Dear PERTAMINA, Harus Banget ya Mainan HP, gak Bisa pake Kartu aja Gitu?

Diposting pada

Motomazine.com – Saat ini bumi Indonesia tengah ramai dengan gonjang-ganjing bakal diterapkannya beli solar dan Pertalite yang lebih ribet. Kenapa lebih ribet? Ya karena calon pembeli aka konsumen harus terdaftar dahulu di aplikasi My Pertamina. Di sana nantinya mereka akan mendapatkan semacam QR Code yang akan dipakai ketika membeli BBM jenis Pertalite atau solar, yang biasa orang sebut solar busuk. Dear PERTAMINA, harus banget ya mainan HP, gak bisa pake kartu aja gitu?

Terlalu membingungkan kadang. Kenapa kita harus mainan HP di SPBU. Padahal pihak Pertamina sendiri sudah jelas-jelas melarang mengoperasikan handphone di dalam area SPBU, terlebih di dekat tangki pengisian. Bukan sekali dua kali kejadian, bahkan sudah berulang kali. Mau tahu? Sampean searching sendiri lah, karena fokus kita kali ini bukan itu. Melainkan efektivitas yang lebih baik terhadap pembelian BBM jenis solar dan Pertalite, yang pasti banyak banget orang butuhkan.

Let’s say! Pertama, sampean kudu punya handphone plus kuota. Ya, kalau enggak sampean gak akan bisa ngunduh aplikasi My Pertamina atau login dan menambahkan berbagai informasi di sana. Yang nantinya akan dituker dengan QR Code untuk diiscan saat membeli Pertalite dan solar.

In which kita musti buka HP, nunjukin ke mbak/mas operator untuk men-scan QR Code kita, barulah dilayani melakukan pembelian BBM dua jenis tersebut di atas tadi.

Sampai sini saya mau bertanya. Apakah para jutawan gak akan daftar di sana juga? Kriteria apa yang bisa menjamin bahwa ini si sultan dan ini si (maaf) jelata? Apa yang bisa membedakan untuk itu? Alih-alih menyasarkan BBM subsidi untuk yang berhak, namun fakta di lapangan bisa saja berbeda.

Kemudian, untuk para petani khsusunya. Yang harus membajak sawah menggunakan traktor (diesel) atau mengairi sawah dengan penyedot air bermotor diesel, haruskan mereka nenteng-nenteng smartphone ke SPBU untuk discan? Alih-alih smartphone, handphone monophonic dengan game “snake” saja jarang yang punya. Belum lagi kalau pembelian solar berwadahkan jerrycan gak akan dilayani. Kecuali berlogo kuda laut.

WHY? Kenapa tidak memakai kartu saja yang jelas-jelas lebih mudah, praktis dan aman?

Berkaca saja pada e-toll yang sekarang sudah sukses berjalan dan bahkan mau diganti tanpa kartu. Toh kartu flazz juga lebih gampang didapatkan. Tinggal isi saldo di swalayan-swalayan terdekat dan, just easy as we lick the ice cream!

Prakteknya saya kira juga lebih gampang. Tinggal tempelin kartu bbm ke mesin pompa, dan dengan otomatis saldo akan terpotong sesuai pembelian yang kita lakukan. Habis, tinggal isi lagi. Gampang banget. Gak perlu kita ribet ngeluarin HP untuk menunjukkan QR code. Dan saya rasa juga lebih aman.

Pun dengan pembagiannya. Akan lebih mudah memilah masyarakat berdasarkan kemampuan membeli BBM nya. Gampangnya begini, data saja berdasarkan NIK. Teruntuk pejabat, ASN dan sejenisnya yang bergolongan IV-a atau setara, diharuskan membeli Pertamax. Atau lihat saja penghasilannya. Atau kerahkan perangkat desa untuk melakukan sensus penghasilan terupdate. Nah, dari sana akan kelihatan siapa-siapa yang sangat pantas disubsidi dengan diberikan kartu flazz gratis untuk kemudian diisikan saldo secara pribadi.

Saya kira cara ini, dengan memakai kartu ini akan jauh lebih memudahkan dan mengamankan saat konsumen membeli BBM jenis Pertalite atau solar. Itu uneg-uneg saya, dan semoga berguna. (mmz)

Berikut wilayah-wilayah yang akan menerapkan pembelian Pertalite dan solar via My Pertamina, per 1 Juli 2022:

  1. Kota Bukit Tinggi
  2. Kabupaten Agam
  3. Kabupaten Padang Panjang
  4. Kabupaten Tanah Datar
  5. Kota Banjarmasin
  6. Kota Bandung
  7. Kota Tasikmalaya
  8. Kabupaten Ciamis
  9. Kota Manado
  10. Kota Yogyakarta
  11. Kota Sukabumi

Artikel terkait:

Gambar Gravatar
Penulis adalah penghobi dunia otomotif yang mencoba berbagi info kepada pemirsa semua tentang berita terbaru seputar sepeda motor, mobil, balap dan MotoGP. Terima kasih sudah berkunjung ke blog sederhana ini dan semoga bermanfaat.

Silahkan sampaikan uneg-uneg pemirsa di sini