Tradisi Megengan Jelang Ramadhan yang masih Lestari dan Sarat Makna

Diposting pada

Motomazine.com – Marhaban ya Ramadhan.. Selamat menunaikan ibadah puasa 1442 H pemirsa yang menjalankannya. Kali ini mmz mau ngebahas tradisi yang masih terpelihara apik di masyarakat sekitar saya tinggal. Bukan otomotif sih, cuman tetap saja akan berhubungan dengan lalu lalang, jalan dan  keramaian. Tradisi Megengan. Ya, sebuah tradisi yang masih terpelihara apik, dan bahkan sarat makna terutama bagi masyarakat Jawa.

Apa sih megengan itu? Secara harfiah kata megengan bisa dipisah berdasarkan kata dasarnya yakni megeng, yang artinya menahan. Atau istilah Jawane ki meper sam.

Megeng atau menahan di sini bisa diartikan dengan latihan menahan berbagai hal yang dapat membatalkan puasa. Seperti menahan lapar, haus, dan menahan godaan hawa nafsu. Nah ini yang berat sebenarnya.

Megengan sendiri diwujudkan dengan sebuah ritual genduri dengan membawa ambeng (biasanya berupa nasi plus lauk) yang ditata di atas nampan atau wadah. Ambengan tersebut kemudian dibawa ke masjid atau tempat tertentu untuk dinikmati bersama-sama setelah diadakan amalan dan doa.

Ya, sebuah bentuk rasa bersatunya umat Islam dengan nguri-uri tradisi Jawa. Sebuah acara yang sudah turun-temurun sedari dulu yang ternyata sarat akan makna. Bukan hanya melulu berkumpul untuk makan, melainkan lebih ke persiapan diri secara raga dan mental jelang datangnya 1 Ramadhan.

Megengan ini sendiri biasanya dilaksanakan setelah sholat Maghrib untuk kemudian dilanjut dengan sholat Isya’ dan Tarawih.

Kalau si tempat sampean piye sam? Masih ada juga tradisi megengan seperti ini? (mmz)

Artikel terkait:

Gambar Gravatar
Penulis adalah penghobi dunia otomotif yang mencoba berbagi info kepada pemirsa semua tentang berita terbaru seputar sepeda motor, mobil, balap dan MotoGP. Terima kasih sudah berkunjung ke blog sederhana ini dan semoga bermanfaat.

Silahkan sampaikan uneg-uneg pemirsa di sini