Rossi Muda : "Kenapa Mereka Lambat Banget? dan…. Gubrak!"

Diposting pada



Motomazine.com – Salam safety riding masbro… Valentino Rossi menjadi pembalap MotoGP dengan segudang prestasi bahkan hingga sat ini. Masih aktif membalap hingga kini dan perpanjang kontrak sampai tahun 2020 mendatang, Rossi terus berusaha ngantongin berbagai rekor, termasuk 10 gelar juara dunia yang masih diincarnya.

Namun terlepas dari itu semua, cukup menarik sedikit flash back ke Rossi muda. Pembalap Italia yang sering bikin “onar” dengan merecoki pembalap-pembalap seniornya saat itu.
Bukan dengan motor canggih penuh kontrol traksi dan elektronik, namun dengan kuda besi 2-tak 500 cc yang binalnya ampun-ampunan. Inget banget Cak saat itu, mmz masih SMP dan mulai tertarik dengan pembalap dengan nomor 46 ini.
Aksinya yang cenderung sakarepe dewe sangat menarik perhatian saya kala itu. Termasuk selebrasi-selebrasi unik dan nyeleneh yang selalu dipertontonkan.
Namun tahukah anda Cak, Rossi ternyata juga berproses. Dia belajar dari semua yang dialami kala itu. Termasuk harus jatuh bangun saat coba menaklukkan ganasnya NSR500GP miliknya saat itu.
Baca juga:


Di Afrika, tahun 2000 silam, saat Rossi masih pertama membalap dengan motor 500cc, doi langsung mendobrak barisan depan dengan berhasil menempati posisi lima di sesi kualifikasi.
Memulai start dari posisi bagus, ternyata gak menjamin semua berjalan mulus. Pasca lampu merah dipadamkan, Rossi malah tercecer di urutan 13. Namun dengan pasti, 5 lap kemudian doi sudah berhasil meraih posisi enam saat berhasil menyalip Alex Criville, si pembalap Honda pabrikan. Oh ya, saat itu status Rossi masih sebagai pembalap satelit dengan tim Nastro Azzuro.
Valentino Rossi, GP Africa (2000) saat menyalip Criville untuk posisi enam
Namun lagi-lagi, meskipun cukup kompetitif dan bahkan sempat mencatatkan fastest lap, nyatanya Rossi tak mampu mencapai barisan depan.

“Balapan pertamaku di kelas premier adalah di Afrika Selatan tahun 2000,” kenang Rossi.
“Saya melakukan start buruk, namun setelah itu saya mendapatkan fastest lap dengan Honda 500 2 tak saya. Saat tiba di barisan depan, saya berpikir kenapa mereka sangat lambat? Dan sesaat kemudian saya jatuh. Jadi saat itu saya baru sadar kalau pace mereka (barisan depan) bagus, dan saya yang sedikit terlalu cepat,” lanjut Vale.

Tak hanya di Afrika, seri berikutnya Rossi juga terjatuh di Sepang Malaysia. Di Jepang juga Rossi hanya mampu finish di posisi sebelas. Kemenangan pertamanya di kelas premier dia dapatkan saat berlaga di GP500 Donington Park, Inggris.

“Bagi saya, yang paling sulit dari motor 500cc adalah bagaimana mengatur tenaga dan akselerasi, yang mana jauh lebih bertenaga dibanding 250cc. Sangat sulit juga untuk mengetahui batasan ban depan, karena motor itu sangat berat,” tutur Rossi.
“Sangat sulit memahami seberapa jauh anda bisa mendorong,” tambahnya.

Ironis memang Cak. Balap MotoGP jaman dulu dibanding motor prototype era sekarang. Sekarang semua serba terkontrol, serba diatur dengan piranti elektronik canggih. Sangat jauh dibanding balapan terdahulu, dimana motor masih sangat beringas. Salah buka gas, bukan aspal yang anda tapaki. Tapi kasarnya gravel dan rerumputan. Belum lagi kalau highside, beughhhh…ngeri Cak. Semoga berguna… (mmz)


Lebih dekat dengan Motomazine di:

  • e-mail: motomazineblog@gmail.com
  • facebook: motomazine.com
  • twitter: motomazine
  • IG: @motomazineblog
  • Youtube channel: Motomazine
  • WA: 085233819298
  • BB: D8DCFC9A
Gambar Gravatar
Penulis adalah penghobi dunia otomotif yang mencoba berbagi info kepada pemirsa semua tentang berita terbaru seputar sepeda motor, mobil, balap dan MotoGP. Terima kasih sudah berkunjung ke blog sederhana ini dan semoga bermanfaat.

2 komentar

Silahkan sampaikan uneg-uneg pemirsa di sini