tidak ada metode pengereman yang mutlak pas digunakan untuk semua kondisi. Banyak parameter yang perlu dipertimbangkan, antara lain kondisi jalanan, desain sepeda motor yang kita kendarai, beban yang ada di atas motor (perbedaan yang signifikan terutama pada saat sendirian dibandingkan dengan berboncengan. Makin pendek wheelbase maka rem belakang menjadi semakin tidak terpakai. Kalau kondisi jalan / aspal bisa memberikan traksi maksimal maka rem belakang juga tidak begitu berguna. Saya pribadi pakai rem belakang jika kondisi berboncengan atau sekiranya aspal tidak bisa memberikan traksi maksimal (aspal basah, ada tumpahan oli/solar atau aspal berpasir). Jika riding sendiri dan aspal kering bersih maka walaupun pengereman mendadak saya akan mengutamakan rem depan. Jika saya pikir perlu bantuan rem belakang barulah saya gunakan.
Kalau dibilang skill orang beda-beda, ya memang setiap orang harus bisa mengukur skill masing-masing dan menyesuaikan caranya mengemudi dengan skill-nya. Kalau dirasa skill kurang maka kecepatan mengemudi harus dikurangi. Metode pengereman apapun yang digunakan tetap akan gagal jika cara mengemudi tidak disesuaikan dengan skill.
Demikian, semoga bermanfaat.
Yang saya debat bukan selagi ngerem tapi awalan ngerem. Itu beda. awalan ngerem saya pakai rem belakang, sementara itu selagi ngerem maka rem depan yang lebih banyak. Terutama kalau lagi jalan lurus, termasuk juga saat jalan licin misal saat hujan mulai turun. mengawali dengan rem belakang membuat rem depan jadi lebih mantap dalam kondisi tersebut.
nah…